- Home>
- KinGitsune 3
Posted by : Yuuki
Kamis, 26 Februari 2015
Kingitsune
†††
By
: Ayuni Yukinojo
†††
Naruto
© Masashi Kishimoto
†††
Pair
: ?/Naruto
Warning
:
Typo,
OOC, EYD berantakan, menjurus Shonen-ai,
.
Pagi yang
cerah, angin berhembus pelan dengan awan-awan putih tebal yang menghalau terik
matahari. Begitu sejuk dan tenng membuat Naruto sang pemuda berparas secerah
mentari itu enggan untuk bangkit dari singgasna tidurnya, namun mengingat bahwa
hari ini adalah hari ujian kelulusan akademi maka dengan berat hati ia
meninggalkan ranjangnya yang nyaman dan aman.
Setelah
besiap-siap, dengn sangat terburuu-buru Naruto melesat menuju arah akademi
tentunya setelah mengunci apartemennya. Ia berlari kencang tanpa memperdulikan
lirikan aneh dan benci dari para warga. Ia hanya ingin segera sampai di akademi
dan menjalani ujian yang telh di katakana Iruka-sensei kemarin.
Ya, kemarin
Iruka-sensei wali kelaas Naruto sudah menjelaskan hal-hal apa saja yang dijukan
dalam ujian kali ini. Terdiri dari Bunshin, Henge dan tes Shuriken. Begtu mudah
untu calon ninja yang akan menghadapi kekejaman dunia ninja tapi setidaknya Naruto
bersyukur karena henge dan bunshin dapat ia lakukan dengn baik walau memiliki
aliran chakra yang bisa di katakan sangatlah lemah. Sedangkan shuriken, itu
sangatlah mudah baagi Naruto mengingat ia selama ini selalu berlatih fisik,
shuriken dan kenjutsu setiap harinya,
,
Naruto tiba
paling terakhir di kelas, untung saja Iruka-sensei belum datang sehingga ia tak
perlu di hukum. Dengan senyum mentarinya ia berjalan tenang menuju arah
bangkunya berada. Barisan kedua paling belakang di samping Shikamaru yang
tengah tertidur berada. Sebenarnya hampir setengah dari penghuni kelas tidaklah
menyukai Naruto. Hasutan orang tua mereka untuk menjauhi si perang dipenuhi
dengan patuh oleh mereka sedangkan sisanya memilih acuh tak perduli contohnya
Aburame Shino yang pendiam, Uchiha Sasuke dan kakanya Namikaze Menma. Mereka
lebih senang menganggap Naruto taka da di dalam kelas ini. Sedangkan tema-teman
yang mau menerima Naruto hanya lah beberapa saja Shikamaru dari klan Nara, Kiba
adik dari Inuzuka Hana dan putra kepala kalan Akimichi, Chouji. Mereka adalah
empat biang masalh di kelaas yang sering membuat sang wali kelas pusing tujuh
keliling.
Tak selang
beberapa lama sang wali kelas akhirnya tiba diikuti para guru penguji, ada
kepala Klan Nara berdiri pling dekat dengn Iruka, diikuti yondaime dan Sandaime
Hokage dan paling terakhir ada Mizuki-sensei.
Semua siswa
tampak tegang melihat tim penguji yang yang akan menilai kemampuan mereka,
siapa yang tak kenal tiga petinggi di jajaran petinggi Konoha no Sato itu?
ketua klan Nara merangkap ketua ahli strategi kepercayaan hokage ketiga dan
keempat, sang Kiiro no Senko Yondaime Hokage serta sang propesor Sandaime
Hokage. Entah mereka harus merasa senang atau sedih karena hal ini. Di satu
sisi mereka senang karena bisa bertemu dengan para petnggi yang pasti sulit
untuk di temui sedangkan di sasu sisi mereka merasa sial kena yang menilai
adalah orang-orang hebat yang tentunya tak sebanding dengan mereka.
“Baik.
Karena semua sudah hadir, kita akan mulia ujiannya. Semua harap keluar kelas
dan menuju wilayah prektek.” Ujar Iruka-sensei memerintahkan seluruh murid
untuk mengukutinya.
Tak
menunggu waktu lama, ujian pun dimulai. Ada yang semangat menanggapinya ada
juga yang malas dan lebih memilih untuk tidur. Seperti yang sudah Iruka –sensei
katakana sebelumnya, ujian dimulai dengan Ujian Melempar Shuriken secara
individual pada target tak bergerak.
Ujian telah
usai, pengumuman kelulusan akan dilakukan esoh hari bersamaan dengan pembagian
kelompok. Para calon ninja bernafas lega sambil berharap cemas mengenai
kelulusan mereka besok. Sementara Naruto sendiri tidak begitu perduli. Ia yakin
pasti banyak pihak yang akan menetang kelulusannya dari akademi bahkan
menghalangi jalannya menjadi ninja.
Pagi yang
cerah, hari yang indah utuk dijalani dengan penuuh semangat. Yah, haruusnya sih
begitu namun tampaknya tidak bagi para calon ninja yang kini tengah terselimuti
aura tegang didalam kelas mereka. Walau dikatakan terselimuti aura tegang, tak
semua siswa yang mengalaminya. Naruto sendiri yang datang paling terakhir
terlihat santai, tertidur bersama Shikamaru disampingnya, Chouji yang sibuk
memakan kerpik kentangnya, Kiba yang terus berkoar menyuarakan ambisi masa
depannya tentang ninja terhebat yang ditanggapi dengan gonggongan dari Akamaru
lalu Uchiha Sasuke dan Namikaze Menma dengan ekspresi stoick mereka, entah apa
yang tengah mereka pikirkan.
Setelah
menati urang lebih 15 menit akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga,
kedatangannya membuat pehatian para siswa terarah kepadanya kecuali yang tengah
tertidur tentunya.
Setelah
mengucapkan salam basa-basi yang ditanggapi dengan wajah tak sabaran para
siswa, Iruka-sensei akhirnya menyampaikan hal-hal yang ditunggu para siswa.
“Selamat.
Kalian semua lulus menjadi Genin.” Ujar irka membuat kelas menjadi hening untuk
sesaat yang beriutnya dipenuuhi dengan teriakan suka cita memekakkan telinga
membuat Naruto dan Shikamaru terbangun dari tidurnya, “Lalu untu Rocky of The
Year kali ini jatuh pada Uchiha Sasuke dan Namikaze Menma dengan rata-rata
nilai 98.’’ Ucap Iruka yang ditanggapi dengan teriakan menggila dari para fans
girl Sasuke dan Menma.
Setelah
menunggu hingga kelas kembai tenang, Iruka lali membacakan pembagin Team
Gennin. (skip ke Team 7)
“Untuk
Tim 7 anggotanya adalah Uchiha Sasuke...” Ujar Iruka-sensei mulai membaca nama
anggota Tim 7, sekilas ia melirik sang bungsu Uchiha yang tampak tak perduli
akan teriakan para fangirl yang memujanya. “Haruno Sakura...” sebut Iruka
berikutnya.
“YOSSHHAAAAA!!!!! Makan itu Ino Pig!!” seru gadis bersurai
musim semi yang duduk disebelah kanan Sasuke, jari tengah tangan kanan gadis
itu teracung mengarah pada seorang gadis bersuai pirang pucat yang duduk di dua
deret bangku dibelakangnya. Gadis pirang itu tampak sangat kesal dan mulai
membalas makian dari teman masa kecilnya. “AWAS KAU JIDAT LEBAR!!”
“Ehem..” deheman pelan dari Iruka menghentikan acara adu
mulut-yang hampir berubah menjadi adu bogem- dari dua fans fanatik si Uchiha
bungsu. “Yang ketiga... Namikaze Menma.” Lanjut Iruka yang ditanggapi dengan teriakan
protes dari para siswa yang merasa bahwa pembagian kelompok untuk tim 7
sangatlah tidak adil karena ada dua orang brodigy dari masing-masing klan pada
tim itu. Sedangkan beberapa gadis memprotes karena menganggap tak adil sakura
sekelompok dengan dua pemuda idaman mereka.
“TENANG! Ini adalah pembagian yang telah disetujui oleh
Hokage-sama.” Seru iruka menenangkan anak didiknya “Selain itu masih ada satu
anggota khusus yang diminta secara langsung oleh Sandaime-sama untuk masuk
dalam tim 7 ini. Anggota khusus itu adalah...” Kalimat yang Iruka ucapkan
membuat kelas seketika hening. Semua menatap penuh tanda tanya kecuali dua
pemuda bersurai raven yang duduk di bangku yang sama itu. Mereka berdua hanya
menaikan sebelah alis mereka berusaha memasang ekspresi seolah-olah tak
perduli.
“Uzumaki Naruto.” Ucap Iruka adn seketika seluruh pandangan
para siswa terarah pada sosok pemuda pirang yang kini tengah tertidur di pojok
belakang kelas bersama Shikamaru si bocah jenius klan Nara.
“Naruto Uzumaki... apa kau mendengar apa yang ku ucapkan!?”
tanya iruka penuh emosi namun tak
mendapat tanggapan apapun dari si pemuda pirang. “Uzumaki Naruto!!” seru Iruka
lagi namun tetap nihil.
BRAKK
Suara gebrakan meja yang keras membuat kelas terdiam dengan
ekspresi ketakutan yang terpampang jelas di wajah para siswa. Perlahan sosok
pemuda pirang itu mulai terjaga, menunjukkan mata biru indahnya yang menatap
seluruh kelas. “Emm... Ada apa?” tanyanya dengan polos mengusap rambut
pirangnya yang berantakan.
“Uzumaki Naruto! Apa kau mendengar perkataanku?” tanya Iruka
lagi mentap nyalang si Uzumaki yang tampak cengengesan (?).
“Eng... yang mana?”
“Grrr.... Uzumaki Naruto berdiri diluar kelas SEKARANG!!”
seru Iruka penuh emosi, sedangkan si pirang hanya menghela nafas dan mulai
berjalan keluar kelas tak memperdulikan tatapan benci dari sebagian siswa.
“Merepotkan.” Ucap Shikamaru malas yang ternyata terjaga
akibat dari seruan murak Iruka.
“Shikamaru Nara! Jika kau tertidur lagi maka kaupun akan bernasib
sama seperti Naruto!” ancam Iruka menatap jenius klan Nara berwajah pemalas
itu. “Hahh~ Benar-benar merepotkan~”
.
“KENAPA SENSEI KITA BELUM MUNCUL JUGA SIH!!” teriakan
frustasi meluncur dari satu-satunya gadis didalam kelas tersebut, sementara tiga
pemuda lainnya hanya mendengus dan menguap. “NARUTO BODOH! BERHENTI MENGUAP!
APA KAU TAK PUAS TIDUR DARI TADII!!” maki gadis itu pada pemuda pirang yang
merebahan diri diatas meja dibelakanganya.
“Apa kau tak lelah berteriak dari tadi Haruno-san?” tanya balik
pemuda pirang itu. Mata birunya terpejam dengan kedua tangan terlipat
dibelakang kepala dijadikan bantal, kaki kirinya diluruskan sedangkan kaki
kananya ditekuk keatas. “DIAM KAU IDIOT!!” teriak gadis itu hendak memukul si
pemuda pirang.
“Sakura.” Seruan tenang dan dingin menghentikan tindakan si
gadis musim semi, tubuh gadis itu terlihat sedikit bergetar takut saat matanya
bertemu dengan mata obnix kelam Sasuke.
Setelah melihat gadis itu duduk kembali di bangkunya
pandangan Sasuke kini terarah pada satu-satunya pemuda disana, sekias pandangan
dimatanya melembut. Hanya sekilas dan selanjutnya menjadi dingin kembali. Tak
ada yang sadar akan hal itu kecualipemuda bermarga Namikaze yang tengah
pura-pura tidur disebelah kiri bungsu Uchiha.
Tak selang beberapa lama Naruto bangun dari tidurnya, dengan
posisi duduk bersila diatas meja ia
menatap dengan sayu kearah pintu masuk kelas sesekali ia menguap dan mengusap
matanya yang agak memerah. Tepat saat Naruto hendak turun dari meja pintu kelas
terbuka diikuti oleh seorang peria bersurai abu-abu yang memasuki kelas, satu
mata sayunya menatap anak-anak di kelas tersebut. Dari pemuda Uchiha yang
menatapnya intens, bocah Namikaze yang membuang muka, gadis Haruno yang tampak
kesal dan bocah pirang yang menatapnya tanpa emosi. Kosong.
“Maaf aku terlambat. Tadi aku sedang menolong nenek-nenek di
tengah jalan.” Ucap lelaki itu tersenyum walau yang terlihat hanya mata
kanannya saja. “Temui aku diatap sekarang.” lanjutnya dan lelaki itu lenyap
dalam kepulan asap.
.
Atap akademi di Konoha dipenuhi dengan pohon-pohon rindang
serta bangku-bangki yang baerada di bawah bayang-bayang pohon yang teduh.
Dengan ketinggian diatas dua puluh meter membuat tempat itu dipenuhi dengan
angin sejuk yang meneangkan. Pada jam istirahat tempat itu menjadi tempat
favorit untuk mengahabiskan waktu baik untuk makan siang ataupun hanya tidur.
Dari atap itu juga dapat terlihat pemandangan rumah-rumah warga Konoha juga
taman Konoha yang tepat berada tepat di tengah desa Konoha,
Namun sesejuk dan serindang apapun tempat itu jika berada
dibawah paparan sinar matahari musim kemarau tetap saja panas.itulah yang
membuat gadis di tim 7 itu menggerutu kesal, sementara tiga anggota lainnya
anya duduk dengan tenang memandang si calon guru yang tengah membaca buku
dewasa. Beruntung Naruto berada tepat di bawah bayang-bayang pohon.
“Sebutkan nama, hobi hal yang kalian suka, hal yang kalian
benci dan cita-cita kalian.“ujar lelaki bersurai abu-abu itu, matanya tak
teralih sedikitpun dari deretan kata di buku yang dibawanya.
“Kenapa bukan Sensei saja yang memperkenalkan diri terlebih
dahulu? Lagipula Sensei sedikit mencurigakan.” Gadis bersurai merah muda
satu-satunya itu menatap sang guru dengan curiga.
“Hn.. baiklah. Namaku Hatake Kakashi. Hobi... kalian belum
cukup umur. Kesukaan... kalian belum dewasa. Yang ku benci... orang yang
menghianati temannya sendiri. Cita-cita... kalian tidak perlu tahu. Kau yang pertama Pinky.” Tunjuk si guru pada
sakura yang tampaknya sedang kesal.
‘Jadi dia hanya mengenalkan namanya saja.’ Batin empat anak
itu
“Namaku Haruno Sakura. Hobi... #melirik Sasuke# Kyaaaaaa~
Yang ku suka... #melirik Menma# Kyaaaaaa~ yang kubenci Naruto idiot.
Cita-cita... #melirik Sasuke dan Menma# Kyaaaa~ Yang-“
”Cukup! Berikutnya kau Uchiha.” Sela Kakashi menghentikan
fangiling-an Sakura.
“Uchiha Sasuke. Cita-cita... tidak, ambisiku adalah membunuh
seseorang.” Hawa dingin menguar dari tubuh satu-satunya Uchiha di sana membuat
suasana menjadi tegang.
“Selanjutnya Kau” lirik Kakashi pada Menma yang ada di antara Sasuke dan Sakura.
“Nama Namikaze Manma. Yang kusuka Berlatih. Yang kubenci
Orang bodoh #memandang Natruto penuh
benci# Cita-cita menjadi ninja yang
yerkuat di duni.”
“Kau yang erakhir Pirang.” Mata kakashi menatap Naruto
dalam.
“Naruto. Yang ku suka tidak ada. Yang ku benci tidak ada.
Cita-cita... kalian taupun tak ada gunanya. Naruto menjawab datar tak
memperdulikan pandangan dari rekan-rekan setimnya.
Menghela nafas pelan Kakashi memijit keningnya. Merasa tim
yang akan dia bimbing ini walau berisi prodigy tapi akan sangat menyusahkan
untuk mengaturnya.
“Kenapa kita harus satu tim dengan anak idit itu sih.
Padahal kan satu tim itu harusnya berisi 3 orang genin.” Sakura menggerutu
memanyunkan bibirnya berlagak sok imut dihadapan dua pemuda tampan didekatnya.
“Itu adalah perintah Hokage Ketiga, Haruno. Kita tak bisa
menentang bukan.” Menma menanggapi dengan datar, menyilangkan kedua tangannya
di belakang kepala.
“Pasti dia memohon-mohon pada Hokage Ketiga untuk diluluskan
daru ujian genin dan masuk tim. Anak tak berguna seperti dia manamungkin bisa
menjadi ninja. Iya kan Sasuke-kun~” pandangan mata gadis merah muda itu
bersinar-sinar dengan wajah yang di buat seimut mungkin.
“Sudah. Kali ini hanya itu saja. Besok datang ke training
ground tujuh pukul 06.00 jangan telat dan jangan sarapan sebelumnya kalau tidak
kalian akan muntah karena kita akan mengadakan ujian Genin.”
“Kita kan sudah lulus ujian genin. Kenapa malah ujian lagi?”
Menma bertanya dengan wajah yang tertekuk-tekuk, kelihatan sekali bahwa ia
sedang kesal.
“Ujian yang kalian lakukan sebelumnya adalah ujian untuk
lulus dari akademi. Sedangkan ujian untuk menjadi genin ditentukan oleh guru
pendamping kalian masing-masing, cara dan aturannya pun beragam seseuai dengan
kebiasaan si guru. Jadi sampai jumpa besok.” Kabut putih muncul tiba-tiba dan
keberadaan si guru hilang entah kemana. Naruto hanya memandang dengan bosan.
Setelah semua kabut putih itu hilang ia bangkit dan meninggalan atap akademi
tanpa memperdulikan sakura yang memanggiilnya dengan kesal ataupun Menma yang
mendelik padanya.
‘Besok akan jadi hari
yang melelahkan. Ia kan Nii-chan?’
‘GRRRR~’
TBC

SUKAAA,,
BalasHapus