• Posted by : Yuuki Selasa, 28 Februari 2017

    Hari itu Sasuke membawa kedua istrinya ke Rumah Sakit Konoha seperti yang telah direncanakan sebulan lalu. Kedatangan merek disambut langsung oleh Tsunade Sanju dan Orochimaru dengan kedua asisten mereka telah bersiaga di ruang pemeriksaan. Seorang pelayan bernama Shiho mengajak Sakura menuju bagian bidan sementara Tsunade dan Orochimaru mengajak sasuke dan Naruto menuju ruang khusus di bangunan sayap timur rumah sakit.
    Sebenarnya Sakura ingin agar Sasuke mendampinginya, namun ketika mendapatkan tatapan benci dari Tsunade, ia mengurungkannya. Setahu Sakura, wanita berambut pirang dengan tubuh dinamit itu merupakan dokter pribadi milik Naruto dan orang kepercayaan keluarga Uchiha. ia tidak mau memperburuk di hadapan keluarga Uchiha jadi kali ini ia mengalah. namun bukan berarti wanita bersurai permen karet itu menyerah.
    .
    Kabar gembira dalam keluarga Uchiha menyebar dengan sangat cepat, tak sampai satu minggu para kolega dan kerabat dekat saling berdatangan mengucapkan selamat. Para kolega kebanyakan menyalami Sakura yang duduk di sisi kanan Sasuke. Sementara itu Naruto sibuk berbincang dengan para keluarga dan kerabat yang ada tak jauh dari tempat Sasuke dan Sakura. Mereka tertawa dengan bahagia, sesekali mengelus perut Naruto yang membundar. Hashirama dan Madara bahkan tidak sedikitmu beranjak dari sisi pemuda bersurai mentari itu. "Sasuke-kun, apa nama yang akan kau berikan kepada anakmu kelak?" Mebuki, ibu Sakura bertanya dengan antusias. Wnita yang telah di larang untuk menginjaki kediaman uchiha itu berhasil masuk setelah putrinya memohon kepada kepala keluarga Uchiha untuk diberikan keringanan mengingat pesta tersebut juga untuk merayakan keberadaan bayi di perutnya.
    "Karena dia perempuan, maka namanya Sarada." Bukan Sasuke yang menjawab pertanyaan dari Nyonya keluarga Haruno itu, melainkan Sakura sendiri. Wanita istri kedua sasuke itu terus menerus mengelus perut besarnya dengan perasaan bahagia. tak lama lagi ia akan mendapatkan apa yang ia inginkan.
    Mebuki menyembunyikan kekecewannya dibalik senyumnya. sebenarnya ia sangat mengharapkan cucu laki-laki yang dapat ia gunakan untuk merebut kekuasaan Uchiha. Tapi tak apa, masih ada banyak cara untuk menggulingkan kekuasaan Uchiha. Mata hijau wanmita itu berkilat tajam memandang kumpulan orang-orang yang ada didekat Naruto. tak ada yang menyadari tatapan tersebut kecuali satu orang.
    .
    "Kalau Naru nanti akan menamainya siapa?" Itachi menatap Naruto dengan prihatin. Acara ini diadakan oleh Madara untuk Naruto. Tapi nampaknya Sakura lebih menarik perhatian dalam acara ini.
    "Namanya Menma, Uchiha Menma."
    "Mentang-mentang kau suka ramen, kau menamai anakmu Menma." Kankuro, kakak dari Gaara menghela nafas. Tau benar sifat sepupu pirangnya itu.
    "Menurutku Izanami adalah nama yang baik. Sama seperti leluhur kita, Indra dan Ashura." Madara menatap menantu kesayangannya lembut.
    "Menma lebih baik-ttebane!"
    .
    Seorang pemuda berkulit pucat dengan senyum aneh terus terukir diwajahnya memasuki kediaman Uchiha. kehadirannya menarik perhatian para tamuterutama tamu wanita. Lalaki itu datang membaw sebuah bungkusan kado besar berwaena coklat dengan pita biru menghiasinya. Lelaki itu datang menghampiri Sakura yang duduk di tengah ruang tamu tersebut. "Sakura-san. selamat atas kehamilanmu. Maaf aku baru bisa mengunjungimu hari ini." ucap lelaki itu sambil menyerahkan bingkisan bunga mawar kuningyang indah.
    " ucap lelaki itu sambil menyerahkan bingkisan bunga mawar kuningyang indah
    "Tidak apa Sai, terimakasih kau sudah mau datang."Sakura menerima bingkisan bunga tersebut dan memeluknya erat, tak percay sahabatnya sedari SMA akan datang memberikan kejutan setelah menghilang tanpa kabar selama beberapa tahun."Ngomong-ngomong apa yang kau bawa itu?" Sakura menatap bingkisan besar yang dibawa Sai. bingkisan sebesar itu harunya biarkan para pelayan yang membawakannya. Tapi karena Sai tidak membiarkan siapapun menyentuh barang bawaannya, Sakura yakin yang dibawa pemuda itu adalah lukisan. "Oh. ini lukisanpesanan temanku. dia bilang hari ini dia datang kemari.
    "Teman? Aku tidak meliaht satupun teman kita disin-"
    "Sai! Kemnasaja kau? Aku sudah menunggumu sedari tadi!" seruan kencang dari ino memotong percakapan kedua porang tersebut. gadis berbalut dress ungu itu mendekati Sai dengan tergesa-gesa. "Kau membawa pesananku?" 
    "Ino. Ya, tepat ada dihadapanmu." Ucap Sai memperlihatkan barang bawannya.
    "Bagus! Aku kesal karena kau datang terlambat. tapi tak apa, kau membawakan pesananku tepat sebelum acara selesai. Ayo kemari.ku kenalkankau pada keluargaku." ino menyeret Sai tanpa memperdulikan pemuda itu kesulitan membawa bingkisan besarnya. Mereka mendatangi Naruto yang masih berbincang-bincang dengan Gaara Sabaku. "Naru-chan. Perkenalkan temanku Sai. Dia datang membawakan hadiaku untukmu."
    Naruto menatap pemuda yang mirip dengan suaminya itu dengan penasaran, ia merasa pernah melihat pemuda itu tapi ia lupa di mana. "Naruto-san. perkenalkan. Namaku Sai.Aku datang untuk mengucapkan selamat atas kehamilanmu serta memberikan hadiah ini-"
    "Terimakasih, Sai-san. Boleh ku buka sekarang?"
    "Silakan." dengan semangat Naruto membuka hadiahnya. kertas kado yang membungkis bingkisan itu ia buka dengan perlahan agar tidak rusak. hal pertama yang dilihatny saat kertas kado itu sudah terlepas adalah bingkai kayu berwarna coklay kemerahan dengan hiasan sulur berwarna emas. berikutnya adalah warna pirang cerah yang menarik perhatian serta mata sapphire yang menawan. dua wajah closeup yang tampak bahagia. naruto ingat kapan foto ini di ambil. tahun lalu saat festival musim panas di Uzu.
     tahun lalu saat festival musim panas di Uzu
    "Sai-san ini sanga tindah. Terimahkasih banyak. Ino termakasih atashadiahnya." pemuda pirang dengan perutnya yang besar itu lagsung menerjang sepupunya yang tampak tersipu mal.
    "Segera pasang lukisan ini di ruang tamu!." Madara berseru memerintahkan beberapa pelayan lelaki untuk segera memajanglukisan itu di ruangtamu keluarga Uchiha. Tanpa memperdulikan tatapan heran para tamu, para pelayan segera memasang lukisan berukuran  3 x 2 meter itu. lukisan itu terpasang tepat di samping foto keluarga Uchiha dan foto pernikahan SasuNaru serta di atas foto pernikahan Sasuke dan Sakura.
    Sakura tidak pernah tahu bahwa dinding yang selama ini selalu tertutup tirai itu terpasang foto-foto keluarga Uchiha.bahkan banyaksekali foto-foto masa kanak-kanank Itachi dan Sasuke bersama Naruto.
    "Sasuke-kun. aku tidak tahu kalau di dindingitu banyak sekali foto-foto keluarga. kenapaselaa ini disembunyikan?" Sakura menatap suaminya penuhtnya. patas saja i tidak pernah melihat foto pernikahan mereka. ternyatafoto itu terpasang didinding bertirai tersebut.
    "itu adalah album keluarga Uchiha. banyaksekalimomen penting yang tersimpan disana. dan tiraiitu hanya dibuka di acara tertentu saja. Seperti cara Ulang Tahun kakek Madara. kau lihat foto keluarga besar itu?" sasuke menunjuka foto besar yang terpasang tepat di samping lukisan hadiah dari Sai. "foto itu diambil empat tahun lalu. Jarang sekali keluarga Uchiha beserta kerabat bisa berkumpul dalam satu waktu. oleh karena itu foto itu dicetak begitu besar."
    "Bukankah itu Naruto-kun? Kenapa Naruto-kun bisa ada di foto itu sasuke-kun? selain itu kenapa banyak sekali foto naruto-kun di foto yang lainnya."
    "Naruto sudah menjadi bagian dari keluarg Uchiha bahkan sebelum aku dan dia dilahirkan. wajar saja jika dia ada di setiap foto."
    Bisik-bisik dari para tamu membuat Mebuki memandang tajam kesekeliling. Dalam hatinya ia menggerutu resah. Selalu saja pemuda pirang itu yang menjadi pusat perhatian dan selalu saja putrinya yang mendapat sindiran. Bahkan teman-teman sosialitanya mulai mencibir dan mencemooh status putrinya sebagai istri kedua dari Uchiha Sasuke. Ia harus segara menyingkirkan pemuda itu.
    "TBC"

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © 2013 - Hyperdimension Neptunia

    My Fanfiction - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan