- Home>
- Kin Kitsune no Ishi 1
Posted by : Yuuki
Jumat, 18 Maret 2016
Kin Kitsune no Ishi
†††
By : Ayuni Yukinojo
†††
Naruto © Masashi Kishimoto
†††
Pair : ?/Naruto
Warning :
Typo, OOC, EYD berantakan, menjurus Shonen-ai,
Terinspirasi dari anime Ghost’s Doctor
Someone POV
‘Uh~ lagi-lagi hal ini terjadi. Kenapa diawal semester
begini aku sudah kena sial sih! Kenapa pula mereka selalu berkeliaran di siang
hari begini? Dan kenapa hanya aku yang dapat melihat mereka disini!’
Perkenalkan aku Haruno Sakura, yah, aku hanya siswi biasa
dari Konoha High School disingkat KHS. Aku benar-benar siswi biasa, hidup
dengan keluarga biasa dan menjalani hidup dengan biasa-biasa saja. Awalnya sih
begitu, namun semua berubah setelah negera api menyerang –ups salah- maksudku
semua berubah setelah aku mengalami sebuah kecelakaan dua tahun yang lalu.
Kecelakaan itu sebenarnya bukan kecelakaan besar hingga
harus di siarkan di seluruh media masa. Itu hanya kecelakaan biasa di sebuah
persimpangan yang memang sangat rawan akan kecelakaan. Jadi kecelakaan yang ku
alami sudah biasa terjadi.
Yang membuat ku berubah adalah dampak dari kecelakaan ini.
Setelah sadar dari koma ku selama satu bukan lebih, entah kenapa aku jadi bisa
melihat mereka.
Ya. Mereka, mahluk-mahluk kasat mata yang berkeliaran di
dunia ini. Salah satunya sosok gadis berseragam basah yang terus menerus menatap jendela di pojokan
kelas sana itu. kata Ino si Ratu Gosip KHS teman sepermainanku, gadis itu
adalah Hazuki-senpai yang meninggal tahun lalu karena terjun dari kelas ini
saat hujan deras. Dia bunuh diri karena hamil diluar nikah dan di bully oleh
teman-teman sekelasnya.
Sejak hari kematiannya itulah ia terus menerus berdiri di
sana. Di deretan jendela paling belakang, yang jendelanya selalu terbuka dan tak
pernah ada yang mau menutupnya. Selain itu, bangku yang tepat ada di dekat
jedela itu juga tak ada yang berani mendudukinya. Semua orang takut dudu di
bangku itu. katanya mereka sering merasa ada yang membebani pundak mereka jika
duduk disana.
Yah, kecuali satu orang. Itu tuh, anak aneh yang masuk
beberapa bulan lalu. Anak berambut pirang bermata sapphire yang tak pernah
terlihat berinteraksi dengan teman-teman sekelas. Anak aneh yang sering
bertindak gila saat diluar maupun di salam pelajaran. Heran aku kenapa anak
aneh seperti dia kenapa bisa masuk ke sekolah ini.
Selain anak itu, ada satu lagi anak yang aneh. Yah walaupun
yang satu ini cukup beken diantara para siswi. Itu anak yang bangkunya ada
didepan bangku si anak pirang. Anak itu juga sedikit aneh. Walau tak pernah
bertingkah aneh, tapi anak itu selalu menyendiri dan terlihat suram. Aku bahkan
tak pernah mendengarnya bicara
Kalau diperhatikan sebenarnya Si Pirang itu lumayan tampan
sih, err~ manis lebih tepatnya. Lihat saja penampilannya. Rambutnya pirang
jabrik, kulitnya tan kecoklatan, wajah manis dengan tiga garis halus di
masing-masing pipinya, di tambah dengan lekuk tubuh yang mungil, apalagi bulu
matanya yang lentik itu. aku sangat iri akan segala kelebihan penampilannya
itu. Lihat tuh, saat tidur saja dia masih terlihat sangat manis~
Someone POV END
.
Hari itu siang yang cerah, angin berhembus menenangkan dan
udara yang sejuk. Sangat cocok bila di manfaatkan untuk tidur siang. Begitulah
yang dilakukan oleh seorang pemuda bersurai pirang yang terduduk di pojokan
kelas itu, matanya terpejam dan rambut pirang jabriknya tertiup angin lembut
yang masuk lewat jendela disebelahnya yang selalu terbuka. Tak ia hiraukan
Sensei berambut perak bermasker yang sedang mengajar didepan kelas sana. Toh si
sensei sendiri tampak tak begitu serius mengajarnya. Hei. Memangnya ada sensei
yang mengajari siswa-siswinya sambil membaca buku ‘keramat’ bersampul orenye
yang dibacanya dengan tampang mecum!? Ditambah lagi dengan ekspresi malas yang
terlihat jelas diwajahnya yang setengahnya tertutup masker itu! Dicari keliling dunia juga takkan ada sensei
seperti itu –kecuali di KHS tentunya.
.
Sakura, gadis berambut pink yang terduduk di deretan paling
belakang bangku dekat pintu keluar terlihat memandangi pemuda pirang yang tengah
tertidur di pojokan kelas dekat jendela angker itu, terlalu focus memperhatikan
hingga ia tak sadar bahwa pemuda itu telah terjaga dengan cepatnya.
DEG!
Samar-samar Sakura melihat sebuah siluet aneh di belakang
pemuda pirang itu. Siluet aneh yang bergerak lembut seperti ekor. Beberapa kali
mengedipkan mata memastikan apa yang ia lihat tidak lah salah, namun saat ia
melihat kembai siluet itu sudah menghilang. Syuut~ Tergantikan dengan sebuah kapur papan
tulis yang melesat kencang kearah pemuda pirang itu dan tepat mengenai dahinya
yang tengah berkerut gelisah.
“Naruto. Jawab soal di papan!” seru sang tersangka
pelemparan, tak lain dan tak bukan adalah Kakashi-sensei.
“Eh? A-apa?” gugup pemuda yang dipanggil Naruto itu. melihat
sang sensei dan papan tulis bergantian dengan wajah bingung.
“kau tak bisa menjawab!?” tanya kakahi lagi, wajahnya
terlihat angker dengan tatapan tajam yang membuat Naruto gugup.
“He-hehe. Maaf sensei.” Ujar Naruto sambil menggaruk surai
pirangnya yang tak gatal tertawa janggung.
“Dobe.” Celetuk pemuda bersurai reven dengan model
pant-melawan grafitasinya yang duduk di depan Naruto.
“Apa kau bilang Teme!?” bentak Naruto berdiri dari
bangkunya, kesal.
“Selain dobe kau ternyata tuli juga ya, dobe.” Jawab sang
raven lagi, tak perduli akan tindakan yang akan di lakukan pemuda
dibelakangnya.
“Berisik kau Teme pantat ayam.” ejek Naruto sambil sedikit
mengusap rambut melawan grafitasi Sasuke dengan kasar.
“Apa aku bilang! Dasar Dobe rambut duren.” Balas sang pemuda
raven lagi, kini telah berdiri dan berbalik badan, memandang Naruto dengan
sengit. Tak terima rambut kebanggaannya dihina dan diacak-acak.
“Teme wajah tembok.”
“Wajah kepiting rebus”
“Tomat Freak!”
“Ramen Freak!”
“Gagak gosong!”
“APA! Rubah Dekil”
“TEME!
“DOBE!”
“DIAM KALIAN!!”
““KAU YANG DIAM””
“Hoo~ kalian berani melawan ya!?” suara lembut namun menakutkan
itu terdengar tepat di samping telinga Naruto dan Sasuke, tampak kini mereka
berdua tengah terdiam dengan wajah berkeringat dingin.
“Ma-maf Sensei/ H-hn” ujar mereka bersamaan dengan gugup.
“Kalian~ KELUAR DARI KELAS!” bentak Kakashi dengan sangat
keras di telinga mereka berdua.
“Hyaaaa~/Hn” ujar mereka kaget dan langsung meninggalkan
kelas dengan segera.
“Haaahh~ dasar mereka berdua itu.” ujar Kakashi memandangi
dua sosk pemuda yang kini berjalan keluar kelas dengan perlahan. “Kita
lanjutkan pelajarannya.” Lanjut Kakashi berjalan kembali kedepan kelas.
.
Angin berhembus lembut siang itu, membuat pemuda bersurai
pirang yang dikenal sebagai Uzumaki Naruto itu tertidur lelap –lagi- dipojok atap sekolah yang teduh
oleh bayang-bayang pohom tinggi nan rindang. Di sampingnya tampak sang teman
senasib sepenanggungan –teman menjalani hukuman tadi- Sasuke tangah terduduk,
sama-sama memejamkan mata namun tak tertidur.
Hembusan angin yang tenang nan lembut mebuat sang pemuda
bersurai melawan graftasi itu memilih untuk bersanti tak memperdulikan kegiatan
sekolah yang masih berlangsung. Sampai akhirnya sekelebat sosok mucul tak jauh
di hadapannya.
Kesunyian yang tadinya menenangkan berubah menjadi dingin
sejak sosok itu datang, membuat pemuda pirang yang awalnya tertidur itu menjadi
terjaga sementara si raven mengambil posisi siaga. “Siapa kau dan mau apa?”
ucap Sasuke, sekilas ia mengarahkan pandangannya pada pemuda pirang yang kini
telah terduduk sambil menggosok matanya yang memerah karena tertidur tadi.
“A-ada apa~?” gumamnya lirih belum sadar seratus persen.
“Ng?” ngumaman lemah terluncur saat Naruto samar-samar melihat sesosok bayangan
di depannya dan posisi siaga dari teman di sampingnya.
...
Kedua pemuda itu
masih menatap bayangan hitam didepan mereka dengan diam. Si pemuda raven yang
masih dalam posisi siaga dengan tajam memperhatikan pergerakan sosok gelap dari
balik bayang-bayang pohon didepannya sedangkan si pemuda pirang hanya menatap
dengan polos sesekali menggaruk rambutnya yang gatal.
“jangan galak-galak
teme. Dia bukan musuh.” Ujar Naruto membuat pemuda raven disampingnya
menetapnya dengan tajam seolah sedang bertanya ‘apa-maksud-mu?’ hanya dengan
pandangan mata.
“Dia itu pasiesn
ku. Jadi jangan menakutinya.” Ujar Naruto sambil berjalan medekati bayangan
hitam itu. Seteah cukup dekat ia mengulurkan tangannya yang disambut dengan
sebuah tangan berkulit putih lentik. “Perkenalkan teme. Ini pasienku. Namanya Hinata,
siluman Futakuchi Onna.” Lanjut si pirang memperkenalkan sosok seorang gadis
bersurai indigo panjang. Kultnya putih dengan iris matanya yang berwarna
violet.
Setah pemuda
pirang itu memperkenalkan sosok didepannya barulah Sasuke mengendurkan sikap
waspadanya namun matanya tetap menatap gadis jejadian itu dengan tajam.
KLONTANG
Suara benda jatuh
mengalihkan perhatian dua peria dan satu wanita itu. Dipintu masuk atap dapat
mereka lihat sosok gadis bersurai merah muda tngah mematung dengan raut wajah
horor ddan sebuah kotak bekal makan siang tergeletak dibawahnya lengkap dengan
isi yang berhamburan.
“Sakura-chan? /
Haruno?” ujar Naruto dan Sasuke bersamaan namun gadis dengan surai musim semi
itu tak mengalihkan pandangannya dari wanita yang ada didekat si pemuda pirang.
“Fu-Futa-kuchi
O-onna? Fu-futakuchi Onna yang itu? Ke-kenapa bisa ada disini!?” serunya
histeris dan ketakutan. Mata hijau nya memandang sosok Hinata dengan waspada.
“Sebenarnya kalian ini apa?” ujarnya lagi sambil mengambil satu langkah mundur.
“Err... kami bisa
jelaskan.” Naruto hendak menenangkan tapi Sakura malah terlihat makin panik dan
mencoba untuk kabur. Gadis itu berlari dengan kencang meninggalkan atap, dapat
ia rasakan pandangan dingin yang terarah dari Sasuke dan pandangan menusuk dari
siluman wanita disana.
“Ah... dia
kabur.” Desah Naruto kecewa.
“Sudahlah Dobe,
tak usah perdulikan wanita itu.” Ucap Sasuke dan mengambil posisi duduk dengan
nyaman di tepat sebelumnya namun matanya yang senada dengan langit malam tak
berbintang itu tetap menatap Hinata dengan tajam.
“Tapi Teme,
bagaimana kalau dia menyebarkan hal ini ada yang lainnya?” denga langah pelan Naruto
mendekati Sasuke yang telah berbaring, ia berjongkk tepat di samping pemuda
yang dipanggilnya ‘ Teme ‘ itu lalu menoel-noel pipi pemuda itu dengan jari
telunjuk.
“Takkan ada yang
percaya dengan wanita itu.” Ucap Sasuke dengan kesal, aisnya merengut dan mata
hitamnya memandang mata Naruto membuat pemuda pirang itu gerogi.
“uhh... tapi itu
tetap saja tak bisa dibiarkan. Benarkan Hinata!?” tanya Naruto mengalihkan
perhatian pada Hinata tapi wanita siluman itu sudah tak ada di sana lagi. “Are?
Kemana perginya?” gumam Naruto tak menyadari tatapan curiga dari Sasuke yang
terarah pada pintu masuk atap.
-TBC-
AN:
Terinspirasi dari
anime Ghost’s Doctor dengan sedikit
perubahan. Nama dan ciri dari silumannya aku ambil dari sana lalu ku cocokkan dengan penampilan dari
karakter Naruto. Rada bingung juga mau milih Hinata jadi siluman apa. Secara
untuk Yukki Onna dia juga cocok. Tapi karena antara Futakuchi Onna di Ghost’s
Doctor dengan Hinata ada sedikit-banget- kesamaan jadi aku pilih deh Hinata
jadi siluman wanita itu.
Note :
Futakuchi Onna : hantu wanita yang mamili sebuah mulut di bagian
belakang kepalanya. Dapat menggunakan rambut panjanngnya sebagai tentakel untuk
memasukkan makanan dalam jumlah banyak ke mulut di bagian balakang kepalanya.
Menurut cerita, mulut di bagian belakang kepala itu mempunyai sifat suka terus
menggumamkam kata-kata yang menumbuhkan rasa bersalah atau takut. Untuk membut
mulut itu diam, Futakuchi Onna harus terus memberi makan mulut yang ada dibelakang
kepalanya itu. Futakuchi Onna dapat ditangkal dengan menggunakan bunga iris
yang dipajang pada perayaan festival tanggal 5 Mei.
-info : Ghost’s Doctor vol. 2-
