• Posted by : Yuuki Selasa, 09 Desember 2014



    BAB 13

    Ibu kota kerajaan.
    Di sebuah taman di halaman Istana Timur, tampak Claude tengah menikmati secangkir teh hangat di temani sepotong cake berasama Alois yang kini sedang bermain dengan anjing putih berukuran sedang yang ditemukannya beberapa hari yang lalui di tengah hutan saat sedang menemani Claude berburu.
    “Alois.”panggil Claude menyudahi acara menyeruput teh-nya.
    “Hmm~” gumam Alois masih bermain dengn ajing putih itu.
    Twich,.
    “Alois.”
    “Hmm~hmm~”
    Twich,.
    “Alois!”
    “Guk guk~.”
    Twich. Twich. Twich.
    “ALOIS! Berhenti bermain dengan anjing sialan itu dan mengacuhkanku!”bentak Claude kesal dengan urat yang berkedut-kedit di dahinya.
    “Kau kenapa sih? Aku kan ingin bermain dengan Puru-puru. Kau cemburu yaaa?”goda Alois yang kini dengan sengaja memeluk erat ajing putih itu dengan erat.
    “Kau mau anjing sialan itu aku panggang ya!?” ancam Claude marah.
    “Hehehe iya, iya. Aku kan cuman bercanda.” Ujar Alois lalu melepas pelukannya ke si anjing dan berjalan perlahan mendekati Claude dan duduk di kursi yang sudah di sediakan sedari awal untuknya. “Lalu, ada apa?” lanjut Alois.
    “Apa kau sudah ‘mengantarkannya’ ke tempat orang tuanya berada?”tanya Claude serius.
    “Sudah. Aku sudah melihat sendiri tukang kayu gadungan itu ‘mengantarkannya’ pergi.” Ujar Alois sambil meminum teh yang ada di hadapannya.
    “Baguslah.”tanggap Claude yang setelah itu langsunng melanjutkan acara membaca bukunya mengacuhkan Alois yang ada di hadapannya.
    “Ukh~ cih! Puru-puruuu~” seru Alois menghampiri anjing putih-nya tadi meninggalkan Claide yang tetap membaca bukunya yang tanpa di sadari tengan menyeringai melihat aksi si pirang. Sementara si anjing yang di panggil tampak senang dan menggoyang-goyangkan ekornya sambil berlari menghampiri-menubruk- Alois yang tanpa di sadari siapapun sekejap tadi mata si Anjing tapak berwarna merah.

    ―――•••―――

    Lagit yang berwarna merah, awan yang hitam yang berarak mengikuti jalur angin berhembus, bulan besar yang berwarna merah menyala, bebatuan karang hitam yang gersang dan aliran sungai hitam yang memantulakan cahaya bulan kemerah di permukaannya. Itulah pemandangan dimensi kegelaapan saat ini
    Sebuah dimensi dimana keberadaannya tidak diketahui oleh manusia yang hidup tenang di permukaan sana, sebuah dimensi yang selalu mengintai dari balik bayangan yang dingin dan menanti waktu yang tepat untuk mengambil alih dunia.
    Di dimensi inilah segala hal yang ada dalam mimpi buruk berasal. Ketakutan, kesedihan, keserakahan, iri, dengki, nafsu, tamak, dendam. Semua hal-hal tersebut merupakan sumber dari segala kekuatan di dunia ini. Menjadi sumber kehidupan tersendiri bagi mahluk kelas rendah di dunia ini. Berbeda halnya dengan kelas-kelas tinggi yang hidup dengan mengkonsumsi jiwa para manusia yang serakah, yang haus akan kekuasaan, ke kayaan, ke cantikan, haus akan nafsu, jiwa-jiwa yang dengan mudahnya menjual dirinya pada kegelapan hanya untuk kebahagiaan sesaat dan meninggalkan cahaya suci-Nya.


    Di sebuah tempat di tengah hutan bebatuan, di pemukaan tanah hitam tanpa adanya sumber kehidupan yang layak bagi manusia dan sejenisnya berdiri sebuah kastil megah yang penuh dengan aura kegelapan yang menyelimutunya. Beberapa ekor serigala tampak berlalu-lalang di sekitar halaman kastil tersebut.
    Di sebuah aula besar nan gelap di dalam kastil terasebut, tampak beberapa ekor serigala besar dengan berbagai warna tampak memandang seseorang berpenampilan serba hitam dengan telinga serigala menghiasi kepalanya tak lupa sebuah mahkota berwarna hitam mengkilat bertahta di atas surai hitam kelam nya, pemuda itu tengah terduduk di atas singgasana yang terbuat dari batu karang.
    “Yang Mulai, sesuai dengan rencana. Pluto sudah di kirim ke ‘permukaan’ untuk menyebabkan kekacauan dan persiapan penyerangan pada bulan purnama berikutnya telah rangkup. Tapi bolehkah hamba bertanya sebelumnya baginda?” ujar seekor serigala berbulu coklat yang berada paling dekat dengan si pemuda itu.
    “Hm. Apa?”
    “Kenapa Pluto malah di kirim ke Istana Kerajaan? Bukannya di biarkan berkeliaran di kota?”
    “Kau ingat iblis wanita berambut perak yang beberapa waktu yang lalu ingin beraliasi dengan kita kan?”
    “Ya. Yang Mulia, bila tidak salah nama wanita itu Hannah Annafelos.”
    “Yaa, aku mecium bau Penhuni dunia langit dari tubuhnya. Kemungkinan dia bekerja sama dengan seorang malaikat yang juga ingin menggulingkan kekuasaan Raja Utara.”
    “Apa ada hubungannya dengan penyerangan Dunia Langit beberapa tahun yang lalu?”
    “Hmm~ bisa jadi. Yang jelas setelah membunuh Raja Utara dan mendapatkan jantungnya, kita akan membunuh mereka semua. Hanya ras kita yang boleh menguasai dunia permukaan. Setelah Dunia Manusia dan Dunia Bawah kita kuasai, kita akan menyerang Dunia Langit dan menjadi Raja dari Tiga Dunia. Hahahhahaahahaha!
    “Dan Ras kitalah yang menjadi ras tertinggi Yangmulia.”
    Lolongan serigala saling bersahutan di bawah pancaran bulan merah dan langit gelap mengirimkan frekuensi getaran yang hanya bisa di dengar oleh hewan-hewan ber-kingdom Animalia dan ber-spesies Canis Lupus itu terasa bahkan hingga ke dunia permukaan yang berikutnya di jawab dengan lolongan puluhan anjing dan serigala yang ada di dunia.

    ―――•••―――

    Disebuah lembah hijau bertabur bnga-bunga yang indah terdapat sebuah pohon yang amat besar dan tinggi ditengah-tengah lebah itu. ukuran pohon itu amatlah luar biasa. Besar atau lebarnya bisa mencapai lima kilometer dengan tinggi yang tak dapat dihitung.
    Dibagian dalam pohon itu terdapat sebuah ruangan-ruangan layaknya rumah bergaya jepang kuno yang luas dengan puluhan lampu-lampu bercahaya hijau kebiruan menempel didinding membuat pohon itu dari luarr terlihat bercahaya. Layaknya di dunia dongeng tampak beberapa titik cahaya bersinar kuning lembut berterbangan disetiap sudut dalam pohon terkadang melewati dinding dan pergi keluar pohon dan terkadang memasuki ruangan-ruangan tanpa menggunakan pintu.

    “Master!”seru sesosok pemuda bersurai hitam panjang dengan sepaang telinganya yang berbentuk telinga serigala tengah berlari dilorong-lorong ddalam pohon tersebut. Ekor serigalanya yang berbuku hitam lebat bergoyang kekiri dan kekanan.
    “Ada apa?” terdengar suara lembut seorang wanita dari dalam sebuah ruangan bepenerangan biru dengan dindin dan perabotannya yang berwarna putih. Diatas sebuah kursi panjang terlihat sosk wsnita yang menyuarakan suara lembut itu tengah membaca sebuah buku yang sangat tebal. Wajah putihnya tampak tanpa ekspresi namun mata merah darahnya yang berpupil vertical itu tampak bergerak lincah kekanan dan kekiri mengikuti barisan kata yang tercetak didalam buku bacaannya.
    “Aku mendengar lolongan serigala yang berasal dari luar dimensi.” Jawab sang pemuda yang kini telah berdiri tepat di depan wanita itu.
    “Lolongan serigala yang terdengar hinggga ke alam bayangan ciptaanku pasti bukan lolongan biasa. Jadi apa yang ingin kau sampaikan Tenebris?”
    “Mereka kaum Werewolf yang ada di dunia bawah akan melakukan penyerangan saat bulan purnama berikutnya sekitar lima hari lagi. Salah satu kaum mereka telah menyusup ke dalam wilayah Istana Leviath dengan tujuan nantinya menciptakan kekacauan.” Tutur sang pemuda yang di panggil Tenebris tersebut.
    “hmm~ indra pendengaranmu sebagai sesama kaum Werewolf memang tak bisa di remehkan. Beritahu hal itu kepada Raja Utara yang berada di Istana Utara di wilayah dunia Kegelapan kabarkan juga kepada Ratu Aquilonis di wilayah Utara untuk bersiap membukakan gerbang dimensi antara Dunia Bawah tempat Raja Utara berada dan Dunia Permukaan tempatnya berada. Lalu siapkan beberapa ratus balatentara vampire untuk membantu pasukan Raja Utara, kirim mereka langsung ke Kastil milik Raja Utara. Suruh saja Charline dan Duzel yang memimpin pasukannya.”tutur sang wanita yang di panggil Master tersebut sembari menulis sebuah surat di atas kertas berwarna hitam dengan tinta merah kehitamannya yang menyebarkan bau agak amis dan sedikit aroma ‘besi’ lalu menyerahkan surat tersebut kepada Tenebris yang menerimanya dengan senang hari. “Mengirim surat dengan kertas berwarna hitam dan tinta dari darah. Benar-benar ciri khas anda Master atau anda lebih senang di panggil Lady ‘D?”
    “Fufufufu~ itu sudah menjadi ciri khasku tersendiri.”jawab sang wanita tenang. Tangan kanannya tampak terangkat memmbalik halam buku yang usah selesai dibacanya.

    ―――o0o―――

    Dunia Kegelapan wilayah utara (H-4)
    “umhh…ahh…aahh…haa…cu-cukhuph…Ta-tacky~”erang erotis terdengar dari sebuh kamar di dalam kastil besar yag berada di tengah badai salju abadi tersebut. Di dalam ruangan yang remang itu terlihat dua orang pemuda tengah bergulat panas di atas ranjang berseprai putih bersih dengan taburan kelopak mawar-mawar hitam.
    Sang pemuda yang terus menerus di cumbu tersebut terlihat cukup kualahan melawan nafsu dari oarng yang menindihnya. Pakaiannya telah lama di singkirkan-atau lebh tepatnya di robek- membuat tubuh mungil berkulit putih porselen itu terekspos dengan bebas. Mata sappirenya memandang sayu pemuda di atasnya, bibir mungilnya yang semerah ceri tampak membengkak dengan tetesan saliva menjalar di sekitarnya, wajah yang selalu menunjukkan keangkuhan itu tampak merona merah karena nafsu.
    Dibagian leher dan dadanya telah tampak banyak-sangat- titik-titik merah yang di buat oleh pasangan bercumbunya. Tubuh yang terlihat ringkin dipenuhi keringat yang mengalir itu tampak menggelinjang ketika salah satu tangan lawan mainnya menyentuh privasinya dan memijatnya pelan mengantarkan getaran-getaran nikmat yang menyebar di seluruh tubuhnya.
    Sang pemuda mungil yang kita kenal sebagai Ciel itu hanya bisa pasrah saat jari-jemari tangan lain dari pemuda di atasnya-Undertaker mulai memasuki liang hangatnya sedangkan penisnya tetap di pijat dan putingnya silih berganti di manjakan membuat tubuh Ciel mengerang sakit tapi juga nikmat.”Akh…ahh..ahhh..haa…there!”
    Serunya saat jari-jari Undertaker menabrak sweetspotnya membuat sang pelaku menyeringai mesum.”Nee my Lord~ pernahkah kau merasak sensasi ini sebelumnya? Adakah orang yang pernah melakukan ini padamu sebelumnya?” ujar sang pemuda bersurai perak panjang itu sambil terus menerus menghantamkan jari jemarinya.
    “uhh…hakh…ti-dhakhh…haa…ahh..”jawabnya rancau(?) menahan nikmmat sementara lubang penisnya di tutup rapat oleh ibu jari Undertaker membuatnya tak bisa mengeluakan hasratnya.
    “Hmm~ benarkah? Lalu bagaimana dengan manusia raven itu? Tidakkah ia memanjakanmu seprti ini?”tanya Undertaker lagi, kedua tangannya mempercepat kerjanya memijat penis dan menyodok sweetspot Ciel.”Aahhh~ haa…haa…ukhh… Erangan kembali terdengar dari bibir mains itu.
    Tok…tok…tok…
    Ketukan pelan mengintrupsi kegiatan dua pemuda di ruangan itu, dengan terpaksa Undertaker menghentikan seluruh kerjanya pada tubuh Ciel. “Ada apa?” ujar Ciel dengan nafas yang terputus namun masih dapat mengontrol suaranya.
    “Yang Mulia, hamba mendapat surat dari Lady ‘D yang berada di alam bayangan.”suara dingin tanpa intonasi terdengar dari balik pintu.
    “cck,” decak kesal meluncur pelan dari mulut Tacky yang dengan perlahan menyikir dari atas tubuh Ciel sedangkan sang raja sendiri dengan santai dan wajah datarnya mulai mengenakan kembali baju tidur yang entah dari mana datangnya. “Masuk.” Ucapnya saat ia dan Tacky telah selesai mengenakan pakaian.
    Perlahan sosok William memasuki ruangan mengahmpiri Ciel yang tengah terduduk di ranang dan Undertaker yang berdiri tepat di sampingnya.
    Gulungan surat berwarna hitam di sertai setangkia bunga mawar kehitaman di terima oleh Ciel, perlahan ia membuka serta membaca suerat tersebut. Terlihat raut senang terukir diwajah porselin manisnya.
    “Tacky, lakukan persiapan pembukaan Gerbang Antar Dimensi menuju istana milik Aquilonis di Dunia Permukaan. Tak lama lagi tentara milik Lady ‘D akan tiba dan kita akan melakukan penyerangan saat bulan purnama nanti. Lalu William panggilkan Grell kemari, aku akan memberikannya tugas di Ibu Kota.”ujar Ciel sambil perlahan nerjalan menuju lemari pakaian guna mengenakan pakaian.
    “Yes, My Lord.” Ujar dua iblis itu serempak dan menghilang dengan seketika.

    ―――TBC―――

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © 2013 - Hyperdimension Neptunia

    My Fanfiction - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan