- Home>
- Frozen Heart 5
Posted by : Yuuki
Selasa, 09 Januari 2018
Frozen Heart
FROZEN and Rise of The Guardians "Not Mine"
Waning : Typo, Alur berantakan, OOC
Toothiana menatap sosok ratu Arendel yang berjalan diatas laut yang membeku, dibelakang Elsa tampak sosok bayangan hitam yang mengikuti kemanapun gadis itu pergi. Walau samar Toothiana mengenal sosok dingin itu. Dirinya lah dulu yang mengumpulkan gigi pertama milik Elsa yang copot. Ia tahu ingatan masa kesil Elsa saat bertemu dengan Jack Frost.
"Jack kau tidak mengenalnya?" Tanya Toothiana heran. Harusnya Jack mengenal gadis itu karena mereka bertemu saat jack telah menjadi roh salju.
"Hah? Tidak. Ini pertama kalinya aku bertemu dengannya." Jawab Jack Frost heran. Seingatnya, ini pertama kalinya Jack Frost bertemu dengan gadis itu. Walau ia sebenarnya merasa ragu.
"Kau tidak mengenal gadis itu? Dulu kau pernah bertemu dengannya."
"Apa maksudmu Toothiana??"
.
.
Elsa menatap sosok kecil dalam gendongan ibunya yang terbaring di atas tempat tidur. Sosok itu sangat mungil dan lemah. Ayahnya berkata bahwa ia telah menjadi seorang kakak. Dan dia harus menjaga adiknya Anna dengan baik. Saat itu Elsa kecil memutuskan bahwa ia akan melindungi adiknya dari segela ancaman yang akan datang. Meski itu dari dirinya sendiri.
.
Siang di penghujung tahun itu salju berhenti turun untuk sejenak. Para anak-anak mulai keluar dari rumahnya yang hangat untuk bermain salju di halaman. Begitupula dengan Elsa dan Anna. Besama Kristof dan Sven mereka bermain di halaman istana yang luas diawasi oleh sang Ratu.
"Elsa! Tunjukkan sihirmu! Tunjukkan sihirmu!" Seru Anna kegirangan. Gadis kecil itu ingin menunjukkan kekuatan yang dimiliki kakaknya pada sahabat lelakinya.
"Sihir itu tidak ada Anna." Ejek Kristof pada Anna yang cemberut.
"Ada! Elsa bisa melakukannya."
"Anna, aku tidak bisa men-"
"Hanya orang bodoh yang percaya sihir~ Sihir itu tidak ada. Anna kau mau saja di bohongi!" Ejek Kristof sambil melemparkan bola salju ke tubuh Anna dan perang bola salju itupun dimulai melupakan Elsa yang tampak mematung.
.
Elsa menatap hamparan hutan didepannya dengan takjub. Dia barusaja memisahkan diri dari adiknya dan Kristof yang tengah bermain perang salju. 'Hanya orang bodoh yang percaya sihir~' sindiran Kristof masih terngiang di telinga Elsa.
"Hanya orang bodoh yang percaya sihir." Bisik Elsa sambil memandang kedua tangannya yang mungil.
.
Elsa menari-nari kecil di bawah hujan salju yang turun perlahan. Hari itu ayah dan ibunya harus menyambut tamu penting kerajaan dan Anna sedang membuat kue dengan cheft kerajaan. Ini satu-satunya kesempatan Elsa untuk dapat bermain dengan bebas dihutan dan menggunakan kekuatanya.
"Hei, Kau sedang apa?" Suara pemuda itu meghentikan tarian kecil Elsa.
Itu adalah saat pertamakalinya putri mahkota kerajaan Arendel itu bertemu dengan Jack Frost. Sang roh salju dan pembawa musim dingin.
"Jack. Apa besok kau akan datang lagi?" Tanya Elsa ketika hendak kembali ke istana.
Pemuda berambut silver cloud itu hanya menatap Elsa dan tersenyum penuh arti. Elsa tak pernah mendapatkan jawaban pasti dari pertanyaannya itu dan ia tak pernah tahu arti dari senyuman itu. Dan kesokan harinya, kesokannya lagi, lagi dan lagi. Jack tak pernah muncul lagi. Meninggalkan Elsa dalam kesendirian dan kesepian tak tahu bagaimana harus menghadapai hati yang dipenuhi keriduan.
.
Elsa menatap Anna yang sedang bermain di halaman istana dari jendela kamarnya. Hari itu musim semi yang cerah, tapi tak sedikitpun panas sinar matahari memberikan kehangatan pada kamarnya yang membeku. Ia hanya bisa meilhat Ayah dan Ibunya bermain bersama snag adik sementara dia hanya bisa terkurung di kamarnya seorang diri dengan tumpukan buku yang harus ia pelajari. "Jack." Bisik Elsa kesepian.
Hati rapuhnya yang semakin tumbuh bersama dengan kekuatan sihirnya yang semakin berkembang. Ia harus melindungi adik lemahnya. Oleh karena itu ia harus mengurung dirinya. Ia tak lagi ingin menyakiti satu-satunya adik yang ia miliki.
.
Umur Elsa saat itu tepat 11 tahun ketika ia mulai diperkenalkan dengan ilmu kepemimpinan dan aturan-aturan pemimpin kerajaan. Ia sadar ayahnya tak memiliki putra yang bisa di warisi tahta. Maka dia harus melupakan semua mimpinya untuk hidup di luar dinding istana untuk selamanya dan mulai memutuskan untuk manjadi putri mahkota yang sesuai dan dibutuhkan oleh rakyat-rakyartnya.
.
Semua berlalu begitu cepat. Baru sebulan lalu ia menginjak usia 17 tahun dan kini dia harus dihadapi dengan pemakaman kedua orangtuanya. Semua bagaikan mimpi buruk. Hari-hari bahagianya lenyap secara perlahan bersamaan dengan hatinya yang membeku. Semua berawal dengan hilangnya Jack berlanjut dengan Anna yang terluka lalu kematian kedua orangtuanya. Kini yang tersisa hanya Anna seorang. Dan akan ia pastikan bahwa dia akan melindungi adiknya itu dari berbagai macam bahaya yang datang dan memastikan sang adik selalu ada di sampingnya.
.
"Kau memiliki kekuatan yang sangat unik, Ratu." Pertama kali Elsa mendengar bisikan itu adalah tepat beberapa minggu setelah pemakaman kedua orang tuanya. Kekuatannya semakin tak terkontrol dan berbagai mimpi buruk selalu menghantui tidurnya dan sejak saat itu sosok hitam itu terus mengikuti setiap hari-harinya.
"Aku takkan pernah meninggalkanmu seperti yang lainnya." Sosok itu selalu berusaha masuk ke dalam kehidupannya. Memberikan janji-janji menggiurkan yang dapat menyesatkannya. "Aku Pitch Black takkan pernah meninggalkanmu."
.
Elsa menatap bongkahan es yang sebelumnya mengurung Anna. Kini penjara dingin itu kosong tak berpenghuni.
"Para Guardian itu merebut adikmu." Ucap sosok hitam yang berdiri di belakang Elsa. Sedari tadi sosok yang di ketahui sebagai Pitch Black itu hanya mengamati reaksi yang di timbulkan Elsa.
"Hans masih ada di dalam istana. Bisa saja dia menculik Anna." Dengan tergesa-gesa Elsa menuju balkon istana esnya. Menatap gundukan salju yang berserakan. Dengan lambaian lembut dari kedua tangannya Elsa membentuk monster salju yang besar dan mengerikan. "Aku ingin kalian merebut kembali adikku dan bawa ia kemari bagaimanapun caranya kecuali melukai warga Arendell"
"Kenapa kau melarang mereka melukai orang-orang? Bukankah mereka lah yang memulai semua tragedi ini?" Pitch Black berusaha menghasut Elsa.
"Mungkin mereka lah yang memulai semua tragedi ini. Tapi sebagai Ratu yang menduduki kekuasaan di negeri ini, sudah menjadi tugasku untuk melindungi mereka." Mata azure Else menatap langit gelap di atas hutan. "Selain itu mereka sudah cukup menderita dengan badai salju abadi ini." Senyum sinis terlukis diwajah cantik ratu Arendell. Ia menatap Pick Black untuk sejenak memberikan peringatan gara tidak menyakiti warganya sebelum kembali memasuki istana."Akan ku pastikan mereka bergantung padaku hingga mereka lupa akulah yang membuat mereka menderita."
Pitch Black menatap pasukan monster salju yang mulai meninggalkan istana Elsa. Tidak menyangkan bahwa gadis yang dulu terlihat ceria itu bisa menjadi sedingin ini. Tapi bukankah ini yang ia inginkan?
.
.
Kristof menatap Anna yang terbaring di atas tempat tidurnya. Tubuhnya tertutup selimut tebal nan hangat dan perapian menyala terang memberikan kehangatan di kamat itu. Dari jendela Kristof juga dapat melihat anggin yang berhembus kencang membawa kepingan salju dan udara dingin. Di ruangan itu juga ada para Guardian yang tampak sedang berfikir bagaimanacara menghentikan badai salju itu.
"Kurasa satu-satunya cara adalah dengan mengalahkan Elsa. Jika kalian tak bisa menyadarkannya, maka terpaksa kita harus membunuhnya." Seluruh mata para Guardian tertuju pada Kristof. Pemuda itu terlihat jelas sangat terluka saat mengatakan pendapatnya.
"Tapi kami tidakmungkin membunuh." Toothiana berujar lirih. "Kami adalah roh penjaga. Tugas kami adalah menjaga para anak-anak. Dulupun kami berhasil mengalahkan Pitch Black dengan bantuan anak-anak. Kami tidak boleh membunuh, Kristof." Menjadi sebuah aturan mutlak bahwa roh penjaga tidak boleh memnuh manusia. Mereka hanya bisa mengalahkan dan membunuh sesama roh penjaga.
"Satu-satunya cara untuk menolong negeri ini adalah dengan mengalahkan Elsa dan satu-satunya cara untu menyadarkannya adalah dengan membunuh Pitch Black kembali."
TBC
Welcome to the Grand at Sands Casino | Casino Review 2021
BalasHapusA perfect venue for any of 메리트 카지노 주소 our games including Roulette, Blackjack and septcasino video 메리트카지노 poker. Great prices, high limits and great user-friendliness