- Home>
- KinGitsune 6
Posted by : Yuuki
Minggu, 23 Agustus 2015
“Sungguh rendahan! Berani-beraninya kalian mengorbankan adik kalian sendiri! Dosa kalian akan dibawa hingga ke keturunan terakhir kalian!”
Kingitsune
(Rubah Emas)
†††
By
: Ayuni Yuukinojo
†††
Naruto
© Masashi Kishimoto
†††
Pair
: ?/Naruto
Warning
:
Typo,
OOC, EYD berantakan, menjurus Shonen-ai,
Panas
terik matahari mengiringi perjalanan misi Tim 7 ke luar desa. Ini pertama
kalinya mereka mendapat misi ke tempat yang jauh dan tak mereka ketahui. Dengan
di tuntun oleh Tazuna yang kini sudah melepaskan botol araknya mereka melewati
hutan.
Menma
memimpin barisan terdepan dengan Sasuke dibelakangnya. Dibelakang Sasuke ada
Tazuna yang disamping kiri dan kanan di jaga oleh Sakura dan Naruto, sementara
Kakashi berada di barisan paling belakang berjalan sambil membaca buku
keramatnya.
Panas
yang terik membuat keringat mengalir deras dari tubuh empat genanin dan satu
penduduk sipil itu. “Panas~ panas~ panas~ panas~” gumam Naruto sambil
melonggarkan resleting jaketnya.
“Bisa tidak
kau tutup mulutmu. Kalau kau merasa panas kau bisa minum air yang menggenang
disana itu. Warna air itu sama dengan warna kulitmu.” Sindir Sakura yang
tampaknya mendengar gumaman lirih Naruto.
Mata
sebiru sapphire itu menatap Sakura datar lalu mengalihkan pandangannya pada dua
genangan air yang ada di bawah bayang pohon. Matanya memandang kosong dan tak berminat
namun seulas seringai terpatri diwajahnya yang manis. Dia berjalan dengan
santai melewati air menggenang itu hingga saat ia mendengar suara gemerincing
rantai dan tubuh yang terjatuh semua pejalan kaki itu membatu.
Dihadapan
mereka tampak tubuh sang sensei telah tergeletak tak bernyawa dengan rantai
berduri yang mengikatnya. Rantai berduri itu terbentang dari tubuh Kakashi
hingga ke genangan air yang tadi mereka lewati. Perlahan genangan air yang
datar itu mulai timbul dan membentuk wujud dua lelaki mengenakan pakaian ninja
serba hitam dengan dua tangan yang terlilit rantai hitam. Diujung rantai
terdapat sabit dan pisau tajam yang masih menancap ditubuh Kakashi. “SENSEI!”
terika histeris Sakura, ini pertama kalinya ia melihat pembunuhan secara
langsung dan ini cukup mengguncang jiwanya.
“Selanjutnya
kalian.” Ujar sosok hitam yang meiliki rambut lebih panjang, didahinya terdapat
hitaiate asal Negara kiri dengan garis melintang di tangahnya tanda bahwa
mereka merupakan missing-nin. Dua lelaki hitam itu mulai mengerang para genin,
yang berambut panjang menyerang Menma sedangkan yang satunya menyerang
Sasuke. Sementara Naruto telah bersiaga
dengan kunai di tangan kanan dan tangan kirinya memegang gagang pedang yang
masih disarungkan.
“Katon : Goukakyuu no jutsu.” Ninjutsu
andalan klan Uchiha meluncur menuju arah lelaki hitam yang tak memiliki rambut
alias botak. Dengan muda dia menghalau jutsu api tersebut dengan dinding air
ciptaannya. Benturan antara air dan api tersebut menciptakan asap yang
menghalangi seluruh pandangan sekitar. Mata sasuke menajam perlahan mulai
memerah dengan satu buat temote yang ada didekat pupilnya. Dengan mata
legendaris Sharingan itu dia dapat mengetahui diaman letak lawannya yang
ternyata kini tengah melesat menuju arah Tazuna yang sedang dijaga oleh Naruto
dan Sakura.
“Naruto
awas!” seruan kencang dari sasuke tidak membuat naruto begeming, dia terus
berkonsentrasi merasakan perubahan udara hingga sebuah tekanan udara kencang
datang menuju arahnya. Sebuah rantai melesat menuju kepalanya dan berhasil
ditahan dengan kunai di tangan kanannya. Rantai itu menegang menariknya kearah
si pelempar, tubuh Naruto tertarik diiringi dengan teriakan dari Sasuke dan
Sakura. Saat Naruto membuka mata sebuah sabit menyambutnya, kunai itu melesat
hendak memotong lehernya, dengan segera Naruto menghindar saat posisinya dudah
cukup dekat dengan secepat kilat Naruto menarik pedanngnya menebas lelaki botak itu tepat di leher.
“Futon : Kamaikaze” hembusan angin
kencang meniup kumpulan kabut yang sebelumnya dihasilkan akibat benturan justsu
Sasuke dan si lelaki botak. Udara mulai bersih dan pandangan tak lagi
dihalangi. Sakura dan Sasuke dapat melihat Menma yang telah berhasil mengikat
lelaki berambut panjang dengan rantai hitam milik lawan dan naruto yang tengah
berdiri didepan tubuh tanpa kepala bersimbah darah dengan sebuah kepala yang
teronggok tepat di bawah kaki Naruto.
Pandangan
mata sappire itu kosong manatap ekspresi kepala tanpan badan itu. Mengernyit
sejenak sebelum menendang kepala itu pelan menuju tubuhnya. Jeritan Sakura
mengalihkan pandangan Naruto, dapat ia lihat Sakura yang tengah memandangnya
ngeri dan takut, Tazuna yang mengalihkan pandangan, Sasuke yang memandangnya
dalam dan Menma yang mendengus meremehkan.
“Kerja
bagus anak-anak.” Suar poff kecil terdengar seiring dengan muncunya Kakashi
lengkap dengan buku bacaannya. Lelaki bersurai abu-abu itu berjalan mendekati
penyerang mereka yang masih terikat. “Jadi, katakana siapa yang memerintahkanmu?”
“Heh!
Sampai mati pun tak akan ku katakan. Lagi pula, kenapa tak kau Tanya saja pada
lelaki tua tak berguna itu.” Ekspresi lelaki yang terikat itu tamak sangat
ketakutan, pupilnnya mengecil dengan keringat dingin yang bercucuran.
“jadi
kau lebih memilih mati ya? Baiklah.” Tangan kanan kakashi yang sebelumnya masuk
ke saku celana mulai mengambil kunai di kantong senjatanya. Saat ia hendak menikam
shinobi didepannya sebuah pedang telah terlebih dahulu memotong telinga kiri
lelaki yang terikat itu.
“Jujur
saja aku lebih suka kau disiksa terlebih dahulu sebelum di bunuh.” Suara datar
itu berasal dari pemilik pedang, mata birunya menatap kosong. “Katakan atau
siksaanmu akan lebih berat lagi.”
“Cukup
Naruto. Kau tak perlu ikut campur dalam masalah mencari informasi ini.” Mata
kakashi memandang naruto datar. Mendecih pelan Naruto berjalan menjauhi Kakashi
dan lebih mendukukkan diri dibawah pohon bersama Tazuna. Dengan tenang dia menghirup
nafas dalam lalu memejamkan matanya.
.
Skip
Misi di
Nami no Kuni berjalan dengan lancar. Walau mengalami banyak masalah karena
keberadaan Zabuza dan Haku misi itu dapat diselesaikan dengan baik oleh tim 7
tersebut. Walau harus mengalami cidera terutama Naruto dan Sasuke yang sempat
terjebak di kubah es Haku tapi dengan tehnik pedangnya Naruto berhasil menahan
serangan senbon dari Haku sehingga Menma datang menolong.
Beberapa
hari setelah kepulangan Tim 7, keadaan Konoha menjadi sangat ramai, itu di
sebabkan karena sebentar lagi akan diadakan ujian Chunin yang menurut lima
Negara besar akan diadakan di Konoha.para jounin terlihat berkeliaran disekeliling
desa memastikan tak ada hal yang mencurigakan yang dapat mengganggu jalannya
ujian.
Saat ini
Tim 7 tengah menunggu kedatangan guru mereka di Traning Ground 7. Mereka sudah
menunggu selama satu jam lebih tapi guru dengan rambut keabuan itu tak kunjung
datang. Hingga seekor anjing ninja kecil mendatangi mereka dan menyampaikan
pesan dari sang sensei bahwa pelatihan hari ini di batalkan. Keempat ninja muda
itu diminta menemui sang sensei didepan gedung Hokage. Setelah menyampaikan
pesan itu anjing ninja yang diketahui namanya sebagai pakkun itu menghilang
dengan kepulan asap.
Dalam
perjalanan menuju gedung Hokage tim 7 bertemu dengan Konohamaru, cucu
satu-satunya dari sang Hokage ke-3. Bocah yang masih duduk di akademi itu
dengan bangganya menantang Naruto tehnik ninjutsu yang dengan senanghati di
tolak. “Haha! Bilang saja Kak Naruto lemah. Tidak bisa ninjutsu!” bucah berusia
enam tahun itu menyombongkan dirinya tanpa sadar menabrak sosok yang berjalan
dibelakangnya.
“Apa-apaan
kau bocah!” sebuah tangan mengangkat Konohamaru keudara. Kakinya yang tak
mencapi tanah berusaha memberontak. “Bocah lemah! Berani-beraninya kau cari
masalah denganku. Akan ku bunuh kau!” lelaki dengan wajah penuh coretan itu
mengangkat Konhamaru keudara hanya dengan satu tangan, saat ia bersiap
membanting cucu Hokage ke-3 itu ke tanah sebuah kunai melesat menyerempet
pipinya dan menancap ke pohon besar di belakangnya.
“Turunkan
dia atau kau akan menimbulkan perang antar desa.” Pelaku pelemparan yang
taklain adalah Naruto berjalan mendekati pemuda shinobi Suna itu.
“Heh!
Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh bocah sepertinya hingga menimbulkan
perang? Dia bukan anak Hokage!” pemuda Suna itu memandang remeh Konohamaru dan
Naruto bergantian, sesekali menoleh kearah teman wanitanya yang ada dibelakang.
“Dia
memang bukan Anak Hokage. Tapi dia cucu kesayangan dan satu-satunya dari Hokage
ke-3. Tentu Konoha akan langsung mengumumkan perang jika kau berani mengusik keluarga
Hokage.” Acam naruto pada dua ninja suna didepannya dan menarik Konohamaru,
menyembunyikanya dibelakang punggungnya. “Dan minta juga teman setimu yang ada
di atas pohon sana untuk memasukkan kunainya kembali.“
Dua
ninja suna dihadapannya menunjukkan ekspresi tak mengerti. Saat mereka menoleh
kearah pohon dibelakangnya sudah tampak seorang pemuda bersurai merah dengan
tato kanji ‘Ai’ didahinya tengah menatap Naruto dengan tajam. Mata sewarna jade
itu memandang lurus pada mata sapphire Naruto selama beberapa saat hingga ia berdecak
dan mengalihkan pandangannya pada dua anggota timnya yang ada di bawah sana.
“Kankuro.
Temari. Kita pergi dari sini.” Pemuda berambut merah itu menghilang dalam
kepulan asap yang diikuti oleh dua anggota timnya.
Naru
menghela naas lega. Dia berhasil menghindari pertikaian dengan shinobi luar
yang kelas lebih kuat dan lebih berpengalaman. Konohamaru yang masih berada di
belakangnya hanya mampu bergetar menahan takut.
POFF
Kakashi
muncul dengan tiba-tiba diantara mereka, masih dengan buku pornonya ditangan.
“Yo anak-anak. Aku ada pengumuman untuk kalian. Dalam tiga hari dari sekarang
akan diadakan ujian chunin di Konoha. Kalian aku harapkan untuk mengikutinya.
Pendaftaran dilakukan pertim. Jadi bila kalian ingin ikut, tim ini harus daam
keadaan lengkap. Pikirkan ini masak-masak karena yang mengikuti ujian bukan
hanya dari ninja Konoha tapi juga dari luar Konoha. Nyawa kalian bisa saja
terancam. Sekian. Kalian boleh pulang.”
.
SKIP
Tiga
hari berlalu kini anggota Tim 7 tengah berjalan menuju ruang ujian, dalam
perjalan mereka bertemu dengan anggota Tim Guy yang terdiri dari Hyuga Neji
pemilik mata Byakugan, Rock Lee dengan setelan serba hijau dan rambut mangkuk
mirip guru Guy nya dan Tenten gadis tomboy bercepol dua.
“Sakura-saaannn~”
teriakan nyaring Lee menghentikan langkah Tim 7 yang hendak memasuki kelas.
“Sakura-sann~ hari ini kau cantik sekali!!”
“Diamlah
Lee! Kau berisik! Sasuke-kuu~ ayo kita masuk ke kelas~” tangan sakura merangkul
lengan Sasuke dan menyeretnya memasuki ruang kelas diikuti oleh Menma
dibelakang. Sedangkan Naruto hanya memandang Lee yang sedang pundung dan
seorang pemuda bersurai abu-abu dikuncir yang mengenakan sebuah kaca mata
bulat. “Hoi idiot cepat masuk!” seruan dari Menma di pintu kelas mengalihkan pandangan
Naruto. Dengan perlahan pemuda bersuari pirang itu memasuki kelas. Didalam sana
beberapa meja telah diduduki dan Tim 7 juga duduk di tempat yang terpisah.
Sasuke ada di deretan no tiga dari belakang, sakura ada di sampingnya, Menma
duduk di samping gadis Hyuuga yang dulu satu kelas dengannya saat di akademi.
Berpasang-pasang
mata memandang Naruto yang berjalan menyusuri kelas menuju deretan bangku
paling belakang tepat di pojok. Ia dapat mendengar bisikan-bisikan nada menghina
dan mencemooh dari seluruh isi kelas. Ia juga dapat merasakan tatapan membunuh
dari pemuda berambut merah yang duduk di tengah kelas, pasir-pasir halus pemuda
itu tampang mengambang di udara disekitar sipemuda.
Dari
tempat duduknya Naruto dapat melihat seluruh penghuni kelas. Mulai dari Kiba
dengan Akamaru yang duduk di samping Hinata, Shino tepat di bangku disamping
Kiba, Shikamaru dan Chouji di deretan bangku no dua dari belakang lengkap
dengan tampang malas dan snack di tangan. Ino di samping Sasuke membuat si
pemuda emo diapit oleh dua fansgrilnya.
Pintu ruangan
terbuka dimasuki oleh seorang lelaki berpakaian hitam dengan luka yang memenuhi
wajahnya. Lelaki itu berjalan menuju meja guru, memukul meja dengan keras
mangalihkan perhatian seluruh penghuni kelas. “Aku Morino Ibiki pengawas ujian
tahap pertama. Pada ujian ini kalian harus menjawab sepuluh soal yang diberikan
panitia. Bila kalian sampai ketahuan mencontek maka kalian akan
didiskualifikasi. Tim yang anggotanya terdiskualifikasi maka akan gugur. Kalian
paham!”
“Ya!”
.
Ujian
telah berjalan selama satu jam. Sudah ada tiga orang yang terdiskualifikasi
karena mencontek. Mereka melakukan tindakan yang ceroboh dengan terangterangan,
alhasil mereka berserta timnya haru tersingkirkan. Naruto sendiri tau apa
tujuan dari ujian ini. Di awal Ibiki telah mengatakan bahwa yang ketahuan
mencontek akan di diskualifikasi. Garis bawahi ‘yang ketahuan’ artinya jika tak
ketahuan maka takkan ada masalah. Ibiki juga tak mengatakan bahwa siswa
‘dilarang mencontek’. Itu sebabnya Naruto tidak menjawab soal. Dia hanya
mengamati para peserta yang berusaha mencari jawaban. Dari tempat duduknya ini
dia dapat melihat Sakura yang sedang tegang, Sasuke yang mengerjakan dengan
santai –ia pasti menggunakan sharingannya-, hinata yang tampak sesekali memberitahu
Menma jawaban dari soal-soal. Lalu perhatian Naruto terarah pada langit-langit,
disana ada sebuah mata terbuat dari pasir melayang-layang mengelilingi kelas,
lalu serangga-serangga Shino sempat ia lihat tengah merayap dibeberapa baju
peserta lain. Akamaru juga tampak sangat berisik di atas kepala Kiba tapi si
pemilik tampak tak mengalami kendala dalam menjawab soal.
Ibiki
dan pengawas ujian lain mulai mengelilingi kelas memeriksa para peserta.
Beberapa peserta tampak tegang saat lelaki dengal luka memenuhi wajah itu lewat
disamping mereka. “Kenapa kau tak menjawab satupun?” suara Ibiki yang berat
mengintrupsi kegiatan Naruto. Lelaki itu memandang naruto dengan tajam. “Apa
kau meremehkan ujian ini? Atau kau tak sanggup menjawab? Bukankah lebih baik kau
mengundurkan diri saja daripada didiskualifikasi secara tak terhormat.”
“Aku
tidak meremehkan unjian ini. Dan bila aku mengundurkan diri maka Timku pun akan
didiskualifikasi. Walau aku tak perduli pada mereka dan ujian aku masih
memikirkan nama baik keluarga mereka. Lagipula aku sudah mengerti maksud dari
ujian ini jadi tak ada gunanya aku menjawab soal.” Ujar Naruto santai, kedua
tangannya ia gunakan untuk menopang dagunya.
“Sudah
mengerti?”
“Ya,
tujuan dari ujian ini adalah untuk mencari info atau jawaban tanpa diketahui
pengawas. Pencari info atau mengamati adalah tindakan dan kemampuan yang sangat
diperlukan seorang ninja dalam menjalankan misi. Bila kemampuan pengamatannya
lemah maka dia akan ketahuan, dalam misi itu bisa berujung pada kematian. Peserta
yang tadi dikeluarkan pun melakukan tindakan yang ceroboh dalam mencari info.
Benar bukan?”
Ibiki
merasakannya, walau samar mata sebiru langit itu menujukkan wibawa dan
pengalaman seseorang yang telah lama terjun kedunia ninja. Mata tu juga tak
memiliki ambisi tapi terlihat kuat. “hem. Kau benar. Selamat kau lulus.” Ujar
Ibiki pelan lalu kembali berjalan menuju depan kelas.
“Waktu
habis. Kumpulkan semua jawaban kalian.” Para penjaga mulai mengumpulkan
jawaban, sesekali mereka tersenyum melihat jawaban-jawaban yang melenceng dari
inti pertanyaan. “Baiklah. Semua yang ada dikelas ini kunyatakan lulus.” Ujar
Ibiki kemudian.
“Apa
maksudmu sensei?” seorang ninja dari konoha mengacungkan tangan.
“Inti
dari ujian ini adalah mengumpulkan informasi dengan baik dan tepat. Peserta
yang sebelumnya gagal adalah peserta yang melakukan kecerobohan dalam mengambil
informasi. Dalam menjalankan misi seringkalian kalian akan ditugaskan untuk
mencari informasi dari seseorang, kelompok, desa bahkan Negara. Ujian ini
adalah untuk melihat apakah kalian pantas dalam tugas itu. Jadi kalian-”
PRANK
Belum
Ibiki menyelsaikan penjelasannya, kaca yang ada di kelas itu tiba-tiba pecah
diterobos oleh seorang wanita berambut pendek keunguan. Ia mengenakan sebuah
baju jaring yang menunjukkan kulit mulusnya, sebuah rok ninja pendek dan sebuah
jaket keabuan berlengan panjang. Dia dengan santai duduk diatas meja guru
sambil memakan dango yang ia bawa. “Ibiki bodoh. Kenapa banyak sekali yang
lolos? Hm? Uchiha, Nara, Akimichi, Yamanaka, dua Hyuuga, Inuzuka, Aburame,
Sabaku bersaudara. He~ dua Namikaze eh?”
“Ralat,
satu Namikaze dan satu anak buangan~ hahahaha~” tawa menma menggema di kelas,
peserta lain yang tak mengerti hanya mengernyit heran dan yang mengerti hanya
tersenyum dan terdiam.
“DIAM!”
bentakan Anko, nama ninja wanita eksentrik itu.”Kalian segera berkumpul di
depan gerbang tiga belas hutan kematian. Ku beri waktu satu jam, telat sedetik
saja kalian ku diskualifikasi beserta tim kalian mengerti.”
.
Siang
itu pintu masuk hitan kematian tampak ramai dengan para ninja muda dan
ninja-ninja senior. Mereka memasang ekspresi tegang tak jarang juga terdapat
raut takut. Siapa yang tak kenal Hutan kematian? Hutan tertutup yang dilarang
untuk di masuki, didalam hutan itu terdapat banyak hewan-hewan mengerikan yang
bahkan sulit dihadapi oleh ninja senior sekalipun. Walaupun begitu, hutan ini
memiliki sebuah wilayah yang kaya akan hewan buruan dan buah-buahan yang dapat
dikonsumsi, hanya saja tak banyak ninja yang mengetahuinya.
“Semua
Berkumpul! Aku akan menjelaskan aturan dalam Ujian ini.” Ninja wanita dengan
pakaian terbuka itu berdiri di atas sebuah podium, disampingnya terdapat
beberapa ninja dan anbu yang berdiri dalam posisi siaga. “Saat akan memasuki
Hutan kalian akan diberikan sebuah gulungan entah itu gulungan Langit atau
Bumi, tugas kalian adalah mengumpulkan gulungan Langit dan Bumi lalu membawanya
kesebuah bangunana di pusat hutan. Kalian bisa merebut gulungan-gulungan itu
dari tim lawan. Jangka waktu yang diberikan adalah lima hari. Jika dalam lima
hari kalian belum sampa di bangunan pusat maka kalian akan dinyatakan gugur.
Dan satu lagi. Kalian aku minta untuk menulis surat wasiat sebelum memasuki
hutan dan meyerahkannya pada ninja penjaga.”
“U-untuk
apa kami menulis surat wasiat?” seorang kunoichi muda dengan pelindung kepala
kumogakure tampak bergetar ketakutan. “Bukankah ini hanya ujian?”
“Ya ini
hanya ujian. Tapi didalam sana kami ninja dan anbu tidak bisa ikut campur
banyak apalagi bila tim kalian berhadapan dengan tim lain. Bisa saja dalam
pertarungan perebutan gulungan kalian malah terbunuh.”
.
.
.
Tim
tujuh dengan anggota yang tidak biasa itu baru saja memaski gerbang hutan.
Mereka masuk melalui gerbang tiga belas. Setiap tim memasuki gerbang yang
berbeda untuk mengurangi terjadinya bentrokan anatar tim. Dengan gulungan
Langit di tangan Sakura mereka mulai berjalan kedalam hutan.
“Kita
harus segera membuat rencana.” Ucap Sasuke yang berada di barisan paling depan,
Menma yang ada di belakangnya hanya mengangguk sedangkan Sakura yang ada
dibarisan nomer tiga hanya tergugup. Sementara Naruto yang ada dibarisan paling
belakang tak begitu memperdulikan, dia tengah mengamati setiap sisi hutan
dengan waspada.
“Aku,
Sasuke dan Sakura akan mencari tim yang memiliki gulungan Bumi, sementara kau!
Anak tak berguna, kau pergi cari sumber makanan saja. Jangan kembali sebelum
kau mendapatkan makanan untuk kami.” Tunjuk Menma pada Naruto yang sedari tadi
tak mengeluarkan suara.
Mengernyitkan
alis, samar-samar Naruto tadi merasakan keberadaan cakra yang mencurigakan
beberapa ratus meter dari mereka.“Tak masalah.” Ucapnya namun dengan pandangan
mata yang masih siaga.
“Kalau
begitu ayo kita bergerak. Kita kembali lagi kemari dalma waktu dua jam.” Pemuda
Uchiha itu mulai memisahkan diri dari barisan diikuti oleh Sakura dan Menma.
“Sebaiknya
kau tak menyusahkan kamu, lemah.” Desis menma yang hanya bisa didengar oleh
Naruto.
Naruto
hanya memandang kepergian mereka bertiga dengan wajah tanpa ekspresi. Matanya
memandang awas pada arah yang dituju timnya. Arah yang membawa mereka bertiga
menuju sebuah cakra yang dirasa naruto sangat mencurigakan beberapa saat lalu.
Mengangkat bahu tak perduli Naruto mulai berjalan kearah yang berlawanan dari
Timnya, mulai mencari makanan untuk konsumsi timnya tanpa memperdulikan sosok
berambut hitam panjang dengan kulit putih bak mayat yang menyeringai gila.
“Sssttt~ Namikaze dan Uchiha~”
TBC
A/N :
Maaf update telat.
Jujur saja saya kesulitan dalam
menulis, baik itu menulis fanfik ataupun Skripsi saya.
jadi mohon permaklumannya bila telalu lama menunggu.
jadi mohon permaklumannya bila telalu lama menunggu.
.
Salam Ayuni Yuukinojo.
.
Denpasar,
23/8/25 (2.893)
