- Home>
- Angel Tears Wasted 10
Posted by : Yuuki
Selasa, 09 Desember 2014
BAB 10;
Sunyi. Tak ada satupun
yang berbicara pada acara sarapan pagi ini. Penuh kecanggungan yang menekan.
Sebastian yang tak tau harus berkata apa mengenai perubahan Ciel dan Ciel yang
masih sibuk memikirkan keadaan tubuhnya. Sekarang Ciel telah mengganti gaun
hitamnya dengan pakaian lelaki bangsawan berwarna biru. *lihat pakaian Ciel saat berdansa dengan Lizzey di anime kuroshitsuji
bagian 1 episode 3,,serba biru.*
Cekleck *anggap aja suara pintu dibuka*
Seorang wanita berambut
hitam dengan body yang aduhay muncul mendekati dua pemuda yang sedang menikmati
acara sarapan sunyi-nya.
“Bagaimana sarapannya
Sebas?”tanya wanita itu akrab sambil menyerahkan sekeranjang buah-buahan segar kepada
Sebastian, sedangkan Ciel yang melihatnya hanya terdiam dengan penuh
tandatanya.
“Masakanmu enak
Beast.”puji Sebastian kepada wanita berambut hitam itu.
“Benarkah? Syukurlah kau
menyukainya. Mau tambah lagi?”
“Tidak, terimakasih.”
Terasa di asingkan,
itulah yang di rasakan Ciel sekarang. Ia tak bisa memasuki dunia yang tercipta
antara Sebastian dan Beast.
“Aku selesai.” Ucap Ciel
lalu pergi meniggalkan Sebastian yang menatapnya dengan heran dan Beast yang
memperlihatkan senyum kemenangan.
“Anak yang tidak sopan
ya.”ucap Beast setelah Ciel menghilang dari pandangan mereka. Perlahan
tangannya mulai menyentuh pundak Sebastian dan dengan seenaknya memeluk
Sebastian dari belakang. Sedangkan Sebastian yang sedang sibuk memikirkan
kelakuan Ciel samasekali tak menyadari perbuatan Beast tersebut.
──── Master ‘D ────
Dihutan
dibelakang rumah tempat Sebastian dan Ciel menginap, tampak pemuda cantik
berambut kelabu yang kita ketahui itu adalah Ciel tengah berjalan sendirian
memasuki kedalaman hutan entah ia sadar atau tidak.
Kondisi
hutan disini bisa dibilang cukup lebat, tak ada salju yang menutupi tanah walau
udara di sekitarnya masih cukup dingin. Semak-semak tumbuh lebat dan ada pula
beberapa yang berunga indah dan berduri.
Penasaran.
Rasa ingin tahu Ciel muncul saat melihat mawar hutan berwarna putih yang tumbuh
diantara semak belukar. Perlahan dipetiknya mawar indah itu agar tak terkena
durinya, namun sayang karena letak mawar yang ada diantara dua batang penuh
duri menyebabkan jari Cierl terluka dan meneteskan darah dan tanpa sengaja
darah itu menetes mengenai mawar putih itu.
Terkejut.
Perlahan-lahan warna mawar yang putih indah itu berubah menjadi kehitaman dan
menyebar keseluruh bagian mawar di tangkai yang lainnya. Tampak seekor
kupu-kupu cantik bersayap biru medekati salah satu mawar yang telah berwarna
hitam itu tapi belum sempat kupu-kupu itu hinggap ia telah terjatuh ketanah tak
bernyawa. Bukan hanya kupu-kupu itu tapi seluruh mahluk hidup yang menyentuh
bagian tanaman mawar hitam itu menjadi mati.
“Kau akan menjadi bagian
dari kegelapan.”
Terngiang
kembali kata-kata Raja Utara itu dalam pikiran Ciel. Dia kini telah menjadi
bagian dari kegelapan, setetes darahnya bisa mejadi sumber kematian bagi
seluruh kehidupan di muka bumi ini. Apakah ini yang ia harapkan selama ini?
Menjadi sumber kematian dan di benci oleh semua mahluk yang bernyawa?
Tapi
semua telah terlambat, seperti kata pepatah. Nasi telah menjadi bubur ,sekuat apapun ia mencoba untuk
menyangkalnya semua telah terjadi dan tak bisa di ulang kembali. Yang bisa ia
lakukan sekarang hanya menjalaninya dengan lapang dada.
“Gantikan aku memimpin
kaumku yang masih tersisa di dunia ini.”
Lagi-lagi
ia teringat kata-kata Raja Utara itu. Kaum yang tersisa, itu berarti ada
beberapa kaumnya yang masih bertahan hidup dari peperangan beberapa tahun yang
lalu dan masih menunggu kebangkitan Rajanya. Apakah ia akan mengumpulkan
mahluk-mahluk itu? Tapi, apakah mahluk-mahluk itu mau menerimanya yang bukan
Raja asli mereka?
Bingung
akan semua pertanyaan-pertanyaan itu ia lalu melangkahkan kakinya kembali memasuki
hutan meninggalkan tanaman mawar hitam yang kelak akan menjadi sumber kematian
seluruh mahluk hidup di desa itu. Karena mahluk yang mendapat darah iblis
memiliki kekuatan untuk bertahan hidup yang tinggi dan kemampuan tumbuh yang
besar. Semakin tanaman itu tumbuh maka semakin luas pula jangkauan racunnya
menyebar hingga pada akhirnya seluruh bagian hutan akan di penuhi oleh
tunas-tunas mawar hitam yang beracun.
Perlahan
melangkahkan kakinya memasuki hutan akhirnya Ciel tiba ditepi sebuah sungai yang
tak begitu besar dan berarus tenang. Banyak hewan-hewan yang hidup disekitas
sungai itu tapi begitu Ciel muncul hewan-hewan itu langsung berlari ketakutan
sepetinya insting mereka mengatakan bahwa predator terganas telah siap memangsa
mereka.
Terpesona
akan keindahan panorama sungai dan hutan yang sunyi dan tenang membuat Ciel
tanpa sadar terlelap dibawah pohon yang rindang ditepi sungai. Perlahan dengan
tenang ia menikmati suara-suara alam yang menjadi nyanyian tidurnya.
Terlelap
dalam tidur indahnya (?) Ciel tidak menyadari kemunculan sosok hitam bersurai
putih panjang dari kegelapan hutan di seberang sungai. Perlahan sosok itu
berjalan kearah Ciel, menyeberangi sungai dengan berjalan di atasnya
seolah-olah permukaan sungai itu sama padatnya dengan permukaan tanah.
Setibanya
dihadapan Ciel sosok itu merendahkan tubuhnya menyamakan tingginya dengan Ciel.
Perlahan tangan putih berkuku panjang mlik sosok itu terulur meraih dagu Ciel,
menengadahkan wajah malaikat bersurai kelabu itu lalu dikecunya lembut bibir
ranum nan menggoda miliknya.
“Khukhukhukhukhu….
Kau kembali Rajaku. Walau dengan jiwa yang berbeda aku akan tetap setia
padamu.” Ucap sosok itu setelah ciumannya, tangan putihnya mengelus lembut pipi
Ciel lalu di kecupnya dahi Ciel.
“Tackky…..”
gumam Ciel dalam tidur tenangnya, seulas senyum lembut terpatri diwajah
cantiknya. Sosok itu tersenyum –menyeringai- ketika mendengar gumamman sosok
didepannya. Dengan perlahan ia dudukkan tubuhnya disisi Ciel lalu dirangkulnya
pelan tubuh mungil itu. Sedangkan Ciel sendiri sedikit menggerakkan tubuhnya
mencari posisi yang nyaman didalam dekapan sosok yang ia panggil ‘Tackky’
tersebut.
“Aku
merindukanmu Rajaku.”ucap ‘Tackky lalu ikut terlelap dalam ketenangan hutan.
──── Master ‘D ────
Semetara
itu ditemapat kediaman Beast di sebuah kamar tampak dua sosok yang sedang
bergelung di atas tempat tidur. Entah atas dasar apa laki-laki berambut raven
itu bisa terbujuk rayuan Beast wanita cantik ber body aduhai itu.
Sebastian
kini tampak sibuk sedang menciumi setiap centi leher jenjang Beast. Tangannya
bergerak perlahan membuka kancing kemeja yang dikenakan Beast. Setelah terbuka,
tangannya langsung menyelip kedalam lalu meremas pelan dada wanita itu.
“Hnngghhhh~
aakkhhh~~” erang wanita menahan nikamat dari remasan-remasan lembut Sebastian.
“Hmm~
kau suka?”tanyanya lalu menarik bra Beast ke bawah hingga ia bisa bebas meremas
dan memilin sesuatu yang menegang di puncak dada Beast.
“Hnngghhh~~
Aakkhh i-iyaahh.” Sebastian menyeringai.
“Hn~
baguslah.” Jawabnya. Sebelah tangannya ikut sibuk, turun kebawah dan menyibak
rok hitam ketat diatas lutu yang dikenakan Beast. Jarinya menggesek-gesek
daerah kewanitaan Beast hingga terasa lembab membuat Beast megerang keras.
Kini
mereka sibuk akan aktivitasnya. Tangan Sebastian perlahan menurunkan cd beast
sampai ke paha dan jarinya mulia menghujam lorong hangat wanita itu.
“Haahhhhh~~
hyaahhhh~.” Beast menjerit kecil saat jari Sebastian memasuki lorongnya
membuatnya merasakan sakit dan nikmat secara bersamaan. Sebastian tersenyum
puas, ia segera menambahkan jari telunjuk serta jari manisnyadan mulai bergerak
zig-zag di dalam sana. Beast menjerit penuh kenikmatan. Peluh membasahi sekujur
tubuhnya, tangannya meremas-remas seprai hingga tak terbentuk lagi.
Sebelah
kaki Beast diangkat oleh sebatian menuju pundaknya membuat pemuda raven itu
bisa leluasa mengerjakan pekerjaannya. Wanita itu mengigit bibirnya sabil
memejamkan matanya erat saat jari-jari Sebastian berherak dibawah sana,
menyentuh titik kelemahannya.
“Aaaggghhh
nghhhhhh~” desahan beast terus megalun menambah semangat Sebastian. Perlahan ia
menarik wajah Beast lalu melumat bibirnya penuh nafsu membuat wanita itu
mengerang dalam ciumannya sedangkan tangannya mulai terkalung di leher
Sebastian. Sebastian membuka resleting celananya dan membebaskan barangnya yang
sudah menegang sedari tadi.
Sebastian
mulai menyatukan dirinya dengan Beast, perlahan batangnya memasuki lorong Beast
yang lembab dan hangat.
“Mmmmhhhh
hhmmmhhhr~”desah Beast dalam ciumannya.
Setela
beberapa lama berusaha, akhirnya benda itu masuk sepenuhnya di dalam lorong
Beast. Wanita itu merasa dirinya ‘penuh’ oleh Sebastian. Sebasrian melepaskan
ciumannya dan mulai menggerakkan tubuhnya maju-mundur ‘mengacak’ lorong Beast.
“Aaahhhh
ahh ngghhh hngghhhh Sabas-aahhhh~” desah beast tak terkendali. Yang ada dalam
pikirannya saat ini hanyalah kenikmatan yang dirasakannya serta benda yang
terus mengodoknya dengan keras.
Sebastian
terus memaju-mundurkan tubuhnya sedangkan Beast mengerang dan mendesah setian
titik terdalamnya tersentuh oleh barang Sebastian.
“Aaaaahh
hngghhhh~ harder! Faster! Plea-shhh mo-reeehhnnnngghh~” Sebastian hanya
menyeringai melihat wajah memerah Beast.
“Kau
menikmatinya?” tanya Sebastian sambil meniupkan udara ke telinga Beast.
“Ha-aahhh~
i-iyaahhh~ nggghhhhh mo—moree pleaashhhhh~” Sebastian kembali tersenyum. Mempercepat
in-outnya hingga Beast menjerit. Sentuhan akhir, Sebastian menahan tubuh beast
sambil menariknya membuat batanya tertanam dalam ditubuh wanita itu.
“Aaaahhhh~
Sebaasshhh~”
“Hnngggg~”
lenguh Sebastian merasakan nikamat saat sarinya keluar denagn bebas di dalam
tubuh Beast. Perlahan ia baringkan tubuhnya disamping waita itu setelah
mencabut miliknya terlenuh dahulu. Dalam pikiranya ia terus memikirkan langkah
apa yang akan ia lakukan setelah ini sampai akhirnya ia terlelap dalam tidurnya
menyusul Beast yang kelelahan.
──── Master ‘D ────
Menjelang
sore, Ciel tak kunjung kembali ke rumah Beast dan membuat Sebastian yang sudah
sadar akan perbuatannya menjadi cemas. Beberapa menit sekali ia berjalan dari
ruang tamu menuju halaman dan begitu seterusnya membuat Bieast heran.
“Kau
kenapa Sebastian?” tanya Beast setelah kesabarannya habis melihat Sebastian
mondar-mandir seperti cacing kepanasan.
“Ciel
belum kembali.”ujarnya pelan penuh rasa khawatir. Didudukkannya tubunya di sofa
lalu ia gunakan sebelah tangannya untuk memijat pelipisnya yang terasa agak
pusing.
“Kau
jangan cemas begitu. Anak itu laki-laki, jadi pasti bisa menjaga dirinya
sendiri. Nah ini, minumlah.”ujar Beast lalu menyerahkan secangkir teh hangat
kepada Sebastian.
“Tapi
dia tak mengenali wilayah disini dengan baik.” Lanjut Sebastian sambil
mengambil the hangat yang di sodorkan Beast.
“Tenang
saja. Wilayah disini tidak ada hewan buasnya kok.”
“Hn”
jawab Sebastian singkat, didalam hati ia tetap mencemaskan Ciel. Anak
–malaikat- itu baru saja sembuh dan tersadar dari pingsannya setelah lima hari
di tambah lagi sebelum ini Ciel bilang ia tidak memerlukan tidur. Rasanya pasti
ada sesuatu yang terjadi bila orang yang tak pernah tidur tiba-tiba malah
pingsan. Hal itu lah yang membuat Sebastian cemas, ia takut Ciel tiba-tiba tak
sadarkan diri di tempat yang tak ia ketahui.
Sebuah
sentuhan dibahunya menyadarkan Sebastian dari lamunannya, tampak tangan Beast
sedang berusaha memeluknya dari belakang namun segera Sebastian hentikan.
“Kenapa?”tanya
Beast keberatan, kini ia berusaha mengalungkan tangannya.
“Aku
tudak suka. Hentikan tindakanmu!”jawab Sebastian datar sambil terus berusaha
menghentikan tangan Beast yang tambah berani menyentunya.
“Kenapa?
Padahal tadi siang kau sukakan~”desahnya di telinga Sebastian berusaha
memberikan sinyal-sinyal menggoda.
“Aku
bilang hentikan! Tadi siang itu aku sedang tak sadarkan diri. Jadi sekarang
hentikan tindakanmu itu!”bentak Sebastian mebuat Beast kesal dan mengurungksn
niatnya.
‘Cih,
mudah-mudahan dia tersesat di hutan dan takkan kembali lagi.’ Inner Beast penuh
benci. Ia lalu berjalan menuju dapur untuk membuat makan malam.
──── Master ‘D ────
Mendekati
waktu makan malam Ciel tak juga kunjung datang sebastian memutuskan untuk
mencarinya di sekitar desa ini. Namus ketika ia hendak bersiap-siap tredengar
suara ketukan dari pintu depan.
Tok…tok…tok…
Sebelim
Beast membuka pintu Sebastian sudah lebuh cepat berada di sana untuk
membukanya. Perlahan pintu itu terbuka berharap yang datang adalah Ciel dan
ternyata benar namun dengan keadaan yang sedikit berbeda dan juga tidak
sendirian.
Seorang
laki-laki berambut putih panjang mengenakan pakaian serba hitam sedang
menggendong Ciel ala pengantin, sedangkan cielnya sendiri tampak sedang
terlelap dalam tidurnya.
“Siapa
kau?” tanya Sebastian waspada melihat keadaan Ciel yang tampak tanpa pertahanan
satupun.
“Hihihihihi.
Akan ku perkenalkan diriku nanti. Tapi sekarang sebaiknya bawa Ciel masuk
terlebih dahulu, udara dingin tidak baik untuk tubuhnya saat ini.” Ujar sosok
itu. Dengan agak berat hati akhirnya Sebastian mengizinkan orang itu masuk dan
membawa Ciel ke kamarnya yang diikuti oleh Sebastian di belakang.
Sesampainya
di kamar, segera saja orang itu merebahkan Ciel di atas tempat tidur. Namun
tampaknya Ciel tidak mau membiarkan orang itu pergi karena sebelah tangannya
memegang pakaian yang di kenakan oranng itu dengan erat. Berusaha dengan
sedikit lebih keras sosok bersurai putih itu berusaha melepaskan genggaman Ciel
dari kain pakaiannya naman sepertinya hal itu malah membuat Ciel terbangun.
“Eng~”lenguhan
kecil saat ia membuka mata sapphire indanghanya, sedikit menggosok matanya ia
mulai bangkit dari tidurnya dan terduduk di atas ranjang. “Sebastian?”ujarnya
heran akan kehadiran si pemuda raven disana, lalu ia susuri lagi isi ruangan
itu dan berakhir pada sosok disampingnya. “Tackky~” ujarnya manja lalu memeluk
sosok di sampingnya dengan erat.
“Halo,
Master.” Jawab sosok dalam pelukan Ciel itu sambil mengusap perlahan surai
kelabu miliknya. Sedangkan Sebastian yang emlihat hal itu hanya bisa terdiam
penuh tanda tanya akan kehadiran sosok misterius yang tampak begitu dekat
dengan malaikat kelabu-nya
Tok..tok..tok…
Suara
pintu diketuk terdengar dari arah belakang mereka. Tampak Beast yang tengah
mengenakan celemek putih datang dengan senyum menghiasi wajah cantiknya.
“Makan
malam sudah siap. Ayo, kita makan dulu.”ajak wanita itu lembut dengan senyum di
wajahnya.
“Hn.
Ayo Ciel, anda juga.” Ajak Sebastian walau sebenarnya tidak iklas mengajak
sosok misterius tersebut.
──── Master ‘D ────
Di
meja makan, tampak telah tersedia beberapa hidangan lezat buatan Beast mulai
dari sup ayam, ayam goring dan semua olahan ayam lainnya. #maklim autor cuman suka makan ayam#
Ketenang
adalah perinsip mereka dalam menikmati makanan walau tak jarang sebatian
melirik Ciel yang tengah menyantam makanannya dan sosok asing yang sedari tadi
tampak sibuk melayani Ciel, sedangkan Ciel sepertinya sudah terbiasa.
Usai
menyantap dessert akhirnya Sebastian mulai buka suara hendak mengintrogasi Ciel
dan sosok asing itu.
“Ciel,
kau dari mana saja? Aku sudah pernah memerintahkanmu untuk tidak pergi tsnps
psmitkan.” Uajar Sebastian dengan marah.
“Aku
hanya sedang jalan-jalan.”jawab Ciel ketus. Semua orang yang ada si sekitar
mereka tampak tegang terutama Beast.
“Harusnya
kau beritahu aku dulu.” Bentaknya lagi yang membuat urat kemarahan pada diri
Ciel muncul. Anak bersurai kelabu itu bangkit dari duduknya dan menghadap
Sebastian dengan wajah penuh emosi.
“Oh!
Maafkan hamba yang mulian pangeran. Berikutnya pasti tidak akan hamba lakukan
lagi.” Ujarnya sambil membungkuk hormat kata-katanya penuuh dengan sindiran.
“Kau!
Aku ti-“
“Jangan
atur aku seperti aku ini mahluk lemah yang mudah terluka. Sadarlah, kaulah yang
seharusnya berada dalam posisi itu. Sedikit saja kau lengah maka kau akan mati.
Kau mengerti Pangeran manja.” Sindir Ciel penuh emosi lalu pergi dari ruangan
itu diikuti sosok yang di panggil ‘Tackky tersebut.
“Sial!”
umpat Sebastian lalu ikut meninggalkan ruangan menuju arah kamarnya untuk
menenangkan pikiran.
──── Master ‘D ────
“Takky,
bisa kau jelaskan berapa jumlah kuam kita yang masih bertahan?” tanya Ciel saat
sedang menyusuri hutan, tampaknya ia akan menuju sungai tempat ia tertidur tadi
siang. Cahaya bulan purama memberikan sedikit penerangan redup di dasar hutan
itu samar-samar tampak beberapa tunas bunga mawar hitam tumbuh perlahan dan
menyerap cahaya bulan serta mengeluarkan bau bagaikan kematian.
“Hihihihihi…..
Tidak cukup banyak tapi kita bisa meminta bantuan Lady ‘D untuk memberikan kita
pasukan tambahan.” Jelas ‘Tackky yang berjalan di belakang Ciel. “Memang anda
berencana melakukan apa Master?”
“Ingin
membalaskan Kekalahanku dan Kematianku yang pertama.” Ujarnya penuh dendam,
aura hitam pekat mengerikan keluar dari tubuhnya dan mata sappire indahnya
berubah menjadi wanra ruby menyala dengan pupil vertical. “Beri tahu Lady ‘D
bahwa aku masih hidup, minta dia memberikan separu pasukannya untuk membantuku
berperang dan kumpulkan semua kaum kita segera. Periksa keadaan Istana Utara
dan selidiki kelemahan Bangsa Wherewolf sialan itu.”lanjut Ciel setelah ia tiba
di tepi sungai tujuannya, kemudian ia mendudukkan dirinya di bawah batang pohon
tempat ia tertidur kemarin siang.
“Yes,
My Lord.” Ujar sosok itu lalu pergi menghilang meninggalkan Ciel yang mulai terlelap
dalam kegelapan. “Undertaker~” desahnya perlahan.
