• Posted by : Yuuki Rabu, 11 Mei 2016



    Hari itu keluarga kecil Akashi sedang berpiknik di taman. Si bungsu Tetsuya mendekap erat bahu sang ayah yang menggendongnya. Mata baby blue itu berbinar-binar melihat pemandangan taman yang luas dan ditumbuhi bunga-bunga. Di samping kirinya ada sang ibu yang sedang membawa keranjang bekal di bantu oleh sang kakak. Senyum tak pernah lenyap dari bibir anak mungil kesayangan Masaomi itu, tawanya terdengar bagaikan dentingan lonceng yang lembut di telinga si kepala keluarga. "Hati-hati Tetsuya, kau bisa jatuh." ujar Masaomi sambil mengeratkan gendongannya pada sang anak. Maklum saja. Ini pertama kalinya Tetsuya diajak pergi ke tempat luas penuh bunga, wajar dia menjadi sangat aktif dalam gendongan ayahnya.
    "Tet-chan terlihat sangat senang ya, Masaomi-san." Tangan lembut Tetsuna-sang ibu membelai surai si bungsu.
    "Ini pertama kalinya Tetsuya pergi ke taman Kaa-sama. Wajar kalau dia tampak sangat senang."
    "Sei-kun juga terlihat senang." canda sang ibu sambil mengacak surai merah putra sulungnya.

    Akshi Brother
    © Tadatoshi Fujimaki
    By : Ayuni Yuukinojo
    Pair : AkaKuro. Akashi!Brother
    Warning : OOC, Typo,
    Tetsuya : 4 tahun.
    Daiki, Taiga, Shigehiru, Ryouta : 5 tahun
    Seijurou, Midorima, Murasakibara: 13 tahun
    Himuro Tatsuya : 18 Tahun
    Alex : 25 Tahun
    Kaki mungil itu melangkah dengan berani. Menyusuri jalan berbaping yang dihiasi rerumputan dan bunga. Mata baby bluenya menatap kesekeliling. Dunia tampak sangat besar di matanya. Dulu ia mengira dunia hanya sebatas pekarangan rumah luas yang dipenuhi bunga kesayangan ibunya, tapi ia sekarang telah melihat dunia yang lebih luas dari hanya sebuah pekarangan rumah.
    Walau ini yang pertama kalinya, tapi mata baby blue itu tidak terlihat takut. Semangat seorang Akashi terpancar di mata polosnya. Mata yang begitu bersih tanpa ada satupun keseihan yang meracuninya.
    Halaman depan SMP Teiko yang tersambung dengan daycare Kiseki sangatlah luas, dipenuhi pepohonan rindang yang menyejukkan. Ini sudah memasuki jam pulang sekolah. Kebanyakan siswa yang tidak ikut kegiatan club akan langsung pulang jadi wajar jika keberadaan pangeran bungsu Akashi yang tengah berpetualang itu menjadi pusat perhatian seluruh siswa.
    "Astaga! anak siapa itu!?" -wajar
    "Manik sekali."-ini juga
    "Pipinya embul. Pengen ku cubit." -mulai menghawatirkan
    "Boleh ku bawa pulang gak ya?" -ini bahaya
    Mata baby bule itu melirik para siswa yang mulai mengerubunginya. Ia tidak suka keramaian, apalagi tanpa sang kakak disisnya. Karena bila ia berada di tempat ramai tanpa ada sang kakak maka pipi embulnya akan terancam. Tak mau pipi embul imut yang sering di gigit sang kakak di jamah oleh orang lain, pangeran bungsu Akashi itu mengambil langkah seribu meninggalkan halaman secepat yang ia bisa.
    Sementara itu di daycare
    Keributan besar tengah terjadi. Si anak baru Akashi Tetsuya menghilang dari ruangan. Para balita tengah berusaha membantu sang pengurus untuk mencarinya. Maklum saja, hawa keberadaan si kecil Akashi itu sangat tipis, kadang kerasa kadang tidak. Rasanya seperti hantu. Himuro Tatsuya yang sudah mencari di seluruh ruangan hanya bisa menghela nafas karena tidak menemukan si anak. mata kelamnya menatap para balita yang membantu mencari Tetsuya di tempat persembunyian yang tergolong absrud. Sementara Kise menangis meraung-raung karena kehilangan malaikarnya.
    Kolong meja -itu normal
    Di balik pintu -itu juga normal
    Tempat sampah -Tetsuya tak sejorok itu Daiki -_-
    Pot bunga -Taiga kau bercandakan?
    "Cencei, Tecuya gak ada dimana-mana."Shigehiro berseru, ia tidak ikut mencari tapi hanya menatap kegiatan encari kawan-kawannya yang absurd sambil menenangkan Ryouta.
    "Hahh~ sepertinya dia pergi keluar. kalian tunggu disini. sensei akan mencari Alex utuk menjaga kalian."
    .
    Kabur dari kerumunan para siswi, pangeran bungu Akashi itu tanpa sadar memasuki halaman belakang SMP Teiko yang dipenuhi dengan lapangan olah raga. Matanya menatap setiap kegiatan club yang dilakukan di lapanga itu. Sepak bola, base ball, lari. Tapi takada satupun yang menggunakan bola orange besar seperti milik kakaknya.
    "guk...guk..guk..." gongongan kecil terdengar dari semak-semak. Penasaran, Tetsuya menuju arah sumber suara menemukan seekor mahluk kecil berbulu imut dengan mata yang menawan seperti milik ibunya -mirip matamu juga tet-chan-. "guguk." seru Tetsuya senang, ia mengelus bulu halus anak anjing itu dengan pelan lalu memberikan remah roti yang ia bawa dari daycare sebagai bekal. Senang saat anjing itu memutuskan untuk mengikutinya.
    Okay, Pangeran bungsu Akashi telah menemukan pengikut pertamanya.
    .
    Dengan seekor anjing manjadi pengikut setianya Tetsuya kembali menyelusuri area SMP. Tujuannya hanya satu, menemukan sang kakak. mungkin setelah si anjing dia akan menemukan hal lain yang bisa menjadi pengikutnya.
    Area belakang SMP Teiko di pisah menjadi dua bagian. Lapangan outdoor dan indoor. Tetsuya tadi sudah menyelurusri lapangan outdoor dan tidak menemukan sang kakak. Ia kini mengambil jalan di lorong beratap, ia cukup kepanasan berjalan dibawah terik matahari itu. Suara decitan terdengar dari bangunan besar di depannya. Di dekat bangunan itu ada mesin minuman dengan sosok ungu yang tengah terjongkok. Penasaran Tetsuya mendekati sosok ungu itu. "Nii 'napa?"
    "ng~? dare?" suara malas keluar dari pemuda berambut ungu itu. Pemuda bertubuh besar yang tengah berjongkok itu menatap sosok mungil di depannya dengan mata berbinar-binar.
    "Akachi Tecuya, 'pat taun." well, Tetsuya sudah mengerti sekarang bagaimana caranya memperkenalkan diri.
    "kawaiiiii~" langan besar sosok itu mendekap Tetsuya erat sementara anjing kecil Tetsuya tampak menggeram. "are~ anjingnya juga imut~"
    Mengetahui bahaya yang datang, anjing yang tampaknya tipe siberian husky itu menghindar dan mengigit tangan si pemuda ungu. "Itai~"
    "guguk 'angan." Tetsuya melihat mata teman barunya yang besar tengah memerah, lalu mengalihkan pandangannya pada bekas gigitan si anjing di tangan pemuda ungu itu. "'Atit pegi." ujar Tetsuya sambil mengelus dan meniup-niup bekas gigitan si anjing. "Nii candy~" tangan mungil itu menyodorkan dua gulung permen kecil berasa vanila dan karamel. Menyerahkannya pada si taman baru.
    Mata ungu Murasakibara menatap dua permen di tangan mungil bocah di depannya. Permen vanila dan karamel yang menis di berikan oleh anak manis dengan pipi embul bagaikan bakpau. Murasakibara seperti mau pingsan karena kadar manis yang di luar batas. "Nee~ Arigatou. Namamu siapa tadi?"tangan besar Murasakibara meraih tangan mungil gembul Tetsuya mengambil dua permen manis pemberian si anak manis. "Akachi Tecuya, 'pat taun."
    "Akashi? Kau adiknya Akashi?" Murasakibara kini memangku tubuh gembul Tetsuya sementara Tetsuya sendiri tengah memeluk si anjing. Kepala bersurai baby blue itu bergerak pelan seiring dengan kepala bulat itu mengangguk. "Nii-sha."
    "Kau ingin bertemu dengan Akashi?"
    "Ung." kepala baby blue itu kembali mengangguk.
    "Ayo ku antar. Oh ya, Aku Murasakibara Atsushi. Yoroshiku nee~"
    "Mula-nii Yolochiku."
    "Kawaiiii~"
    .
    .
    "Akashi, dimana Murasakibara?" Nijimura Shuzo kapten tim basket SMP TEIKO mendekati si calon kaisar merah yang sedang beristirahat. Keringant terlihat mengalir di tubuh si sulung Akashi. "Tadi dia izin kelar untuk ke kamar mandi."
    "Itu sudah lama sekali. coba kau cari di-" seluruh penghuni lapangan tampak terperangan dengan kedatangan Murasakibara bersama dengan sorang bocah kecil yang menggendong seekor anjing. Mata baby blue anak kecil itu berbinar-binar melihat bola orange memantul di lapangan. Bola yang sama dengan miliki kakakknya. Sosok merah di sebrang lapangan menarikperhatian Tetsuya. Kelapa merah, mata heterocrome, kulit putih dan wajah mirip sangayah itu. Tak salah lagi, itu kakanya. Dengan langkah kaki secepat yang dia bisa. Dia berlari menjatuhkan si anjing dalam dekapan yang untungnya bisa mendarat dengan baik di lantai. "Nii-sha!"
    Kaki mungil bersepatu bermotif kelinci itu melangkah cepat. Tak memperdulikan seisi lapangan yang tampak memperhatikannya dengan heran, tidak juga pada si anjing yang kini sedang asik bermain dengan bola orange besar yang terabaikan. Tujuan pertualangannya hanya satu. Mencari sang kakak. "Nii-sha~" tangan mungilnya terentang mengharapkan pelukan dari sosok idolanya. Bibirnya tersenyum bahagia.
    Seijurou AKashi si Pangeran sulung keluarga Akashi terkejut, tidak menyangka akan di datangi oleh sang adik. Seingatnya jarak daycare dan gym basket cukup jauh, dan adik mungilnya mencarinya seorang diri diwilayah sekolah yang luas. Akashi tak bsia membayangkan kesulitan apa yang dialami oleh sang adik.
    Tangan kokoh yang sebelumnya digunakan untuk mendreble, mempas dan menembakkan bola dengan keras kini mengangkat sang adik ke dalam dekapan. Tidak memperdulikan tatapan heran dan terkejut dari para budak-teman setimnya. Ia hanya ingin memberikan perhatiannya pada sang adik. "Kenapa kau bisa ada disini Tetsuya?"
    Suara dingin itu membekukan seisi lapangan. Para buda-anggota tim mulai menunjukkan kecemasan, khawatir jika si tangan dingin Akashi akan menyakiti bocah tak bersalah yang tiba-tiba datanga."Nii-sha 'kaeri."
    "Kita belum pulang Tetsuya, kenapa kau bisa berada di sini hm~?" Seijurou mengajak adiknya duduk di bangku pinggir lapangan. Mendudukkannya tepat di pangkuan, si anjing kecil mengikuti dan bergelung di bawah kaki si sulung."guguk~" seru Tetsuya saat melihat pengikut barunya bergelung di bawahnya."Anjing ini milikmu Tetsuya?"
    "Un. Guguk 'Cuya~"
    "Dimana kau menemukannya?" Seijurou mengelus bulu lembut si anjing, memberikan sebuah bola basket untuk di mainkan si anjing.
    "Taman."
    "Kita tidak bisa membawanya pulang Tetsuya. Kita harus mengembalikannya." Seijurou mengelus kepala adiknya lembut. melihat tatapan sedih di wajah sang adik.
    "Nda, guguk 'Cuya~" bocah kecil itu meronta dalam dekapan sang kakak. Turun dari pangkuan dan memeluk anjing barunya dengan erat. Tidak mau kehilangan si teman baru. "Hah~ baiklah. Kita akan membawanya pulang."
    Setelah meminta izin kepada pelatih dan ketua klub basket, Seijurou segera mengganti pakaiannya meninggalkan sang adik di gym bersama si anjing dengan Murasakibara sebagai pengawasnya. Pemuda raksasa bersurai ungu itu tampaknya sangat menyukai Tetsuya sejak si pangeran mungil Akashi itu memberikan permen kepadanya.
    Menggandeng tangan sang adik, Seijurou bersama dengan Nigou -nama yang diberikan Nijimura kepada si Anjing- menuntun Tetsuya kembali ke day care. Didepan pintu masuk mereka telah di sambut dengan wajah garang Alex yang bercampur cemas. Untung saja Himuro Tatsuya mengambil alih pembicaraan sebelum Alex sempat mengeluarkan kata-kata bernada tinggi.
    Setelah mengambil tas Tetsuya yang tertinggal di kelas, kedua pengeran Akashi itu meninggalkan day care. Tanaka telah menunggu di depan day care dengan setia. Kata Himuro buttler keluaga Akashi itu sudah menunggu sejak tiga puluh menit yang lalu.
    .
    .
    Piama hangat telah di kenakan. Selimut menutupi setengah tubuhnya. Mata baby blue Tetsuya menatap sang kakak yang masih sibuk di atas meja belajarnya. "Nii-sha. Papa?"
    Akashi menatap sang adik perihatin. Ia sadar akhir-akhir ini setelah kepergian sang ibu, ayahnya menjadi sedikit menjauhi Tetsuya. Akashi Masaomi lebih sering menyibukkan diri di kantor. bahkan sampai tidak pulang. Kepala keluarga Akashi itu juga jarang menemui Tetsuya. padahal dulu Masaomi selalu menyempatkan diri untuk bertemu istri dan anaknya di sela-sela kesibukan kantornya yang padat. Dan Seijurou mengerti bahwa adiknya ini sedang merindukan sang ayah."Tou-sama sepertinya masih di kantor Tatsuya. Hari ini Tetsuya bermain apa?" mengalihkan perhatian, wajah lesu saat mendengar sang ayah masih di kantor tergantikan wajah semangat untuk menceritakan pertualangannya di day care.
    "'Cuya punya teman balu. Taiga-kun, Daiki-kun dan Shige-kun." ujarnya semangat. ia bangkit dari tidurnya dan duduk berseila sambil mendekap boneka kelinci putih kesayangannya."Oh! Ada Kice belicik."
    "Mereka tidak mengganggumu kan?" Seijurou menutup buku tugasnya yang sudah ia selesaikan. Menyusul sang adik yang duduk di atas tempat tidur.
    "Tidak. Cuya di kaci pelmen. Lalu kaci ke Mula-nii." Mata biru besar Tetsuya menatap sang kakak yang kini ada di sampingnya.
    "Ho. Karena itu Murasakibara mau menemanimu tadi."
    "Nii-sha, Nigou mana?" kepala bersurai biru itu mencari keberadaan anjing kecil yang sedari tadi tidak ia lihat.
    "Dia ada di halaman belakang. Dia tidak boleh masuk ke kamar, Tetsuya."
    "Kenapa? Dilual dingin."
    "Kau tidak perlu cemas. Tanaka-san sudah memberinya selimut. Sekarang sudah malam. Ayo tidur."
    Membantu adiknya merebahkan diri. Tangan berkulit putih Seijurou memeluk adiknya erat didalam selimut. "Oyashumi Tetsuya."
    "Oyashumi Nii-sha~ Oyashumi Papa~."
    TBC


    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © 2013 - Hyperdimension Neptunia

    My Fanfiction - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan