Archive for Januari 2018

  • Empress Of Uchiha Family 14

    0

    Sakura menatap remaja yang sedang berbincang dengan temannya dengan lembut. Wanita itu telah menanti bertahun-tahun agar dapat menemui putrinya. Berharap bisa masuk kedalam kehidupan putrinya yang sempurna. Awalnya tujuan ia menemui putrinya adalah untuk membongkar kebohongan yang disimpan para Uchiha tapi saat menyadari betapa putrinya sangat bahagia hidup didunia dibawah bayang-bayang Uchiha itu membuatnya ragu. Apakah ia tega mengancurkan kebahagiaan yang telah didapat putrinya?
    Jika dulu dia tidak terima dengan keputusan Uchiha dan memaksa mengambil Sarada, apakah putrinya akan sebahagia ini? Apa dirinya bisa membesarkan putrinya tanpa sosok seorang ayah? Bagaimana tanggapan orang-orang ketika Sarada tidak mengenal sosok ayahnya?
    .
    .
    Sasuke memeluk perut buncit istrinya dengan erat diatas ranjang queen size mereka. Lelaki adik Uchia Itachi itu mengenang kembali masa-masa bahagia dan sulit yang dulu ia alami bersama sang istri sekaligus sahabatnya sedari kecil. Saat masa pacaran dulu ia hanya mengharapkan kehidupan norma dengan istrinya. Dirinya bekerja di kantor ayahnya sedangkan sang istri akan mengelola restoran yang ia miliki. Saat pulang kantor ia akan menjemput istrinya di restoran dan mengajaknya makan malam romantis. Tak ada sedikitpun pemikiran untuk memiliki keturunan karena ia tahu kondisi Naruto.
    Selama masa pernikahan merekapun sebenarnya ia tidak pernah memiliki pemikiran untuk meneruskan keturunan. Ia sudah siap dengan resiko yang ia terima ketika menikahi Naruto. Tapi tak selamanya hari-hari bahagia mereka berjalan lancar.
    Tahun ke dua Pernikahan SasuNaru
    Rapat keluarga besar Uchiha dilakukan sebulan sekali. Para tetua akan membahas masalah keluarga besar dan mengambil jalan untuk mengatasinya. Hari itu masalah yang diambil adalah bagaimana medapatkan penerus untuk keluarga inti Uchiha.
    Berbagaimacam saran dan pendapat telah diutarakan. Tak jarang saran-saran itu memberatkan pihak Naruto. Siapa yang tidak tahu Naruto di keluarga besar Uchiha. Keberadaannya dihormati sekaligus dibenci. Dihormati karena ia adalah begian dari keluarga inti Uzumaki-Senju, tapi juga dibenci karena posisinya sebagai istri Sasuke membuat banyak gadis Uchiha patah hati.
    Gadis-gadis yang sedari kecil telah didik untuk menjadi calon istri bagi Itachi dan Sasuke itu harus kehilangan mimpinya ketika Naruto masuk kedalam keluarga inti. Jangan tanya sudah berapa kali Naruto diculik dan dilukai. Hal itu tentu membuat Madara dan Fugaku tidak tenang. Jika sampai terjadi sesuatu pada cucu kesayangan Hashirama itu, maka Senju dan Uzumaki takkan tinggal diam.
    Sasuke hanya ingin melindungi Istrinya. Uchiha adalah keluarga bangsawan yang memegang teguh aturan kerajaan. Calon kepala klan hanya bisa di berikan kepada keturunan keluarga inti. Walau bagi keluarga Sasuke tidak masalah jika Naruto tidak bisa memberin keturunan tapi para tetua dan Uchiha yang lain tidak. Mereka selalu berusaha mengusik kedamaian pernikahan Sasuke dengan menyindir kekurangan Naruto. Bahkan terang-terangan mereka menawarkan putri, adik atau kakak perempuan mereka sebagai istri kedua Sasuke. Jika saja bukan karena tatapan mematikan dan ancaman dari Fugaku dan Madara, mereka pasti sudah melakukan berbagai macam hal licik untuk membuat Sasuke jatuh ketangan mereka.
    Sementara para lelaki-suami sedang rapat para istri dan gadis-gadis Uchiha sedang berkumpul di ruang keluarga. Berbincang mengakrabkan diri. Walau terlihat sangat harmonis tetapi Mikoto yang duduk di sofa ditengah ruangan dapat mendengar bisikan dan sindiran yang di bicarakan oleh keponakan dan sepupunya. Mata onix Mikoto menatap Naruto yang duduk tenang di sampingnya. Nyonya Uchiha itu sudah mengenal Naruto sejak pemuda itu dilahirkan. Mikoto adalah orang ke lima setelah Minato, Kushina, Hashirama dan Madara yang menggendong bayi mungil dari Namikaze itu. Mikoto juga yang terkadang menggantikan peran ibu untuk si pirang ketika Kushiha sedang tidak ada dirumah. Jelas Mikoto tau benar sikap, sifat dan tabiat Naruto. Dia tahu arti dari senyum yang saat ini ditampilkan pemuda pirang duduk di sampingnya ini.
    Seorang wanita Uchiha yang merupakan sepupu Mikoto tiba-tiba datang mendekati Nyonya Besar Uchiha itu. Wanita itu mendekat perlahan dengan angkuh yang jelas-jelas ditujukan kepada Naruto. "Mikoto, bagaimana kabarmu? Sudah lama kita tidak bertemu." ucap wanita itu dan mengambil tempat duduk tepat disamping Naruto.
    "Sumiko. Kau benar, sudah lama kita tak bertemu. Bagaimana keadaan keluargamu? Aku dengar kau semakin sibuk sejak pindah ke Eropa." ucap Mikoto sambil tersenyum. walau dalam Mikoto sudah curiga dengan kedatangan sepupunya itu.
    "Iya. Akhir-akhir ini aku semakin sibuk. Apalagi sejak kelahiran cucu pertamaku. Dia sangat manis dan menggemaskan. Aku dan Satoshi sangat memanjakan anak itu. Bagaimana kabar putra-putramu? Kudengar Sasuke-kun sudah menikah ya? Maaf aku tidak bisa hadir dalam pernikahannya."
    "Tidak masalah kau tidak datang. Pernikahannya dilakukan dengan sederhana, hanya keluarga inti dan para tetua yang diundang."
    "Sederhana? Kau pasti bercanda, manamungkin kau membiarkan pernikahan putra kesayanganmu dilakuakn dengan sederhana. Pernikahan putraku saja hampir menggemparkan setengah dari eropa. Ngomong-ngomong mana menantumu? Pasti dia gadis yang sangat cantik hingga bisa menarik perhatian Sasuke-kun yang dingin itu."
    "Benar juga, kau belum pernah bertemu dengan menantuku." dengan senyum yang penuh arti Mikoto memperkenalkan Naruto dihadapan seluruh wanita dan gadis-gadis di ruangan itu. "Perkenalkan ini menantuku, Naruto. Beberapa diantara kalian pasti sudah mengenalnya. Dia adalah putra bungsu keluarga Namikaze-Uzumaki. Mungkin dia belum begitu bisa menyesuaikan diri dengan keadaan disini mengingat sebelumnya dia tinggal di istana klan Uzumaki. Jadi kalian bisa membantunya menyesuaikan diri dilingkungan keluarga Uchiha."
    Perkataan Mikoto jelas-jelas menyindir para gadis Uchiha, derajat Naruto jauh lebih tinggi dari gadis-gadis yang hanya bagian dari keluarga Uchiha biasa.
    "Oh iya Sumiko. kau bilang pernikahan putramu sangat besar ya. Apa kau berhasil mengundang salah satu anggota bangsawan keluarga Namikaze? keluarga mereka sangat dekat dengan Anggota kerajaan Inggris dan juga merupakan keluarga konglomerat." Mikoto melirik Naruto dari ekormatanya, jelas sekali mengirimkan tanda untuk ikut bermain.
    "O-oh. Te-tentu saja kau berhasil mengundangnya. Bahkan putra pertama sekaligus penerusnya berhasil ku undang. Dia sangat takjub dengan acara pernikahan putraku." ucap Sumiko gugup merasa diserang oleh sepupunya.
    "Benarkah Bibi? Kyuu-nii tidak cerita bahwa dia pernah menghadiri undangan pernikahan. Kapan pernikahannya dilakukan Bi?" dengan senyuman polos dan pandangan mata tanpa dosa Naruto memainkan perannya.
    "Pe-pernikahannya dilakukan Oktober tahun lalu."
    "Wah! Benarkah? seingatku Oktober tahun lalu Kyuu-nii dan Kura-nee mengambil cuti satu bulan untuk merayakan ulang tahunku. Bukankah mereka sempat menginap dirumah juga kan Kaa-san?"
    "Hum? Kau benar Naru, waktu itu Kyuubi dan Kurama menginap selama seminggu dirumah untuk merayakan ulang tahunmu sebelum kembali ke kediaman Namikaze. Apa deidara yang datang mewakili ya??"
    "Tapi saat itu Dei-nii kan menemani Ino berbelanja ke paris, Kaa-san."
    "Mungkin saja saat itu dia datang mewakili Kyuubi kan?" dan percakapan mertua dan menantu itu terus berlangsung melupakan keberadaan Sumiko yang merasa jengkel. Padahal niatnya berbicara dengan Mikoto adalah untuk membanggakan cucu pertamanya juga pernikahan mewah putranya. Ia tidak menyangka bahwa menantu dari Mikoto adalah adik dari Kyuubi Namikaze sang pangeran keluaraga Namikaze.
    Sudah bukan lagi menjadi rahsia jika keberadaan Naruto tidak diterima sepenuhnya di keluarga Uchiha. Para Uchiha tahu bahwa beberapa dari anggota keluarga mereka bahkan pernah mencoba melakukan tindak kekerasan dan kecurangan pada menantu pertama keluarga Fugaku itu. Tapi mereka semua menutup mata. Bagi mereka itu bukanlah masalah mereka. Mereka tidak ingin terlibat dengan masalah yang dibuat oleh Uchiha yang lain, tapi mereka juga mendukung jika posisi Naruto digantikan oleh anggota keluraga Uchiha yang lain. Bagi mereka, mereka lebih baik tunduk dan hormat pada menantu yang merupakan kerabat mereka sendiri dari pada menantu dari pihak luar.
    .
    .
    .
    Sasuke masih ingat perbuatan mengerikan yang dilakukan oleh salah satu kerabatnya yang mengakibatkan kemurkaan keluarga Senju. Saat itu Konoha tengah mengadakan festifal musim gugur. Sesuai dengan tradisi kepala klan Uchiha akan membuka festifal tersebut. festifal itu sangat ramai dipenuhi warga konoha yang tak hanya ingin menikmati perayaan tapi juga ingin melihat secara langsung para penerus klan Uchiha. Awalnya festival tersebut berjalan dengan lancar hingga secara tiba-tiba sebuah tembakan terdengar samar dan Naruto terjatuh dengan tubuh bersimbah darah. Tembakan itu tak hanya terjadi sekali tetapi lima kali. Sasuke yang saat mengetahui istrinya terluka tanpa pikir panjang langsung menjadikan dirinya sebagai tameng untuk keselamatan Naruto. Tembakan itu menybabkan kepanikan yang membuat semua pengunjung lari meninggalkan lokasi perayaan. Tapi mereka tak bisa pergi jauh karena para bodyguard keluarga Uchiha telah bersiaga di pintu keluar, melarang seluruh pengunjung pulang ke kediaman mereka. Malam itu menjadi malam yang sangat mencekam di kediaman Uchiha. Tak hanya karena mereka hampir kehilangan Sasuke dan Naruto tetapi juga mereka harus dihadapi dengan kemarahan Madara dan Hashirama.
    Setelah memeriksa dan mengintrogasi seluruh pengunjung yang hadir dalam festifal itu akhirnya pelaku penembakan itu tertangkap. Pelakunya adalah salah satu kerabat Fugaku, lelaki itu ingin membunuh Naruto dan menggantikan posisi Naruto sebagai menantu keluarga Uchiha dengan putri sulungnya. Tak tanggung-tanggung hukuman yang diterima oleh lelaki itu. Madara menghapus nama lelaki itu dan keluarganya dari daftar nama klan Uchiha dan mengasingkan mereka ke sebuah desa terpencil yang di jaga ketat oleh pengawal khusus klan Uzumaki.
    Percobaan pembunuhan itu tidak hanya terjadi sekali, bahkan berkali-kali hingga akhirnya keluarga Otsutsuki- kerabat keluarga Uchia, Senju dan Uzumaki- turuntangan mengakhiri percobaan pembunuhan itu. Dengan kekuasaan yang dimiliki keluarga yang dikatakan sebagai akar dari tiga keluarga bangsawan konoha itu akhirnya percobaan pembunuhan terhadap Naruto berhenti. Tapi bukan berarti semuanya kembali berjalan sesuai dengan harapan Sasuke dan Naruto. Para tetua Uchiha masih tetap berusaha menikahkan putri atau cucu mereka dengan Sasuke.
    Selain masalah yang disebabkan oleh orang-orang Uchiha. Keluarga Uzumaki juga tampak tak terima ketika posisi Naruto terancam di keluarga Uchiha. Tatua Uzumaki berusaha merebut Naruto kembali dari tangan Uchiha demi bisa melindungi darah murni Uzumaki yang mengalir di tubuh Naruto. Senju juga tidak tinggal diam. Naruto adalah cucu favorit Hashirama, Kepala Keluarga Senju itu selalu bertengkar dengan Madara untuk dapat merebut Naruto. Untungnya Naruto dapat menenagkan pihak Senju dan Uzumaki tanpa harus mengorbankan pernikahannya.
    .
    Setelah kelahiran Menma dan Sarada, para Uchiha yang menentang pernikahan Naruto mulai bungkam. Dengan kelahiran Menma menjadi bukti bahwa Naruto masih dapat memberikan keturunan walaupun dia lelaki. Apalagi kini Naruto tengah mengandung untuk kedua kalinya dan juga tampaknya Itachi mulai serius dengan hubungannya dan Kurama. Para tetua klan Uchiha tidak lagi berbuat macam-macam untuk mencelakai dan menjatuhkan nama Naruto. Tapi akhir-akhir ini ada satu yang mengusik ketenangan Sasuke. Kabar dari mata-matanya mengatakan bahwa Sakura akhir-akhir ini sering terlihat di dekat sekolah Menma dan Sarada selain itu masih ada Mebuki dan Danzo yang tampaknya akan merencanakan sesuatu.
    Membayangkan kembali kedua orang itu membuat darah Sasuke mendidih. ia masih ingat dulu Mebuki pernah hampir membuat dirinya hampir kehilangan Naruto dan Menma. Dalam tidurnya Sasuke mengeratkan pelukannya di tubuh Istrinya yang tertidur lelap.
    TBC

  • Frozen Heart 5

    1
    Frozen Heart
    FROZEN and Rise of The Guardians "Not Mine"
    Waning : Typo, Alur berantakan, OOC

    Toothiana menatap sosok ratu Arendel yang berjalan diatas laut yang membeku, dibelakang Elsa tampak sosok bayangan hitam yang mengikuti kemanapun gadis itu pergi. Walau samar Toothiana mengenal sosok dingin itu. Dirinya lah dulu yang mengumpulkan gigi pertama milik Elsa yang copot. Ia tahu ingatan masa kesil Elsa saat bertemu dengan Jack Frost.
    "Jack kau tidak mengenalnya?" Tanya Toothiana heran. Harusnya Jack mengenal gadis itu karena mereka bertemu saat jack telah menjadi roh salju.
    "Hah? Tidak. Ini pertama kalinya aku bertemu dengannya." Jawab Jack Frost heran. Seingatnya, ini pertama kalinya Jack Frost bertemu dengan gadis itu. Walau ia sebenarnya merasa ragu.
    "Kau tidak mengenal gadis itu? Dulu kau pernah bertemu dengannya."
    "Apa maksudmu Toothiana??"
    .
    .
    Elsa menatap sosok kecil dalam gendongan ibunya yang terbaring di atas tempat tidur. Sosok itu sangat mungil dan lemah. Ayahnya berkata bahwa ia telah menjadi seorang kakak. Dan dia harus menjaga adiknya Anna dengan baik. Saat itu Elsa kecil memutuskan bahwa ia akan melindungi adiknya dari segela ancaman yang akan datang. Meski itu dari dirinya sendiri.
    .
    Siang di penghujung tahun itu salju berhenti turun untuk sejenak. Para anak-anak mulai keluar dari rumahnya yang hangat untuk bermain salju di halaman. Begitupula dengan Elsa dan Anna. Besama Kristof dan Sven mereka bermain di halaman istana yang luas diawasi oleh sang Ratu.
    "Elsa! Tunjukkan sihirmu! Tunjukkan sihirmu!" Seru Anna kegirangan. Gadis kecil itu ingin menunjukkan kekuatan yang dimiliki kakaknya pada sahabat lelakinya.
    "Sihir itu tidak ada Anna." Ejek Kristof pada Anna yang cemberut.
    "Ada! Elsa bisa melakukannya."
    "Anna, aku tidak bisa men-"
    "Hanya orang bodoh yang percaya sihir~ Sihir itu tidak ada. Anna kau mau saja di bohongi!" Ejek Kristof sambil melemparkan bola salju ke tubuh Anna dan perang bola salju itupun dimulai melupakan Elsa yang tampak mematung.
    .
    Elsa menatap hamparan hutan didepannya dengan takjub. Dia barusaja memisahkan diri dari adiknya dan Kristof yang tengah bermain perang salju. 'Hanya orang bodoh yang percaya sihir~' sindiran Kristof masih terngiang di telinga Elsa.
    "Hanya orang bodoh yang percaya sihir." Bisik Elsa sambil memandang kedua tangannya yang mungil.
    .
    Elsa menari-nari kecil di bawah hujan salju yang turun perlahan. Hari itu ayah dan ibunya harus menyambut tamu penting kerajaan dan Anna sedang membuat kue dengan cheft kerajaan. Ini satu-satunya kesempatan Elsa untuk dapat bermain dengan bebas dihutan dan menggunakan kekuatanya.
    "Hei, Kau sedang apa?" Suara pemuda itu meghentikan tarian kecil Elsa.
    Itu adalah saat pertamakalinya putri mahkota kerajaan Arendel itu bertemu dengan Jack Frost. Sang roh salju dan pembawa musim dingin.
    "Jack. Apa besok kau akan datang lagi?" Tanya Elsa ketika hendak kembali ke istana.
    Pemuda berambut silver cloud itu hanya menatap Elsa dan tersenyum penuh arti. Elsa tak pernah mendapatkan jawaban pasti dari pertanyaannya itu dan ia tak pernah tahu arti dari senyuman itu. Dan kesokan harinya, kesokannya lagi, lagi dan lagi. Jack tak pernah muncul lagi. Meninggalkan Elsa dalam kesendirian dan kesepian tak tahu bagaimana harus menghadapai hati yang dipenuhi keriduan.
    .
    Elsa menatap Anna yang sedang bermain di halaman istana dari jendela kamarnya. Hari itu musim semi yang cerah, tapi tak sedikitpun panas sinar matahari memberikan kehangatan pada kamarnya yang membeku. Ia hanya bisa meilhat Ayah dan Ibunya bermain bersama snag adik sementara dia hanya bisa terkurung di kamarnya seorang diri dengan tumpukan buku yang harus ia pelajari. "Jack." Bisik Elsa kesepian.
    Hati rapuhnya yang semakin tumbuh bersama dengan kekuatan sihirnya yang semakin berkembang. Ia harus melindungi adik lemahnya. Oleh karena itu ia harus mengurung dirinya. Ia tak lagi ingin menyakiti satu-satunya adik yang ia miliki.
    .
    Umur Elsa saat itu tepat 11 tahun ketika ia mulai diperkenalkan dengan ilmu kepemimpinan dan aturan-aturan pemimpin kerajaan. Ia sadar ayahnya tak memiliki putra yang bisa di warisi tahta. Maka dia harus melupakan semua mimpinya untuk hidup di luar dinding istana untuk selamanya dan mulai memutuskan untuk manjadi putri mahkota yang sesuai dan dibutuhkan oleh rakyat-rakyartnya.
    .
    Semua berlalu begitu cepat. Baru sebulan lalu ia menginjak usia 17 tahun dan kini dia harus dihadapi dengan pemakaman kedua orangtuanya. Semua bagaikan mimpi buruk. Hari-hari bahagianya lenyap secara perlahan bersamaan dengan hatinya yang membeku. Semua berawal dengan hilangnya Jack berlanjut dengan Anna yang terluka lalu kematian kedua orangtuanya. Kini yang tersisa hanya Anna seorang. Dan akan ia pastikan bahwa dia akan melindungi adiknya itu dari berbagai macam bahaya yang datang dan memastikan sang adik selalu ada di sampingnya.
    .
    "Kau memiliki kekuatan yang sangat unik, Ratu." Pertama kali Elsa mendengar bisikan itu adalah tepat beberapa minggu setelah pemakaman kedua orang tuanya. Kekuatannya semakin tak terkontrol dan berbagai mimpi buruk selalu menghantui tidurnya dan sejak saat itu sosok hitam itu terus mengikuti setiap hari-harinya.
    "Aku takkan pernah meninggalkanmu seperti yang lainnya." Sosok itu selalu berusaha masuk ke dalam kehidupannya. Memberikan janji-janji menggiurkan yang dapat menyesatkannya. "Aku Pitch Black takkan pernah meninggalkanmu."
    .
    Elsa menatap bongkahan es yang sebelumnya mengurung Anna. Kini penjara dingin itu kosong tak berpenghuni.
    "Para Guardian itu merebut adikmu." Ucap sosok hitam yang berdiri di belakang Elsa. Sedari tadi sosok yang di ketahui sebagai Pitch Black itu hanya mengamati reaksi yang di timbulkan Elsa.
    "Hans masih ada di dalam istana. Bisa saja dia menculik Anna." Dengan tergesa-gesa Elsa menuju balkon istana esnya. Menatap gundukan salju yang berserakan. Dengan lambaian lembut dari kedua tangannya Elsa membentuk monster salju yang besar dan mengerikan. "Aku ingin kalian merebut kembali adikku dan bawa ia kemari bagaimanapun caranya kecuali melukai warga Arendell"
    "Kenapa kau melarang mereka melukai orang-orang? Bukankah mereka lah yang memulai semua tragedi ini?" Pitch Black berusaha menghasut Elsa.
    "Mungkin mereka lah yang memulai semua tragedi ini. Tapi sebagai Ratu yang menduduki kekuasaan di negeri ini, sudah menjadi tugasku untuk melindungi mereka." Mata azure Else menatap langit gelap di atas hutan. "Selain itu mereka sudah cukup menderita dengan badai salju abadi ini." Senyum sinis terlukis diwajah cantik ratu Arendell. Ia menatap Pick Black untuk sejenak memberikan peringatan gara tidak menyakiti warganya sebelum kembali memasuki istana."Akan ku pastikan mereka bergantung padaku hingga mereka lupa akulah yang membuat mereka menderita."
    Pitch Black menatap pasukan monster salju yang mulai meninggalkan istana Elsa. Tidak menyangkan bahwa gadis yang dulu terlihat ceria itu bisa menjadi sedingin ini. Tapi bukankah ini yang ia inginkan?
    .
    .
    Kristof menatap Anna yang terbaring di atas tempat tidurnya. Tubuhnya tertutup selimut tebal nan hangat dan perapian menyala terang memberikan kehangatan di kamat itu. Dari jendela Kristof juga dapat melihat anggin yang berhembus kencang membawa kepingan salju dan udara dingin. Di ruangan itu juga ada para Guardian yang tampak sedang berfikir bagaimanacara menghentikan badai salju itu.
    "Kurasa satu-satunya cara adalah dengan mengalahkan Elsa. Jika kalian tak bisa menyadarkannya, maka terpaksa kita harus membunuhnya." Seluruh mata para Guardian tertuju pada Kristof. Pemuda itu terlihat jelas sangat terluka saat mengatakan pendapatnya.
    "Tapi kami tidakmungkin membunuh." Toothiana berujar lirih. "Kami adalah roh penjaga. Tugas kami adalah menjaga para anak-anak. Dulupun kami berhasil mengalahkan Pitch Black dengan bantuan anak-anak. Kami tidak boleh membunuh, Kristof." Menjadi sebuah aturan mutlak bahwa roh penjaga tidak boleh memnuh manusia. Mereka hanya bisa mengalahkan dan membunuh sesama roh penjaga.
    "Satu-satunya cara untuk menolong negeri ini adalah dengan mengalahkan Elsa dan satu-satunya cara untu menyadarkannya adalah dengan membunuh Pitch Black kembali."
    TBC 
  • Frozen Heart 4

    0

    Kutub Utara
    Kurub utara, tempat dimana sang Santa 'North' berada tengah dipenuhi dengan ketegangan ketika sang Man in the Moon muncul memberikan petunjuk. Sang kelinci paskah Bunnymund terlihat kesal dan para peri kecil miliki Toothiana tampak ketakutan bersembunyi di balik punggung Toothiana. Sandyman terlihat tegang dan North sang tuan ramah tampak menghela nafas.
    Man in the Moon barusaja memberikan petunjuk mengenai keanehan yang terjadi di sebuah nergara yang didatangi oleh Jack Frost. Negara yang jatuh ketangan kekuasaan seorang ratu yang dingin dan peranan Pitch Black dalam kasus ini membuat para guardian menegang. Masih terbayang dipikiran mereka katika salah satu dari teman mereka hampir musnah karena Pitch Black dan kini roh mimpi buruk itu muncul kembali disebuah negeri tentram untuk mengacaukannya. Apalagi ditambah dengan sosok Ratu Elsa yang tidak mereka ketahui kekuatannya membuat mereka semakin risau.
    "Yang pasti kita harus menyusul Jack." Ujar Toothiana sambil menenangkan para bayi peri giginya.
    "Apapun yang direncanakan Pitch Black dengan Ratu Elsa ini pasti bukan sesuatu yang baik. Kita harus segera menyusul Jack secepatnya sebelum dia berhadapan terlebih dahulu dengan Pitch Black."
    Sandy tampak mengangguk setuju dan North yang dengan sengaja memerintahkan para kurcaci dan Yetinya untuk mempersiapkan kereta luncur saljunya. Dalam kepala lelaki bertubuh besar itu masih jelas tergambar petunjuk apa yang diberikan oleh Man in the Moon.
    Flashback
    Cahaya bulan masuk dari lubang diruang pertemuan itu. Menyinari lantai dan membuka kunci sihir dan mengeluarkan kristal biru yang tersembunyi didalamnya. Kristal biru yang tersirami cahaya bulan itu berpendar indah dan membentuk wujut Pitch Black dan bayangan samat Elsa juga Anna dan berlanjut dengan menampilkan sosok Jack Frost.
    End Flashback
    .
    .
    Arendell
    Kristof memeluk Anna dengan erat sementara Sven terus melangkahkan keempat kakinya dengan cepat. Mereka berdua berlari menembur lebatnya hutan yang terselimuti salju menuju istana kerajaan Arendell. Jack Frost mengikuti mereka dibelakang dengan sosok Ratu Elsa yang tak sadarkan diri di tangan Jack.
    Kedatangan mereka diistana disambut dengan terkejut oleh penghuni istana. Para prajurit dan pelayan dengan segera membantu Kristof dan Jack yang kini dapat dilihat dengan jelas oleh para manusia. Mingkin ini juga disebabkan oleh kekuatan Elsa yang menyebar dengan kuat.
    Tubuh lemas Anna ditidurkan diatas sofa panjang ditengah ruangan dengan perapian yang menyala terang. Api perapian itu menghangatkan suhu ruangan dan tubuh Anna yang membeku. Sementara Anna sedang tak sadarkan diri, Pangeran Hans dan Doke Weselton memaksa agar Elsa diletakkan dipenjara bawah tanah dengan kedua tangan terborgol. Mereka tidak ingin sang Ratu menggunakan kekuatannya lagi. Para pelayan dan penjaga sebenarnya tidak ingin melakukan itu. Bagaimanapun Elsa adalah ratu mereka. Tapi mereka tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk menentang dua orang penting dari kerajaan tetangga tersebut.
    Jack terus menunggu sosk Ratu Elsa itu sadarkan diri. Mata berwarna deep sky blue pemuda itu menatap wajah tertidur Elsa yang tenang. Begitu terlihat indah dan menawan. Sayang wajah tenang itu terganggu dengan kerutan di dahi Elsa yang semakin jelas. Gadis itu mengalami mimpin buruk.
    .
    .
    Elsa's Dream
    Elsa kecil yang baru berusia 7 tahun berdiri ditengah hutan yang tertutup salju. Hutan itu ada dibelakang istana Arendell dan saat itu sedang musim salju. Hanya kali ini Elsa dapat dengan leluasa menggunakan kekuatan sihirnya tanpa harus mengmunculkan kecurigaan dari orang-orang disekitarnya. Dengan kekuatan sihirnya Elsa menciptakan hujan kepingan salju berbagai bentuk yang berpendar kebiruan, kepingan salju itu jatuh ke atas tumpukan salju dan kehinalan pendarannya. Dengan riang Elsa menari dibawah hujan salju ciptaannya.
    "Hei kau sedang apa?" Suara seorang pemuda menghentikan tarian Elsa. Didekatnya telah berdiri sosok pemuda berambut silver cloud dengan mata indah berwarna deep sky blue. Pemuda itu mengenakan hoody berwarna persian blue. Pemuda itu menatap Elsa dengan tertarik. "Aku Jack Frost. Kau siapa?" Tanya pemuda itu lagi memperkenalkan diri.
     Kau siapa?" Tanya pemuda itu lagi memperkenalkan diri
    .
    Jack merasakan kedatangan teman-teman guardiannya. Walau enggan meninggalkan Elsa seorang diri tapi ia harus menemui teman-temannya.
    "North! Sandy! Bunny! Toothiana!" Seru Jack ketika berhasil menemui teman-teman guardiannya. Mereka berada di atas laut membeku yang tepat berada di samping istana Arendell.
    "Jack! Bagaimana keadaan disini? Apa kau bertemu dengan Pitch Black?" Tanya Bunny tak sabaran.
    "Pitch Black? Jadi Pitch Black ada disini!?"
    "Man in the Moon mengatakan bahwa dia ada disini dan dia turut andil dalam masalah ini." Jelas North. "Jack kita harus segera menemukannya. Sebelum-"
    "Jack Frost!" Suara Kristof menghentikan perkataan North. Lelaki pengumpul balok es itu berlari mendekati Jack dan terkagum-kagum melihat tiga sosok lain yang ada di sana. "Wooww~"
    "Ada apa Sven? Apa Anna sudah sadar?"
    "Ah! Anna belum sadar. Dan dia terus mengigil kedinginan. Apa kau tahu bagaimana cara membangunkannya? Dia seperti sedang mengalami mimpi buruk!" Mendengar penjelasan Kristof, seluruh mata para guardian langsung tertuju pada Sandyman. Sementara yang ditatap tampak gugup.
    "Sandy. Kurasa kau bisa membantu Anna." Ucap Jack santai. Menikmati kegugupan yang ditampilkan diwajah polos Sandy.
    Kristof membawa keempat guardian itu menuju tempat Anna ditidurkan. Ketika sampai disana mereka menemukan Hans yang tengah menuangkan air ke atas bara api Perapian yang menyala. Membuat api itu padam dan ruangan menjadi dingin.
    "HANS APA YANG KAU LAKUKAN!!" Seru Kristof dan memukul Hast tepat di rahang membuat pengeran ke-12 kerajaan tetangga itu tak sadarkan diri.
    Nort segera melepas mantel bulu merah yang ia kenakan dan menyelimuti tubuh Anna yang semakin mendingin. Sementara Toothiana dan Bunny sedang berusaha menyalakan pai perapian kembali.
    "Kristof. Apa yang terjadi dan siapa mereka?" Kepala perlayan istana Arendell datang dengan tergesa-gesa ketika mendengar seruan kencang Keristof. Dibelakangnya beberapa orang prajurit juga turut serta.
    "Amankan Pangeran Hans segera. Dia berusaha memadamkan api perapian dan membahayakan Putri Anna." Kepala pelayan dan prajurit itu segera melakukan apa yang diminta Kristof. Sejak awal mereka memang tidak begitu menyukai pangeran muda itu.
    Dengan kekuatan pasir mimpi yang dimilikinya, Sanndy berusaha masuk kedalam mimpi Anna. Didalm mimpi itu dia bukannya melihat apa yang Anna lihat. Melainkan melihat apa yang Elsa lihat dan rasakan. Mengumpulkan seluruh kekuatannya, Sanndy berusaha menarik kesadaran Anna dari alam mimpi Elsa.
    Tak berselang lama Anna mulia sadar, tubuhnya mulia agak menghangat walau masih merasakan kedinginan.
    "Apa yang kau lihat Sandy?" Tanya Jack. Dengan cepat Sandy membentuk wujud Elsa, kepingan salju, dan Pitch Black secara terus menerus membuat teman-temannya kebingungan. "Okay. Okay. Jadi kau melihat Elsa dan Pitch Black didalam mimpi Anna?" Ujar Jack meminta kepastian yang dibalas dengan anggukan dan dua thumbs up.
    Walau Anna telah sadar tapi ia masih merasakan dingin disekujur tubunya bahkan rambutnya mulai memutih secara perlahan. "Jantungku.....terserang....Elsa..." Ujar Anna lirih.
    "Jika itu benar maka satu-satunya cara untuk menyelamatkan Anna adalah mengalahkan Elsa." Ujar North dengan tajam.
    "Tapi kau tidak bisa menyakiti Ratu kami." Kepala pelayan kerajaan Arendell tidak mungkin membiarkan sosok Elsa yang sudah ia rawat sejak kecil disakiti begitu saja.
    "Ratu kalian? Jadi dia benar-benar Ratu kalian? Kenapa kalian mau di pimpin oleh wanita jahat seperti dia!?" Bunny bukannya bermaksud untuk menghina Ratu Arendell tapi ia heran kenapa para rakyat masih mau di perintah oleh Ratu yang menyebabkan musim dingin itu.
    "Jangan... hina... kakakku!" Seru Anna lirih.
    "Apakah kalau kita berhasil melemahkan sihir Elsa maka Anna akan berhasil diselamatkan?" Toothiana memberi saran.
    "Kau benar. Kekuatan Elsa dikendalikan oleh ketakutan yang diciptakan Pitch Black. Kalau kita bisa menghilangkan ketakutan itu pasti Elsa dapat mengendalikan kekuatannya dan Anna bisa diselamatkan." Ucap Jack menjelaskan. Mungkin inilah sebenarnya yang ingin dikatakan Man in the Moon?
    "Tapi kekuatan Elsa semakinlama semakin kuat~" suara bisikan yang tak asing terdengar diruangan itu. Tanpa sadar para guardian telah memegang senjata mereka masing-masing dengan bersiaga.
    "Pitch Black." Desis Bunny kesal.
    "Lama tak berjumpa teman-teman guardian-ku. Apa kalian menikmati musim dingin yang indah ini?" Sosok bayangan hitam terbentuk di pojok ruangan yang tak diterangi cahaya perapian. Bayangan hitam itu membentuk sosok yang para guardian sangat kenal.
    "Kalian takkan bisa meghentikan Elsa. Karena kau-" jsri kurus Pitch Black terarah langsung pada Jack "-karena kau sendiri tidak ingat apapun mengenai Elsa. Hahahahahahahh!"
    Sebuah ledakan keras menciptakan gunjangan di dalam kastil Arendell, ledakan itu diiringi dengan aliran energi sihir kuat yang membuat Anna semakin kesakitan.
    "Pertempuran akna segera dimulai, teman-teman guardianku. Aku harap kalian siap." Pitch Black kembali menghilang didalam bayang-bayang kegelapan. Para guardian yang terlalu terfokus pada Pitch Black tidak menyadari kebaradaan burung hantu putih yang bertengger di jendela kamar tersebut.
    .
    Sebelumnya...
    Elsa's Dream
    "A-aku Elsa." Mata azure Elsa mengamati penampilan pemuda didepannya itu. Mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Untuk pertama kalinya ia menemui seseorang dengan warna rambut yang sangat unik. Merasa penasaran Elsa tanapa sadar telah menyentuh surai silver cloud itu dan menciptakan beberapa keping salju diatas kepala Jack Frost. Jack menatap Elsa dengan terkejut sementara Elsa tampak tegang dan ketakutan.
    "Hei! Kau punya kekuatan seperti itu juga!?" Seru Jack senang. Menatap Elsa dengan kagum.
    "Juga?"
    "Ya. Aku juga punya. Lihat ini." Dengan senang hati Jack memperlihatkan kekuatan sihirnya membuat Elsa terkagum-kagum. Mereka terus bermain bersama hingga petang tiba, keesokan harinya pun mereka kembali bertemu hingga suatu hari Jack tak lagi muncul dan tragedi itu terjadi. Anna adiknya terluka dan semua ini salah dirinya.
    'Dia meninggalkanmu karena kekuatan mengerikanmu.' Bisikan itu kembali terdengar.
    "Tidak."
    'Adikmu terluka juga karenamu.'
    "Tidak."
    'Jelas-jelas kaulah yang telah melukai kepala adikmu.'
    "Hentikan"
    'Pemuda itu satu-satunya temanmu kan? Dia juga meninggalkanmu'
    "Hentikan"
    'Sama seperti keluargamu.'
    "Hentikan!"
    'Dan sekarang mereka merebut adikmu.'
    "Jangan!"
    'Pangeran bodoh itu akan merebut adikmu dan Kerajaanmu akan jatuh ketangan lelaki tua itu.'
    "Hentikan!"
    Ledakan energi dingin menyelimuti ruang bawah tanah membuat seluruh ruangan diselimuti es dan mengancurkan jendela kecil disana menciptakan lubang besar yang terhubung ke laut Arendell yang membeku. Elsa terduduk diatas tempat tidur kayu dengan selimut tipis dan kusam dipangkuannya.
    'Lihat. Mereka bahkan meletakkanmu di penjara. Penjara kerajaanmu sendiri. Ini Kudeta!' Suara bisikan itu terdengar lagi. Dengan kekuatan sihirnya Elsa merusak borgol yang membelenggu kedua tangannya. Kedua tangan yang telah bebas itu berpendar biru dan menciptakan sebuah topeng seputih salju lalu mengenakannya. Mata azure Elsa terpejam, dalam kepalnya terbayang pemandangan diluar penjara itu.
    "Dan teman masa kecilmu sendiri bahkan tidak mengingatmu
    "Dan teman masa kecilmu sendiri bahkan tidak mengingatmu. Kau sendirian Elsa."Suara itu bukan lagi terdengar seperti bisikan. Suara itu kini muncul dari sosok lelaki yang muncul dari kegelapan. "Tapi aku Pitch Black akan selalu menemanimu." Kegelapan yang dibawa oleh sosok itu menjalar kepenjuru ruangan menyelimuti tubuh Elsa hingga tubuh dingin Ratu Arendell itu ada dalam rengkulan Pitch Balck.
    "Selamanya aku akan besamamu didalam kegelapan ini." Bisik Pitch Black ditelinga Elsa.
    TBC
  • Frozen Heart 3

    0
    FROZEN HEART
    Ayuni Yuukinojo
    Frozen & ROG not mine
    Warning : lama update. OOC. Dark Elsa.
    "Merebut Anna"

    Seminggu berlalu, Anna tak kunjung kembali. Kerajaan masih dipenuhi salju dan beberapa monster salju tampak mulai memasuki wilayah perkotaan. Monster itu berkeliling menakuti para warga. Hans dan Duke Weselton berkali-kali berusaha melawan monster- monster itu tetapi gagal karena monster itu memiliki regenerasi yang cepat. Beberapa mahluk salju kecil berbentuk marsmelow sering tampak berkeliaran di kota, para anak-anak akan sangat senang bermain dengan mereka, namun akan berlari ketakutan jika monster salju besar yang bertugas sebagai penjaga datang.
    Para warga cemas. Bahan makanan semakin menipis dan anak-anak mulai terserang demam tinggi karena tidak terbiasa dengan dingin yang berkepanjangan. Berhari-hari berlalu tak kunjung ada perubahan. Walau bahan makanan menipis, setiap seminggu sekali para raksasa es akan datang dengan kereta salju penuh dengan bahan makanan yang cukup menyuplai kota selama seminggu. Pangeran Hans dan Duke Weselton yang bekali-kali mencoba menyerang istana es milik Ratu Arendel ditangkap dan dikurung didalam istana kerajaan Arendel dengan pagar es tinggi membatasi dan para raksasa es dijaga di setiap sudut.
    Sementara itu jauh diatas gunung utara tempat istana es berada, Ratu Elsa tengah duduk disinggasananya dengan setengah wajahnya yang tertutup topeng es indah berkilau. Matanya terpejam, memata-matai wilayah luas istana esnya. Sementara tak jauh dipinggir ruangan, sang adik Anna terkurung dalam kristal salju tebal dengan jantung yang masih berdetak pekan.
    .
    .
    3 Tahun Kemudian
    Santa menatap sebuah negara pada replika dunia yg perlahan mulai kehilangan cahayanga. Sejak tiga tahun lalu negara itu terus menerus kehilangan harapan. Ada sesuatu yg menjadi penyebab dari kejanggalan itu. Santa memanggil semua para guardian berkumpul meminta pendapat mereka akan kejadian aneh tersebur. Setelah berdiskusi dan mengamati iklm negara tersebut maka diputuskan bahwa Jack Frost lah yang akan menyelesaikan masalah tersebut. Tanpa menunggu lama Jack Frost segera meninggalkan ruang pertemuan tersebut dan dengan bantual bola sihir milik Santa, Jack terbang menuju Negeri Arendel. Tak sampai semenit kepergian Jack Frost, Sang Bulan muncul mengirimkan petunjuknya.
    .
    Jack menatap hamparan salju putih yang menyelimuti negeri Arendel. Salju yang terus turun membuat semua tertimbun dalam dinginnya selimut putih yang menumpuk. Jack terbang mengelilingi Arendel, melihat hutan yang tertimbun salju. Ladang yang tak menghasilkan apapun. Danau dan laut yang membeku. Hingga khirnya ia tiba di kota Arendel, di kota itu ia melihat beberapa mahluk salju yang berkeliling namun ia hanya melihat sedikit manusia yang beraktifitas.
    Jack Frost mendarat dihalaman istana yang memutih.Tak jauh dari tempatnya ia melihat kerumunan lelaki tengah berdiskusi dengan suara keras, menyebut-nyebut nama Ratu Elsa yang merupakan seorang monster serta putri Anna yang menjadi tawanan dari sang Ratu. Mendekati kerumunan itu untuk mencuri dengar Jack mendapatkan info betapa mengerikannya sosok Ratu Elsa yang telah menguasai negeri Arendel selama tiga tahun dan bagaimana sang ratu jahat dengan kejamnya menyekap, Putri Anna adiknya sendiri. Dari kerumunan orang itu Jack mengetahui dimana Ratu Elsa itu berada. Dengan segera Jack terbang menuju pergunungan utara tanpa menyadari sosok hitam yang bersembunyi di atara bayangan bangunan kota. Bayangan itu memandang sosok guardian es itu dengan sengit sebelum akhirnya menghilang sambil tertawa jahat. Serta seekor burung hantu putih yang terus mengikutinya sejak kedatangan dirinya dikerajaan Arendel.
    Menyeselusuri hutan berselimut es Jack dibuat kagum dengan keindahan dibalik suhu dingin pegunungan utara ditambahlagi sekumpulan mahluk salju mungil yang berkeliaran dengan riang. Jack menginjakkan kakinya diatas tanah bersalju saat melihat sosok boneka salju tengan menari dan bernyanyi diantara kumpulan mahluk salju mungil.
    "Hei! Aku Olaf dan aku suka pelukan hangat." Sapa sosok boneka salju yg bernyanyi itu dengar riang. Boneka salju kecil yang tadinya mengerumuni sosok Olaf kini bersembunyi ketakutan dibalik tubuh Olaf sambil memandang Jack dengan penasaran.
    "Kau bisa melihatku?" Tanya Jack heran. Padahal orang-orang di kota tidak ada yang bisa melihatnya tapi sosok mahluk es didepannya ini malah dapat dengan jelas melihatnya.
    "Ya, Kenapa?" Jawab Olaf sambil memandang Jack yang kini sedang berjongkok menyamakan tinggi mereka.
    "Apa kau tahu diaman istana Ratu Elsa?"
    "Ya, kenapa?"
    "Bisa kau antar aku kesana?"
    "Ya, Tentu saja."
    Olaf menuntun Jack menuju pucak pegunungan utara yang berkabut diikuti oleh beberapa boneka salju mungil yang terus mengekori Olaf. Dalam perjalanan sosok boneka salju periang itu terus menceritakan kisahnya yang di ciptakan oleh Ratu Elsa dan betapa sukanya Olaf dengan musim panas. Dalam hati Jack meringis miris, mengingat Olaf akan meleleh dan lenyap jika terpapar panas matahari musim panas.
    Perjalanan mereka terhenti ketika tiba didepan sebuah istana es yang dipenuhi gundukan salju tapi saat mereka mulai melangkah lebih jauh gundukan salju itu mulai bergetar dan membentuk sosok monster salju mengerikan.
    "PERGI DARI SINI!" Raung monster-monster salju itu. Jumlahnya ada lima ekor. Tiga berjaga di depan anak tangga es sedangkan dua sisanya berjaga dipintu masuk kastil es. Kelima sosok monster itu menatap Jack dengan tajam. Mereka tidak bergerak sedikitpun dari posisi mereka hingga Jack mulai mengambil langkah.
    Ketiga monster itu mulai menyerang Jack dengan cakar tajam mereka yang terbuat dari bongkahan kristal es yang tajam. Dengan lincah Jack menghindari serangan mahluk-mahluk besar itu dan membekukan mereka hingga tak bisa bergerak. Saat tiga monster didepan jembatan telah habis dibekukan, dua monster lain yang berjaga di pintu masuk mulai meju menyerang. Dua monster itu melompat tinggi melewati jurang dan mendarat tepat didepan Jack. Tanpa menunggu lama monster itu menyerang Jack. Dua monster ini ternyata lebih kuat dari tiga monster sebelumnya karena dua monster ini masih bisa bergerak walau sudah dibekukan seperti tiga monster sebelumnya. Karena tidak bisa membekukannya maka Jack memutuskan untuk mendorong kedua monster itu hingga akhirnya jatuh kejurang yang gelap.
    "Wah kau hebat sekali. Ngomong-ngomong kau siapa?" Seorang pemuda tiba-tiba muncul dibalik tumpukan salju. Lelaki itu berjalan mendekat bersama rusa peluharaannya.
    "Kau bisa melihat ku? Aku Jack Frost. Kau siapa?" Tanya Jack heran.
    "Dia Sven dan itu rusa temannya Kristof." Seru Olaf dengan riang menunjuk dua sosok didepannya dengan tangan kurus dari rantingnya. Tanpa sadar jika dia terbalik memperkenalkan nama.
    "Aku yang Kristof dan ini temanku Sven!"
    "Itu yang aku bilang Sven~" ujar Olaf membenarkan. Kedua mahluk(?) didepan Jack itu terus berargumen melupakan sosok Jack yang metapa mereka dengan heran.
    "Jadi Sve- maksudku Kristof. Apa yang sedang kau lakukan disini?"
    "Ah benar. Aku sedang memata-matai Elsa." Ucap Kristof dengan bangga.
    "Memata-matai Elsa? Apa yang ingin kau lakukan? Bukannya Elsa itu seorang Ratu? Kau menyebut namanya dengan santai sekali."
    "Itu karena aku, Anna dan Elsa adalah sahabat sejak kecil."
    "Sahabat? Bisa kau ceritakan apa yang sebenarnya terjadi dengan negeri ini?"
    Kristof menceritakan pada Jack mengenai persahabatannya dengan Elsa dan Anna. Bagaimana hubungan mereka mulai merenggang sejak kematian mendiang Raja dan Ratu dan perubahan sikap Elsa. Ia juga menceritakan pertengkaran yang dialami Elsa dan Anna saat malam penobatan hingga kini Arendel dipenuhi salju sepanjang tahun.
    Setelah mengetahui cerita dari Kristof kini Jack memutuskan untuk menyelamatkan Anna terlebih dahulu sebelum memutuskan apa yang akan ia lakukan dengan sang Ratu salju Elsa.
    Jack dan Kristof perlahan-lahan memasuki istana es tersebut, Olaf dan Sven diminta menuggu didepan istana hingga mereka kembali.
    Jack memandang seluruh isi istana es itu dengan takjub, tak pernah ia kira ada orang yang bisa menciptakan bangunan seindah ini dengan kekuatan esnya.
    Jack menaiki tangga hingga tiba disebuah ruangan luas penuh pilar es. Di ruangan itu terdapat sebuah singgsana dari es dengan sebuah piral es dengan sesosok bayangan manusia didalamnya. "Itu Anna." Ucap Kristof menunjuk piral es yang tepat ada di samping kursi singgasana. Tanpa membuang waktu Jack dan Kristof bersaha mengeluatkan Anna dari bongkahan es tersebut. Dengan bantuan dari sihir salju milik Jack, Anna berhasil dikeluarkan namun saat mereka hendak keluar dari ruangan sebuah tembuk besar terbuat dari es tercipta didepan mereka. Diujung tembok itu tampak sosok Elsa yang tengah menatap mereka dengan sengit.
    "Kau bawa Anna pergi dari sini!" Seru Jack setelah sebelumnya berhail membuat jalan keluar untuk Kristof dengan sihirnya.
    Dua sosok pengendali es itu saling menatap dengan tajam sebelum akhirnya saling meluncurkan serangan. Jack dapat melihat ketakutan dan kegelisahan yang terpancar dari mata gadis didepannya ini. Dan setiap serangan yang dilancarkan gadis itu terkesan ragu-ragu. Tentu hal itu menguntungkan Jack dan membuat Elsa kewalahan hingga akhirnya tanpa Elsa sadari serangan Jack mengenai lampu kristal yang tepat berada diatas kepala Elsa. Lampu kristal itu terjatuh menjadi kepingan es tajam sementara Elsa pingsan tak sadarkan diri.
    TBC

  • Copyright © 2013 - Hyperdimension Neptunia

    My Fanfiction - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan