• Posted by : Yuuki Rabu, 30 Desember 2015


    Kingitsune
    (Rubah Emas)
    †††
    By : Ayuni Yuukinojo
    †††
    Naruto © Masashi Kishimoto
    †††
     Pair : ?/Naruto
    Warning :
    Typo, OOC, EYD berantakan, Shonen-ai, YAOI.
    Tak pernah ada yang menyangka bahwa perang besar akan terjadi begitu cepat. Semua mengira dunia sudah cukup damai dengan adanya Negara Elemental dengan Kage mereka yang kuat. Mereka dengan sombong dan penuh percaya diri membangg-banggakan bahwa Kage merekalah yang terkuat. Tanpa mereka sadari bahwa mimpi buruk dari masa lalu akan kembali menumpahkan darah.
    Perang dunia shinobi sudah hampir memasuki babak akhir. Berterimakasihlah kepada Uchiha Itachi dan Uchiha Sasuke yang telah membantu melepaskan pengguaan Jutsu Edotensei kepada para ninja yang dibangkitkan. Berkat itu lawan para aliansi shinobi telah berkurang dengan sangat drastic. Kini lawan mereka hanya tinggal Uchiha Madara. Uchiha Madara?
    Ya. Tak ada yang pernah menyangka awal dari segala penderitaan para Jinchuriki dan kehancuran dunia adalah pendiri dari Konoha. Konoha tentu merasa sangat terpukul akan hal tersebut. Tak manyangka bahwa ninja dari desa mereka lah yang akan membangkitkan monster yang bernaha Juubi.
    Saat ini Mizukage, Raikage dan Tsucikage sedang menghadapi serangan patung mokuton yang tiba-tiba muncul di area peperangan. Mereka bertanya-tanya siapa yang menciptakan patung itu. Sedangkan didua tempat yang berbeda Sasuke dan Menma tengah meregang nyawa.
    Menma jatuh tak sadarkan diri setelah Kyuubi di tarik dengan paksa oleh Madara yang bangkin sempurna setelah Obito dipaksa menggunaka tehnik Rinne Tensei. Saat ini Kushina yang datang bersama para Edotensei hokage terdahulu sedang berusaha menyalurkan cakra Kyuubi pada tubuh putra sulungnya. Wanita itu tak mau kehilangan putranya lagi, dan ia akan melakukan apapun untuk meyelamatkan putranya yang masih tersisa.
    Sementara Menma tengah menerima pertolongan dari Kushina, keadaan Sasuke tak bisa di bilang baik. Cakra dari Karin tidak mencukupi untuk menolong pemuda Uchiha itu. Sudah tak ada yang bisa dilakukan oleh para ninja untuk menyelamatkan sang Uchiha.
    .
    .
    “Bagaimana ini? Cakraku tidak cukup. Sasuke!” gadis Uzumaki itu menangis. Terusmenerus menyalurkan cakranya hingga tubuhnya mulai mengurus. Suigetsu dan Jugo yang ada di sampingnya hanya bisa tertunduk. Tujuan mereka kemari adalah untku membantu Sasuke. Tapi kenapa saat sampai di sini mereka malah terlambat.
    “Hentikan Nona.” Sebuah suara nan lembut mengalihkan perhatian ketiga ninja anggota Tim Taka itu. Di hadapan mereka telah berdiri seorang pemuda bersurai pirang panjang yang menunggangi seekor rubah merah besar berekor sembilan. Sembilan ekor keemasan milik pemuda itu bergerak dengan resah. Di tubuhnya terdapat magatama-magatama hitam dan putih yang menggantung menjadi kalung dan gelang.
    Turun dari tungganganya. Sosok pemuda dengan yukata biru muda bercorak lotus dengan haori putih keemasan itu berjalan mendekati tubuh Sasuke yang terbaring lemah. Bersimpuh di samping Sasuke, tangan tan berjari lentik itu menyentuh dada Sasuke yang terluka. Cahaya keemasan menyinai tubuh pemuda itu dan merambat ke tubuh Sasuke. Darah yang mengalir bergerak perlahan tertarik ke sumber luka. Setelah semua darah masuk kembali, luka mengaga di dada itu menutup dengan perlahan.
    .
    .
    Sasuke memandang kakek tua yang ada di hadapannya ini. Kakek tua yang mengatakan bahwa dirinya adalah reinkarnasi dari putranya Indra begitu pula dengan Menma yang reinkarnasi Ashura.
    Tapi kakek tua yang mengaku sebagai Petapa Rikudou itu juga berkata ia adalah reinkarnasi dari calon ketua klan tengu dari gunung Kurama. Indra adalah sosok pertama dari kelahiran sang Shinjirou dilanjutkan oleh Madara dan dirinya.
    Sebuah cahaya keemasan tiba-tiba menyelimuti Sasuke. Rikodou Sennin tersenyum lembut melihatnya. “Sasuke, sosok yang di tunggu oleh Shinjirou telah datang. Dia adalah adik bungsuku. Bantulah dia menunaikan tugasnya.”
    “Aku tak perduli dengan tugas dari adikmu itu!”
    “Sekarang kau mungkin akan berkata seperti itu. Tapi saat kau melihatnya. Hatimu dengan sendirinya akan membimbingmu menuju dirinya.”
    .
    Mata onix itu terbuka. Memandang langit yang menggelap dengan bulan terang tanpa bintang diatas sana. “Shinjirou. Tidak, Sasuke. Selamat datang.” Sosok pirang itu membantu Sasuke duduk.
    Sasuke kenal suara itu. Sasuke kenal sosok yang bersimpuh di sampingnya itu. Ia kenal dengan mata biru sapphire itu. Sebuah ingatan dalam sekejap memasuki pikirannya. Ingatan tentang seorang pemuda bersurai pirang panjanga yang selalu ia temani di bawah pohon Sakura di bulan purnama. Sosok periang yang tersenyum dan tertawa bersama para rubah jejadian. Lalu berlanjut pada tubuh dingin yang tertidur dibawah pohon Sakura. Tak membuka mata walau sudah berpuluh tahu berlalu.
    Sekarang Sasuke ingat. Dulu dia meninggalkan gunung untuk mengejar jiwa pemuda pirang yang tertidur itu ke dunia manusia. Terusmenerus berkelana hingga ia terlahir sebagai putra sulung Hagoromo berlajut sebagai Madara Uchiha dan kini sebagai Sasuke Uchiha. Setelah ratus tahun akhirnya ia bisa menemukan sosok yang di carinya. Dalam keadaan untuh, dengan tubuh yang utuh, bukan hanya sekumpulan energy jiwa. Sosok yang sangar di rindukan bukan hanya oleh Shinjirou tetapi juga oleh Sasuke Uchiha. “Haruto- Naru.”
    Ah~ mata onix itu terasa sangat perih saat melihat pemuda yang di sayanginya kini ada didepannya dalah keadaan baik-baik saja. Tersenyum padanya, menatapya dengan sangat lembut. “Sepertinya kau sudah bertemu dengan Hagoromo-nii-sama.” Suara itu begitu menenangkan.
    “Hn” bahka Sasuke merasa enggan untuk membuka mulut. Hanya ingin memandang sosok didepannya.
    “Ck. Kukira setelah ingatanmu sebagai Shinjirou kembali, kau akan berubah. Tapi kenapa kebiasaan irit kata itu tak hilang juga.” Ah. Yang ini suara Narutonya.
    “Dobe.”
    “Teme!” cempreng. Entak kemana perginya suara lembut tadi, tapi Sasuke juga menyukai suara cempreng ini.
    .
    .
    BLARRR
    Suara ledakan dikejauhan sana mengalihkan perhatian dua pemuda yang dari dunia-hanya milik berdua yang lain cuma ngontrak-nya. Dapat mereka lihat asap mengepul bersama dengan satu-persatu nyawa yang menghilang. Haruto-kita panggil dia Naruto- dapat merasakan kegelapan yang berasal dari tiga titik didepan sana. Pohon besar yang menjulang ke langit. Cakra yang hampir mirip dengan indra dan sebuah cakra kecil yang melekat pada tubuh seorang pemuda Uchiha yang sekarat. “Sasuke. Ini belum berakhir. Perang ini masih akan terus berlangsung.”
    “Hn. Aku tau.”
    .
    Sebuah gudoudama kecil menerjang Kushina yang masih berusaha menyembuhkan Menma. Sakura yang berada di samping Nyonya Namikaze itu tak dapat membantu membarikan pertolongan. Namun sebelum gudoudama itu mengenai sasaran, sebuan pedang hitam dengan lonceng emas telah memukulnya jauh ke udara lalu terbelah menjadi dua kemudia meledak.
    Mata Kushina dan Sakura membola melihat dua sosok manusia dan satu hewan yang baru saja datang. “Kaa-san. Biar aku yang lakukan.” Mata Kushina tak bisa lepas dari sosok Naruto yang tengah bercahaya menyalurkan sebuah energy menyelimuti Menma. Tak sampai lima detik detak jantung Menma telah kembali dan pada detik ke sepuluh mata itu terbuka. “Kaa-san? Naruto?”
    Tak ada jawaban. Tapi mata biru Naruto memandang Menma dengan lembut. “Kau tak apa Menma?”
    “Ya! Kali ini aku pasti akan menghancurkan Madara!”
    “…” mata biru Naruto kini memandang kesekitar. Ah. Ia kenal energy yang mulai menipis ini. “Kurama. Bawa aku ketempat Guy-sensei.” Tanpa memberi kesempatan untuk Kushina dan yang lainnya bicara, Naruto pergi menunggangi rubahnya.
    “Kurama? Rubah itu Kyuubi? Bagaimana bisa?” Menma memang tak begitu kenal dengan Kyuubi tapi ia tahu nama bijuu itu adalah Kurama. Kenapa Kurama bisa menjadi tunggangan Naruto?
    “Naru-chan…” kushina hanya bisa menatap punggung putranya yang menjauh. Ia tak percaya masih diberi kesempatan untuk menatap putra bungsunya yang telah meninggal. Tunggu bukankah Naruto telah meninggal. “Apa dia juga Edotensei!?”
    “Bukan.” Jawab Sasuke saat hendak menyusul Naruto, tapi langkahnya terhenti ketika tangannya di tarik oleh Sakura.
    “Sasuke-kun jangan pergi! Kumohon jangan tinggalkan aku lagi. Ayo kembali ke Konoha.” Mata Sakura memandang Sasuke penuh harap. Berharap permintaannya akan dikabulkan oleh sang pujaan hati.
    “Memangnya apa yang aku ada di Konoha!?” pertanyaan dari Sasuke tak dapat Sakura jawab. Apa yang ada di Konoha? Keluarga. Tidak. Seluruh keluarga Sasuke telah meninggal. Rumah? Bukan juga. Sasuke mungkin sekarang sudah memiliki rumah lain di luar Konoha. Apa yang ada di Konoha? Dirinya. Benar drirya ada di Konoha.
    “Di Konoha ada aku. Kau takkan lagi kesepian Sasuke-kun.”
    “Tapi aku tidak membutuhkanmu. Dan aku juga tidak membutuhkan Konoha.”
    “Bukankah kau bilang akan menjadi Hokage Sasuke-kun!?”
    “Tidak lagi. Karena aku sudah menemukan dia.”
    “Dia siap-”
    “Sasuke! Mema! Kita harus bergegas sebelum bunga itu mekar sepenuhnya.” Kedatangan Naruto memotong perkataan Sakura. Mata gadis itu memandang Naruto dengan sengit tapi menjadi sendu ketika menyadarai bahwa tatapan Sasuke kepada pemuda pirang itu begitu lembut.
    .
    Naruto adalah Kingitsune. Dia membawa keberuntungan kepada semua manusia yang ada di dunia. Oleh karena itu ia tidak bisa membunuh. Ia tidak bisa ikut bertarung menghentikan Madara. Apalagi Madara adalah reinkarnasi dari Shinjirou.
    Tapi walau tidak bisa menghentikan Madara, dia bisa membantu para ninja aliansi dalam memulihkan diri. Tubuhnya memiliki energy besar yang di serap dari alam selama beratus-ratus tahun. Menyembuhkan manusia yang hanya berjumlah segini takkan mempengaruhi kekuatannya. Di tambah lagi ia juga di bantu oleh Kurama-nii nya. Ia harus menyimpan energy besar untuk berjaga-jaga bila hal yang tak diinginkan terjadi.
    Satu persatu Naruto mendatangi para ninja yang masih berdetak jantungnya. Memberi mereka energy penyembuhan. Naruto tiba di tempat Minato dan Tsunade. Keadaan Ayahnya tidak begitu baik, cakra Minato banyak terkuras karena menggunakan Hiraishin untuk memindahkan seluruh ninja aliansi.
    Sementara Tsunade sendiri keadaannya juga kehabisan cakra. Ia menggunakan seluruh cakranya untuk mengobati dan menyembuhkan luka para ninja yang menerima serangan fatal.
    Dua dari sembilan ekor emas Naruto bergerak pelan menyentuh dada dua ninja pirang yang ia sayangi. Energy emas Naruto mengalir dengan cepat menyembuhkan dan memulihkan kondisi Minato dan Tsunade. Seyum tak pernah pupus dari wajah beragaris rubah itu, mata birunya menatap Ayah dan Neneknya dengan lembut.
    Sementara Naruto tengah memulihkan para ninja aliansi, Sasuke dan Menma melanjutkan pertarungan mereka dengan Madara. Dengan kekuatan Ashura dan Indra yang dimiliki oleh mereka, mereka telah berhasil menekan Madara higga tak dapat menggunakan Limbonya..
    .
    Ledakan besar terjadi di langit. Bebatuan yang terkena serangan Rasen Shuriken dari Menma mulai berjatuhan. Tapi Naruto merasakan energi jahat yang semakin mendekat. Tiba-tiba saja bulan bersinar dengan sangat terang melebihi sinar matahari. Pada bulan itu terlihat pola riak air seperti rinenggan dengan tiga temoute pada masing-masing lingkaran. “Sudah dimuali.” Ujar Naruto setelah selesai menyembuhkan Tsunade dan Minato.
    Seluruh dunia ninja diterangi sinar bulan, bahkan hingga tak ada tempat untuk bersembunyi. Pohon Dewa mengeluarkan sulurnya menjerat seluruh ninja yang membeku dalam genjutsu Mugen Tsukiyomi dan mnggantung mereka di bawah kendali Pohon Dewa.
    Naruto menutup matanya. Magatama hitam yang berada di seluruh tubuhnya bersinar kehitaman. Sinar hitam itu merambat menyelimuti seluruh tubuh Naruto dan menyebar ke tubuh Kurama yang masih ia tunggangi. Di tanah tempat mereka berpijak terdapat simbil Yin dan Yang bersinar dan berputar. Yin dan Yang, Kegelapan dan Cahaya, untuk menghalangi sinar bulan Naruto menggunakan unsur kegelapan dari Yin dan Yang. Itu membuatnya dapat terlepas dari efek genjutsu Mugen Tsukiyomi.
    Ditempat lain, Sasuke, Menma, Sakura dan Kakashi berhasil selamat dari efek sinar bulan karena berlindung di bawah bayang tubuh Susano’o milik Sasuke. Setelah sinar bulan meredup, Susano’o itu menghilang. Dihadapan mereka tampak banyak sosok bergelantungan pada Pohon Shinju. Mereka semua adalah para ninja yang terjebak dalam genjutsu.
    “Mata di keningnya!” seru Sakura melihat mata Rinenggan dengan temoute di kening Madara.
    “Hati-hati! Kita di kepung bayangan di empat sisi” seru Sasuke memperingatkan Menma yang hendak menerjang Madara. “Aku Tahu!”
    “Aku baru saja meghentikan takdir Dunia. Aku melepaskan orang-orang dari rasa sakit, sengsara dan hama. Akulah penyelamat dunia.” Ujar Madara dengan percaya diri.
    “Tidak! Semua ini hanya kebohongan!!” Menma tak mempercayai ilusi. Baginya kebahagiaan dalam ilusi adalah kebohongan.
    “Menma! Kau harusnya mengerti. Semua sudah berakhir.”
    “Tidak Madara. Kau bukanlah sang penyelamat dan ini belum berakhir!” sebuah tangan menembus tubuh Madara di sebelah kiri tepat dimana jantungnya berada. Di belakang sosok Madara tampak sosok zetzu hitam yang mengambil setengah tubuh Obito.
    “Zetzu Hitam!? Apa maksudmu ini? Aku adalah penciptamu. Kau itu keinginanku!!.”
    “Kau salah ”
    Itu tidak benar. Keinginanku adalah Kaguya!”
    .
    Tubuh Madara dipenuhi oleh bercak hitam, lelaki itu melolong penuh kesakitan. Bebatuan muncul kepermukaan, seluruh cakra yang muncul tiba-tiba, bergerak dan berkumpul pada sosok Madara yang melolong.
    “Darimana asal seluruh cakra ini?” seru Sakura yang berusaha menghindar dari puing-puing bebatuan.
    “Cakra ini mungkin datang dari orang-orang yang dikontrol oleh Mugen Tsukiyomi.”
    “Ini buruk Sasuke! Cakranya bahkan lebih banyak dari Juubi!” seru Menma melihat banyak sekali cakra yang di serap oleh tubuh Madara.
    Menma dan Sasuke berusaha untuk mengehntiikan peroses penyerapan cakra itu, namun sebelum mereka sempat melancarkan serangan sebuah sulur putih mejerat dan mnyerap cakra mereka berdua.
    Tubuh Madara menghitam dan membesar karena terlalu banyak menyerap cakra yang di ambil dari para ninja aliansi. Sasuke dan Menma mengira sebentar lagi tubuh itu akan meledak. Tapi tampakya itu salah. Setelah berhenti menyerap cakra, tubuh Madara bergetar dan menyusut membentuk sebuah tubuh.
    Seorang wanita dengan rambut perak dan dua tanduk di kepala bersiri di hadapan empat ninja Konoha itu. Mata wanita itu adalah mata Byakugan dengan satu mata rinenggan dengan temoute di dahi. Di kepalanya terdapat dua tanduk. Pakaiannya berwarna putih dengan tamoute hitam menjadi coraknya.
    “Kaguya Ootsuki!” seru Sasuke, ia iangat dulu pernah melihat sosok wanita ini. Ingatan yag ia dapat dari Shinjirou.
    Mata Byakugan Kaguya menyadari keberadaan dua simbil milik Putra sulungnya di tubuh Sasuke dan Manma.  Wanita itu melempar dua ninja muda itu menjauhi dirinya.
    “Mereka berdua pasti Hagoromo dan Hamura. Bukan… mereka Ashura dan Indra?” mata Byakugan Kaguya siaga. “Jadi hagoromo yang memberi kalian tehnik ini.”
    Sasuke dapat merasakannya. Cakra wanita didepannya ini berada di tingkat yang lebih tinggi dari Madara. Bahkan Madara bukan apa-apa di hadapan wanita ini.
    “Tempat ini… tanah ini berada dibawah perlindunganku. Aku tak bisa membiarkan kalian merusaknya lebih parah lagi. Kita hentikan pertarungan ini.”
    “Eh?”
    “Sekarang. Akan kumusnahkan kalian sekarang juga!” tanah pijakan Sasuke, Menma, Sakura dan Kakashi tiba-tiba saja menghilang berubah menjadi lautan lava panas dengan api yang menjalar-jalar.
    .
    Kaguya memandang sosok Sasuke dan Menma dalam diam. Kedua pemuda itu mengingatkannya akan putra-putranya. Kenapa ia harus melawan putranya lagi? Kenapa putranya harus menjadi musuhnya? Hati ibu mana yang tak skit ketika harus melawan putranya sendiri.
    Tapi Kaguya tak mau mengalah. Dunia ini harus dimurnikan. Ditambah lagi Kaguya masih memiliki dendam. Dendam yang ia simpan selama beratus tahun. Ia harus membalaskan dendamnya. Dendam karena kedua putranya telah mengorbankan Haruto, membunuh putra kesayangan sang dewi kelinci.
    .
    Naruto merasakanya. Keberadaan sang ibnda. Tapi keberadaan itu menghilang besama dengan hilangnya Sasuke dan timnya. Pasti Ibundanya membawa mereka ke dimensi lain.
    Naruto bukanlah pengguna cakra. Energy di seluruh tubuhnya berasal dari alam. Baik itu dari tanah, air, angin, api, pepohonan, bahkan binatang. Ia tidak di berkahi cakra melimpah seperti kedua saudaranya. Seluruh bagian tubuhnya berasal dari unsur yang sama seperti ayahnya. Semuahnya bersal dari alam. Oleh karena itu ia tidak bisa pemindahan dimensi seperti Sasuke, ia tidak bisa menggunakan ninjutsu elemen. Tapi ia bisa mengendalikan alam. Menggerakkan bebatuan, mengubah arah angin, mengendalikan aliran air. Dia adalah anak yang terlair dari campuran roh alam dan tubuh ibunya. Tubuh abadi yang ia dapat dari Ibunya dan kemampuan untuk menyerap energi alam dan mengendalikannya yang ia dapat dari sang ayah.
    Itu sebabnya ia dapat melakukan tahnik penyembuhan dengan sangat baik. Karena tubuh manusia berasal dari unsur alam. Ia dapat menyembuhkan manusia seberapapun sekeratnya salakan manusia itu masih memiliki waktu untuk hidup.
    Ayah dari Haruto aladah seorang Onmyoji. Bukan Onmyoji sembarangan. Onmyoji yang memiliki darah siluman dalam dirinya. Siluman yang berhasil menjadi seorang Onmyoji pastilah sangat suci. Begitu pula dengan sang ayah. Setelah beribu tahun bertapa melepaskan semua unsur kegelapan yang melekat dari darah silumannya, akhirnya sang ayah berhasil mencapai tingkat tertinggi dari Siluman Rubah. Sebagai seorang Onmyoji, sang ayah sangat ahli dalam bidang penyegelan. Itu sebabnya walau Naruto tidak memiliki cakra dari ibunya, ia masih bisa melakukan penyegelan dengan memanfaatkan unsur alam.
    .
    Dulu ia berhasil menyegela Juubi dengan memanfaatkan magatama miliknya yang ia dapat setelah memadatakan usur alam di Gunuh Kurama. Dulu saat kembali dari Gunung Kurama, tugas pertamanya adalah meyegel Juubi. Kini setelah beratus tahun berlalu, ia kira ia akan bisa menikmati kehidupan Manusia yang damai. Sekali lagi, saat kembali ke dunia manusia. Dia harus berhadapan dengan juuba serta ibunya. Takdir memang sangat kejam.

    TBC

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © 2013 - Hyperdimension Neptunia

    My Fanfiction - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan