• Posted by : Yuuki Selasa, 03 November 2015




    “Onii-sama. Apa tak ada cara lain untuk menyegel Juubi?”
    “Tak ada cara lain selain ini Homura. Lagipula ini satu-satunya cara yang paling aman.”
    “Tapi Ibunda pasti akan sangat sedih, Onii-sama.”
    “Ibunda akan lebih sedih jika kita tak bisa menghentikan kehancuran ini. Beliau pasti mengerti. Perlu pengorbanan besar untuk menghentikan Juubi. Salah satunya harus mengorbankan ‘dia’.”
    .
    Kingitsune
    (Rubah Emas)
    †††
    By : Ayuni Yuukinojo
    †††
    Naruto © Masashi Kishimoto
    †††
    Pair : ?/Naruto
    Warning :
    Typo, OOC, EYD berantakan, menjurus Shonen-ai,

    Hari terakhir penyisihan ujian chunin ke dua. Seluruh peserta yang telah sampai kini tengah berkumpul disebuah aula besar tempat ujian penyisihan tahap ke dua yang sebenarnya akan dilakukan. Dari sekian banyak Tim, hanya lima tim yang berhasil lolos. empat Tim dari Konoha dan satu dari Suna. Empat Tim dari Konoha itu adalah tim dari Naruto, Shikamaru, Neji dan Shino. Sedangkan Tim dari Suna adalah Tim yang berisi Jinchuriki Ichibi didalamnya. Kelima Tim tersebut berbaris dengan rapi ditengah aula. Dihadapan mereka telah berdiri pemimpin desa Konoha generasi ke empat, Minato Namikaze dan pendahulunya Hiruzen Sarutobi. Disamping kedua Hokage tersebut berdiri pula para guru pembimbing tim dan pengawas ujian Chunin ini.
    “Selamat kepada kalian yang telah lolos hingga saat ini….” Sambutan dari Hokage Keempat menarik perhatian seluruh peserta. Tak semua mendengarkan memang, diatara mereka ada yang lebih memilih untuk mengobrol ataupun tertidur. “…. Pada ujian kali ini kalian akan melakukan pertarungan satu lawan satu dengan nama yang muncu di layar nanti.” Seorang ninja Jounin yang bertampang pucat mengambil alih perhatian para calon ninja chunin itu. Layar yang ada di hadapan para ninja muda itu menyala mengacak deretan nama dan berhenti dalam seketika. ‘Uchiha Sasuke vs Aburame Shino’ “Seluruh peserta silakan menuju balkon di lantai dua sambil menunggu nama kalian di panggil. Peserta Uchiha Sasuke dan Aburame Shino tetap disini.”
    Seluruh peserta dan para guru pendamping berjalan menuju balkom lantai dua meninggalkan Sasuke dan Shino diarena ditemani oleh sang wasit Hayate.
    .
    SKIP
    Sampai saat ini telah ada enam pertarungan yang terjadi di arena. Pertarungan pertama yang dimenangkan oleh Sasuke setelah berhasil membakar seluruh serangga milik Shino.
    Pertarungan kedua dimenangkan oleh Temari setelah menerbangkan seluruh senjata yang dipanggil Tenten dari gulungan jutsunya.
    Pertarungan ketiga antara Sakura dan Ino yang berakhir seri.
    Pertarungan keemat Shikamaru melawan Kankuro yang berjalan cukup lama dan berhasil dimenangkan oleh Shikamaru setelah berhasil menjerat Kankuro dalam Kagemanenya dan membenturkan kepala Kankuro pada dinding hingga tak sadarkan diri.
    Pertarungan kelima antara sesama pengguna Byakugan, Neji dengan Hinata yang berakhir dengan kemenangan Neji setelah berhasil melukai Hinata dengan cukup parah.
    Pertarungan Keenam antara Menma dan Chouji, pertarungan yang berat sebelah mengungat Menma memiliki kecepatan dan control cakra yang lebih baik dari Chouji. Dia bahakan bisa menang dengan mudah setelah memberikan tendangan yang keras pada tubuh bocak kelebih berat badan itu hingga tak sadarkan diri.
    Lalu pertarungan yang baru saja berakhir beberapa menit yang lalu, pertarungan Sabaku Gaara melawan Lee yang dimanangkan Gaara setelah menghancurkan kaki dan tangan kiri Lee dengan pasir hidupnya.
    Babak penyisihan kini hanya menyisakan dua orang peserta, Namikaze Naruto dan Inuzuka Kiba. Tanpa dipanggil Naruto turun dari balkon lantai dua dengan perlahan berkebalikan dengan Kiba yang langsung melompat terjun. Setelah kedua peserta itu berdiri ditengan lapangan, Hayate memeberikan aba-aba. “Bersiap! Mulai!”
    Tak ada serangan terburu-buru dari Kiba, Naruto juga tampak dengan tenang menggenggam Katananya. Mereka saling menatap hingga Akamaru menerjang dengan cepat tapi berhasil dihindari. Serangan kedua datang dari Kiba dengan pukulan tepat mengarah perut dan berhasil dihadang dengan Katananya. “Aku selalu penasaran dengan cara bertarung orang tak bercakra sepertimu Naruto. Kita lihat siapa yang lebih kuat, kau atau kami. Jujin Bunshin ” tehnik perubahan yang dapat merubah wujud Akamaru menyerupai dirinya. Tehnik umum yang dimiliki klan Inuzuka. Dengan posisi saling bertumpukan dengan Akamari, Kiba menyerang dengan Gatsuga nya.
    Naruto tau tehnik itu, Gatsuga meruakan tehnik menyerang dengan mengandalkan kecepatan serta putaran, dan Naruto sadar dia takkan bisa menahan serangan itu. Oleh karena itu dia menghindar dengan melangkah mundur….mundur…. mundur…mundur…. Terus mundur hingga punggungnya beradu dengan dinding arena sementara didepannya Gatsuga Kiba tengah melaju dengan capat kearahnya.
    Dia tak bisa menahan, dia juga tak bisa melawan, satu-satunya cara adalah dengan menghindar. Tepat sebelum tubuhnya terhatam putaran itu Naruto berhasil menghindar kesamping, melemparkan tubuhnya dengan cepat kepermukaan arena membuat Gatsuga milik Kiba berputar dengan cepat dan menabrak dinding, berputar selamam beberapa detik dan berhenti dengan kepulan asap dan keadaan Kiba-Akamaru yang tak sadarkan diri.
    Pertarungan yang sangat singkat dan tanpa ada tontonan yang menarik, Naruto hanya bisa menghela nafas merasa beruntung tak perlu bertarung secara serius tapi juga miris dengan keadaan teman sepermainannya. “ uhuk…uhuk.. pemenangnya Namikaze Nauto.”
    Tak ada tepuk tangan tak ada ucapan selamat, semua penonton dan para Jounin pembimbing hanya bisa mengernyitkan dahi melihat kemenagan yang disebabkan bukan karena pertarungan tapi keberuntungan. Beruntung karena Naruto memiliki kecepatan yang tinggi dan lebih beruntung lagi karena Kiba itu bodoh dan kurang bisa mangontrl diri.
    .
    “Selamat untuk Uchiha Sasuke, Sabaku Temari, Nara Shikamaru, Hyuuga Neji, Sabaku Gaara dan Namikaze Naruto, kalian telah melewati babak penyisishan yang berat. Tapi perjuangan kalian belum berakhir. Untuk meraih gelar Chunin kalian akan melakukan pertarungan satu lawan satu yang akan dilaksanakan satu bulan dari sekarang. Silakan ambil no undian kalian dalam kotak.”
    .
    Namikaze Menma vs Hyuuga Neji
    Uchiha Sasuke vs Sabaku Gaara
    Namikaze Naruto vs Nara Shikamaru vs Sabaku Temari

    SKIP
    Final ujian chunin diadakan hari ini. Naruto telah berlatih dengan giat –bisa dibilang memaksakan diri- untuk mengalahkan Shikamaru. Dia tahu Shikamaru adalah pemuda yang cerdas tapi juga malas. Tapi jika pemuda itu sudah bertekad untuk menang maka akan sangat sulit untuk mengalahkannya. Selama tiga bulan ini Naruto berlatih meningkatkan kecepatannya. Dia seorang penguna pedang, kecepatan akan sangat menentukan kemenangannya.
    Selain melatih kecepatan ia juga mulai belajar menggunakan chakranya, tifdak banyak memang, setidaknya bisa digunakan untuk berjalan diatas air dan memanjat pohon. Beruntung Kurama bisa membantunya mengendalikan chakra Bijuu yang keluar dengan sendirinya saat ia berusaha menggunakan chakranya.
    Tapi selama sebulan ini Naruto juga merasa resah. Ia mersakan hawa dingin yang entah kenapa mulai menyelimuti setiap sisi Konoha, hawa yang penuh dengan kebencian dan haus darah. Sesuatu yang buruk akan terjadi. Oleh karena itu dia berusaha keras untuk meningkatkan kemampuannya, bersiap-siap menghadai hal terburuk yang ungkin saja terjadi.
    .
    Dalam semi final ujian Chunin ini Naruto akan bertarung setelah pertarungan Menma dan juga Sasuke. Bila dia menang maka dia akan melawan Temari. Dia ingin menang tapi juga malas bila harus melawan wanita apalagi yang bertipe serangan jarak jauh macam gadis itu.
    Arena ujian chunin kali ini telah dipenuhi oleh para penonton, dari yang hanya warga biasa, para ninja yang kebetulan memiliki jam kosong bahkan para bangsawan dan tuan tanah yang ingin melihat sepak terjang dari putra sang Namikaze, Sabaku, Hyuuga, Nara dan Uchiha. Ujian kali ini didominasi oleh klan-klan kuat Konoha. Namun dalam keramaian itu tak jarang juga terdengar bisaikan-bisikan sinis yang diarahkan pada putra ke dua sang Hokage yang dianggap lemah dan bisa lolos dalam ujian penyisihan hanya dengan modal keberuntungan.
    Yah, biarkan saja mereka berbicara seenaknya.
    .
    Saat ini Naruto tengah duduk di balkon khusus peserta, dari atas sini ia bisa melihat jalannya pertandingan dengan jelas. Dibalkon itu .sudah ada dua peserta dari Suna, dan juga Shikamaru sementara Sasuke tak diketahui keberadaannya.
    Mata biru Naruto memandang sosok pemuda bersurai merah yang berdiri sendirian di pojok balkon bersebrangan dengannya. Naruto dapat merasakan rasa haus darah yang menyebar disekeliling pemuda itu namun dari semua rasa haus darah dan benci yang ia rasakan setitik rasa kesepian dan kesedihan menyentil hati Naruto. ‘Kata Kura-nii diia jinchuriki Shukaku.’ Batin Naruto memadang sosok itu tanpa henti.
    .
    Gaara POV
    Sabaku Gaara. Dia adalah anak ketiga dari Kazekage Suna. Keberadaanya bagaikan mimpi buruk dan aib yang harus dilenyapkan dari desa dan dari dunia. Selama ini ia hanya hidup untuk membunuh. Menunjukkan bahwa kata-kata mereka yang mengatakan bahwa dirinya adalah monster merupakan kebenaran. Gaara akan memberikan mimi buruk pada mereka semua sebagaimana seharusnya seekor monster.
    Namun walau dikatakan dingin tak berperasaan Gaara tidaklah tuli dan buta. Dia bisa membedakan mana yang baik dan buruk hanya saja ia tak mau bersikap baik.
    Oleh karena itu dia bisa mengetahui bahwa pemuda yang sedari tadi memandangnya dengan pandangan kosong itu tak memiliki sedikitpun niat buruk padanya. Apalagi menurut Shukaku anak itu adalah Jinchuriki sama seperti dirinya. Tapi bukankah jinchuriki dari Konoha adalah putra Hokage yang sedang bertarung dibawah sana itu? Entahlah, Gaara tak peduli. Selama misi yang diberikan oleh Kazekage tak terhalangi dia takkan ikut campur walau sebenarnya dia sangat tertarik dengan pemuda pirang ini.
    Auranya menenangkan. Berbeda dengan Menma yang dikatakan sebagai pahlawan namun auranya berasa dingin dan gelap, aura anak pirang itu sangat hangat dan menenangkan. Bahkan aura membunuh Gaara pun tak dapat melawan aura tenang Naruto, sebaliknya Gaara malah menjadi ikut merasa damai.
    Kata Shukaku, Kyuubi yang ada dalam tubuh anak itu tak sempurna. Meski begitu Bijuu berekor satu itu tetap mengingatkan dirinya agar tak mencari masalah dengan Naruto. Ada sesuatu dalam diri anak itu yang takkan dapat dilawan oleh Bijuu sekalipun.
    Gaara POV END
    .
    Pertarungan pertama baru saja berakhir. Menma berhasil menumbangkan Neji setelah memberikannya sebuah pukulan tepat didagu. Beberapa saat sebelumnya juga Menma sempat menerima bantuan cakra dari Kyuubi yang ada dalam dirinya. Itu membuat Naruto merasakan nyeri pada tubuhnya karena cakra Kyuubi dalam tubuh Naruto seperti tertarik keluar, seperti ada magnet yang menarinya. Oleh karena itu dia harus berusaha mati-matian menahan luapan cakra itu dengan peuh konsentrasi. Dia juga bisa merasakan pasir-pasir Gaara beterbangan disekitarnya dengan siaga. Beruntung hal menyakitkan itu hanya berlangusng beberapa detik saja, bila tidak sudah dipastikan Naruto akan kehilangan kendali dan seluruh cakra Kyuubi dalam tubuhnya akan meledak.
    Pertarungan berikutnya adalah pertarungan antara Sasuke dan Gaara tapi hingga saat ini pemuda emo-Uchiha itu tak kunjung tiba. Para penonton mulai tak sabar, tar jarang para bangsawan mulai menggerutu. Bila hal ini diteruskan maka akan merusak nama baik Konoha. Oleh karena hal itu maka Hokage memundurkan pertarungan Sasuke digantikan dengan pertarungan Shikamaru melawan Naruto. Walau mengecewakan setidaknya para bangsawan itu merasa terhibur dengan adanya pertarungan ini.
    Begitulah menurut Minato tanpa menyadari tatapan mata tajam dari Kazekage disampingnya.
    .
    Saat berjalan memasuki tengah arena Naruto dapat merasakan hawa gelap mulai mendekati tempatnya berada, mengepung dari segala penjuru arah membuatnya berkeringat dingin. “Kau takut Naruto?” suara malas Shikamaru menyadarkan Naruto dari ketegangannya. Dia tak sadar bahwa kini telah berada ditengah arena saling berhadapan dengan Shikamaru. “Tidak. Hanya saja aku merasa tegang.” Balas Naruto dengan senyum cerahnya.
    “Kalian Siap?” ujar ninja yang menjadi wasit dari pertarungan semifinal ini. Anggukan singkat dari Naruto dan gumaman malas dari Shikamaru menjawab pertanyaan lelaki itu. “Bersiap! Mulai!” dan wasit itu menghilang dari arena.
    Angin berhembus disekitar arena, sedangkan dua ninja muda yang tengah bertading dibawah sana masih saling tatap. Debu-debu aKibat pertarungan sebelumnya beterbangan mengganggu penglihatan. Saat Shikamaru berkedip singkat sosok Naruto didepannya telah menghilang.
    Pemuda Nara itu memasang posisi siaga. Ia tahu siapa Naruto. Pemuda dengan banyak rahasia terpendam dan kekuatan yang tak bisa di jelaskan. Bukan berarti Shikamaru tahu kekuatan Naruto dan merasa takut. Dia hanya tahu bahwa Naruto memiliki potensi yang besar sebagai seorang ninja. Oleh karena itu dia selalu siaga bila berhadapan dengan Naruto. Ketenangan dan kehangatan yang dimiliki oleh pemuda pirang itu bisa saja lenyap hanya dengan sekali hembusan angin.
    Sebuah serangan pukulan datang dari arah kiri menuju perut. Dengan cepat Shikamaru berusaha menghindar dan membuat pukulan itu meleset. Sebelum Naruto sempat menghilang Shikamaru telah memlayangkan sebuah tendangan ke kaki pemuda pirang itu. Naruto yang tak sempat menghindar akhirnya terjatuh dengan punggung yang membentur tanah namun dia langsung melakukan salto untuk bangun sebelum Shikamaru sempat melajutkan serangannnya.
    Naruto melakukan salto sebanyak empat kali membuat jarak yang cukup jauh dari Shikamaru. Setelah dia berdiri, dengan cepat dia belari mendekati si pemuda Nara sambil berlari mengelilingi, mengindari resiko tertangkap tehnik kagemane andalan klan Nara.
    Shikamaru merasa terpojok, gerakan Naruto terlalu cepat untuk dikejar oleh bayangannya. Bertarung adu pukulpun percuma karena Naruto memiliki stamina yang lebik besar sedangkan adu senjata tentu hanya akan menggali kubur sendiri. Mata kuaci Shikamaru menatap sekeliling, mencari celah yang dapat dimanfaatkan untuk menjebak Naruto selagi dia menghindari setiap serangan yang diluncurkan oleh pemuda Uzumaki-Namikaze tersebut.
    .
    Pemuda bersurai pirang itu menghentikan larinya, menatap Shikamaru yang tengah terduduk dengan kedua tangan disatukan –pose berfikir khas milik pemuda Nara tersebut. Naruto tau Shikamaru tengah merencanakan sesuatu. Dia tak bisa menyerang dengan sembarangan, oleh karena itu Naruto lebih memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya terlebih dahulu. Tersu-menerus berlari dengan kecepatan tinggi sangat menguras tenaga dari pemuda bersurai pirang itu. Walau begitu matanya tetetap memperhatikan Shikamaru dengan siaga.
    Selama beristirahat dia juga memusatkan konsentrasinya untuk merasakan keadaan Konoha. Dia bisa merasakan keberadaan orang-orang dengan cakra mencurigakan yang mulai berkeiaran di Konoha. Kebanyakan menuju arah arena ujian ini. Dia juga merasakan hawa dingin yang taka sing dari arah kursi para Kage. Kazekage yang disana itu memiliki cakra yang taka sing bagi Naruto, padahal dia tau pasti ini adalah pertama kalinya dia melihat sang Kazekage.
    Sebuah bayangan hitam tiba-tiba melaju dengan sangat cepat kearah Naruto membuat pemuda Uzumaki-Namikaze itu harus mengambil langkah mundur dengan segera. Bayangan itu terus melaju dengan cepat hingga panjangnya mencapai lima meter dan berhenti seketika. ‘Sepertinya hanya sepanjang lima meter.’ Batin pemuda pirang itu melihat bayangan hitam yang mengejarnya tak dapat meraih bayangannya.
    .
    Putra dari ketua Klan Nara itu mendecih kesal, ia menarik kembali bayangannya. Mata kuacinya melihat sekeliling. Dia bergerak maju sebanyak tiga langkah sebelum kembali mengeluarkan bayangannya. Naruto bersiaga dengan katana ditangan kanannya. Tepat ketika jarak mencapai lima meter bayangan itu terhenti di sebuah lubang yang di buat Menma dipertarungan sebelumnya.
    Menghela nafas lega, Naruto memasukkan pedangnya kadalam sarung. Setelah itu kedua tangannya dikepalkan, bersiap adu tinju.
    Mata Shikamaru menatap Naruto dengan tegang, keringan menetes di dahinya. Dia dapat memperkirakan bila rencananya kali ini tak berhasil maka Naruto akan menyerangnya dengan taijutsu dan dia akan kalah telak.
    .
    Naruto mengambil kuda-kuda, dia siap untuk menerjang Shikamaru dengan kencang, kedua kepalan tinjunya talah bersiaga. Namun ketika ia hendak mengambil langkah pertama, gerakannya terhenti, tubuhnya tiba-tiba tak bisa digerakkan. Padahal ia sangat yakin bahwa bayangan dari Shkamaru tak dapat mencapai tubuhnya. Bayangan itu hanya berhenti di lubang didepannya. Lalu kenapa?
    .
    Shikamaru menghela nafas lega, ia dapat melihat sorot terkejut dari Naruto yang tubuhnya tak dapat digerakkan. Ia yakin Naruto sudah menduga apa yang terjadi.” Kagemane no Jutsu sukses. Kau takkan bisa melawan lagi Naruto.” Ujar Shikamaru sambil bengkit berdiri. Dia berjalan mendekati Naruto. Setiap gerakan yang ia lakukan di ikuti dengan persis sama oleh Shikamaru. “Bagaimana bila kita berdua menyerah saja Naruto?” ucap pemuda Nara itu lagi saat kini mereka telah berhadapan dengan jarak satu meter. Mata Naruto memicing tajam mendengar perkataan lawannya tersebut.
    Tangan kanan Shikamaru terangkat diikuto oleh Naruto yang terangkat denan bergetar. “Kami berdua menyatakan menye-”
    DUAKKK
    Belum selesai Shikamaru berkata, ia telah menerima sebuah pukulan pada tengkuknya membuat pemuda Nara itu terjatuh tak sadarkan diri.
    Seluruh penonton terkesiap. Mereka tak menyangka akan kemunculan sosok bersurai pirang lain dari dalam tanah dan langsung memukul tengkuk Shikamaru. Bayangan yang mengikat tubuh Naruto lenyap bersamaan dengan Shikamaru yang ta sadarkan diri. Semetara sosok kopian dari Naruto yang telah membuat Shikamaru tak sadarkan diri kini menghilang dalam kepulan asap. Bersamaan dengan lenyapnya kopian itu Naruto terjatuh dengan tubuh bergetar bermandikan keringat. ‘Hanya untuk satu bunshin saja bisa sesakit ini.’
    “Pemenangnya Namikaze Naruto.” Samar-samar Naruto dapat mendengar wasit berujar dan perlahan pandangannya menggelap.

    TBC
    OMAKE
    Lelaki bersurai pirang itu menatap selembar foto yang tergeletak di laci meja kerjanya. Dengan perlahan tangan lelaki itu meraih foto yang sudah kusam tersebut. Dalam foto itu terlihat seeorang lelaki bersurai pirang tengah menggendong seorang bayi bersurai hitam dan seorang wanita berrambut merah yang tenah terbaring di ranjang rumah sakit tengah menggendong seorang bayi bersurai pirang yang masih terselimuti darah. Dibaliknya foto lama itu menunjukkan sebuah tulisan tangan dibagian pojok kiri bawah foto. ‘Aku dan Kushina beserta dua malaikat kami.’
    “Minato, segel yang kau pasang pada tubuh Naruto telah mengekang seluruh cakra anak itu.” Sekelebat ingatan tentang percakapannya dengan Jiraiya terngiang di kepalanya.
    Putra bungsunya tak bisa menggunakan cakra dan itu karena kesalahnnya dalam memasang segel.
    “Kita tak bisa memperbaiki sehelnya karena cakra Naruto sudah sepenuhnya terikat dengan segela dan juga cakra kyuubi. Kita beruntung cakra milik Naruto sangat besar hingga bisa menekan cakra Kyuubi, bila tidak, anak ini pasti sudah termakan.”
    Jika saja dulu dia tidak melakukan kesalahan, pasti Naruto sekarang akan baik-baik saja. Naruto tak perlu menderita dan ia tak perlu menjauhi Naruto.
    “Putra bungsumu tak memiliki cakra Minato. Anak itu akan jadi sasaran yang mmudah untuk menjatuhkanmu. Tinggalkan anak itu dan hiduplah hanya dengan Menma. Dengan begitu para ninja dari desa lain takkan memiliki alasan untuk menyerang Naruto.”
    Jika saja Naruto memiliki cakra, maka dia tak perlu takut Narito akan di sakiti ninja desa lain. Dia cukup kuat untuk meindungi diri. Sepetri halnya Menma, tapi kenyataannya tidak.
    Naruto memang terhindar dari serangan ninja desa lain. Tapi didesanya sendiri dia malah di benci. Ayah mana yang tak sedih dan murka bila melihat anaknya di sakiti didepan mata dan hanya bisa melihat dari jauh tanpa bisa melakukan apapun?

    .

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © 2013 - Hyperdimension Neptunia

    My Fanfiction - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan