• Posted by : Yuuki Jumat, 29 April 2016


    Akashi Seijurou mengeratkan pegangannya pada tubuh mungil yang ada dalam gendongannya. Mata merah heterocromenya menatap batu dingin bertuliskan nama sang ibu. Di sampingnya tampak sang ayah berdiri dengan wajah dingin yang terlukis akan kesedihan.
    "Sei-kun, mulai sekarang tolong jaga Tet-chan. Ayahmu orang yang sibuk dan tanpa sadar akan selalu menenggalamkan dirinya pada pekerjaan. Mungkin ini akan berat bagimu tapi kaulah satu-satunya yang bisa ibu percaya untuk menjaga Tet-chan." Seijurou tak pernah menyangka bahwa itu adalah pesan terakhir yang ibunya berikan padanya. Angin dingin bertiup di tanah lapang pemakaman itu. Seijurou membenamkan wajahnya pada surai baby blue milik sang adik yang serupakan copian dari sang ibu.
    "Tetsuya, mulai sekarang hanya ada kau dan aku. Kita akan selalu bersama." Aroma vanilla yang khas tercium dari tubuh mungil sang adik dalam gendongannya. Anak kecil yang baru berusia empat tahun itu tidak tahu apa yang terjadi. Dia hanya bisa menatap wajah sang kakak dengan raut penasaran dan bingung. Kenapa kakaknya terlihat sedih? Kenapa ayahnya terlihat dingin? Kemana ibunya?
    Alis tipis anak yang yang dipanggil Tetsuya itu mengerut, ia tak tahu kenapa tapi melihat ekspresi kakaknya dan kedua tangan kakaknya yang menggendong dirinya tengah bergetar membuat Tetsuya ingin menangis. Mata baby blue yang senada dengan warna surainya mulai berair, tangan mungil berisinya menepuk-nepuk kedua sisi pipi sang kakak. Mencoba untuk memberi semangat tapi dirinya sendiri tidak tahu bagaimana caranya.
    .
    .
    Dulu biasanya ketika Seijurou akan berangkat sekolah, ia selalu diantar dengan kecupan hangat di dahi yang diberikan sang ibu dan kecupan basah di pipi yang diberikan sang adik yang ada dalam gendongan ibunya. Dengan senyum dan tawa riang kedua orang dengan surai baby blue di kehidupannya mengantarkan kepergiannya untuk menuntut ilmu.
    Tapi kini berbeda. Ia tak dapat melihat lagi senyum hangat sang ibu. Tak ada kecupan sebagai salam perpisahan. Tetsuya tidak lagi digendong dengan hangat oleh sang ibu. Kini Seijurou meninggalkan kediaman Akashi untuk menuntut ilmu sambil membawa Tetsuya dalam gendongannya. "Tatsuya mulai hari ini akan dititip di daycare~" ujar Seijurou sambil memasuki mobil keluarganya, Tanaka sang sopir pribadi telah bersiaga di kursi kemudi.
    "Day cay?" Akashi Tetsuya, bungsu Akashi yang merupakan copian dari sang ibunda baru berusia tiga tahun. Sudah bisa berbicara walau hanya beberapa patah kata dan sudah aktif berlari kesana-kemari jika bermain bersama kakaknya. Wajah putih dengan pipi yang masih memiliki lemak bayi itu menatap sang kaka dengan bingung. Dia tidak akan tinggal dirumah ya? "Kaa?"
    Ia menanyakan sang ibu. Biasanya bila sang kakak sudah mengenakan setelan putih-biru muda dengan membawa tas hitam artinya kakaknya akan pergi dan dia akan tinggal di rumah bersama ibunya. "Kaa umah" ujarnya sambil menunjuk arah pintu depan kediaman yang ada dibelakang. "Tidak tetsuya, mulai sekarang kau akan bermain di daycare sampai kakak menjemputmu."
    "Nii-sha main!?"serunya girang. Ia senan bisa bermain dengan sang kakak. Dimanapun itu, asal bersama sang kakak maka dia tidak akan apa-apa.
    Seijurou tidak membalas kicauan adiknya lagi. Ia hanya mengelus rambut sang adik yang lembut. Mulai hari ini segala rutinitasnya akan berubah. Ia harus menjaga Tetsuya, mengantar dan menjemputnya di daycare. Sebisa mungkin tidak telat pulang atau adiknya akan menunggu lebih lama. Menyeimbangkan kegiatan akademik dan non-akademik, memastikan adiknya baik-baik saja.
    .
    .
    Mobil hitam milik keluarga Akashi itu berhenti di depan sebuah bangunan mungil dengan halaman depan yang luas. Berbagai macam permainan mengisi halaman tersebut. Dibawah pohon bunga sakura yang masih mekar terdapat kotak pasir besar dengan perosotan yang memiliki warna mencolok. Di pinggir halaman terdapat pohon rindang dengan kursi taman di bawahnya.
    Seijurou mengajak Tetsuya turun dari mobil. Meletakkan sang adik di atas tanah. Kaki mungil bersepatu biru bergambar kelinci itu berdiri tegak walau agak sedikit goyah. Tangan kanan Tetsuya digandeng Seijurou erat. Kedua penyandang nama Akashi itu menyeberangi halam yang luas sambil memperhatikan sekitarnya. Manik heterocrome Seijurou memindai seisi wahana permainan, melihat apakah ada wahana yang dapat membahayakan adiknya.
    Melasuki bangunan Seijurou disambut dengan lorong panjang penuh warna dan gambar stiker lucu. Didekat pintu geser yang berfungsi sebagai pintu masuk terdapat kotak sepatu yang menampung sepatu milik anak-anak penghuni daycare. Disamping kotak sepatu terdapat meja tinggi reseptionis yang dihuni oleh seorang wanita asing. Wanita itu memiliki rambut pirang dengan mata hijaunya terbingkai kacamata berframe merah. "Oh! Selamat datang di Kiseki daycare, aku Alexandra Gracia, panggil saja Alex"
    "Selamat Pagi. Aku Akashi Seijurou, aku ingin mendaftarkan adikku Tetsuya. Umurnya baru empat tahun."
    Wanita itu, Alex memandang Tetuya yang tingginya tidak sampai melewati tinggi meja. Pandangan mata hijau wanita itu bertemu degan mata baby blue lembut yang menatapnya pensaran. "Oh, jadi ini anak yang akan dititipkan oleh Akashi-san. Imut sekali~ sangat tidak mirip dengan Akashi-san." Mata Alex memandang Tetsuya dengan berbinar-binar. Bagi wanita itu, Tetsuya terlihat sangat polos dan imut juga unyu-unyu. Jika saja ia tidak takut akan pandangan mata tajam dari Seijurou, pasti wanita itu sudah menerjang Tetsuya dan memeluknya dengan erat. Bahkan mungkin hingga sesak nafas, mengingat dada wanita itu cukup penuh."Begitulah, dia lebih mirip okaa-sama."
    "Kaa?" mendengar sang kakak menyebut ibu, Tetsuya menjadi penasaran. Apa disini dia akan bertemu sang ibu? "Kaa doko?"
    "Tidak tetsuya, kaa-sama tidak ada disini." Akashi mengelus lembut surai biru adiknya, menatap sang adik dengan prihatin. Sampai kapan adiknya akan terus menanyakan sang ibu.
    "Formulir pendaftaran telah disini oleh Akashi-san kemarin. Mulai hari ini Tetsuya-kun sudah bisa bergabung bersama dengan temna-teman yang lain."
    "Akashi-san?" seorang gadis dengan rambut pirang dan mata hazelnya berjalan memasuki bangunan daycare sambil menggandeng bocah kecil dengan topi merah menutupi surai pirangnya.
    "Kise Ryoko bukan? Kenapa kau disini?" Kise Ryoko adalah nama gadis itu. Dia sekelas dengan Akashi dan mengenal pemuda bersurai merah itu sebagai seorang ketua kelas.
    "Adikku penghuni daycare ini." Ujar Ryoko girang sambil mendorong kecil adiknya agar terlihat dalam pandangan si surai merah. "Hora, Ryota perkenalan dirimu."
    "Kise Lyota-ssu, pat tahun. Yolosiku-ssu." Tanpa diduga-duga tubuh montok Kise Ryota telah memeluk Tetsuya dengan erat, membuat bocah bersurai baby blue itu memandang kakanya dengan tatapan minta tolong.
    "Enyahkan adikmu itu dari adikku, Ryoko!" gunting keramat di genggam dengan erat. Aura raja iblis menguar membuat Ryota berlari dan bersembunyi di balik tubuh kakaknya sambil merengek takut "Kowai-ssu~"
    Melihat sang adik sudah bebas, Seijurou segera menggendongnya dan mengikuti Alex menuju kelas yang akan dimasuki sang adik. Ruang kelas itu cukup luas dengan 5 meja bundar besar yang dikelilingi oleh 5 kursi kecil warna-warni. dindingnya berwarna biru muda dan lantainya dilapisi dengan matras warna-warni. "Ini kelas mu Tetsuya." Akashi menurunkan sang adik dari gendongannya, menuntun sang adik memasuki kelas menjadi pusat perhatian para bocah yang sudah ada didalam kelas. "Keyach?"
    "Benar Tetsuya, kelas. Mereka akan menjadi temanmu." Mata Akashi memandang isi kelas satu-persatu. Memandang para bocah yang menatap Tetsuya penuh minat.
    "Ohayou-ssu~" teriakan girang Kise Ryota yang muncul dengan tiba-tiba membuat Tetsuya agak terkejut. Ryota sekali lagi mendapat tatapan tajam dari Sejurou yang membuatnya segera berjalan menuju bangku nya didekat tiga bocah lelaki yang memiliki aura yang hampir sama.
    "Pagi anak-anak~" sapa pemuda dengan rambut hitam menutupi mata kanannya. "Kita kedatangan teman baru. Tetsuya-kun perkenalkan dirimu."
    Tetsuya menggenggam pinggir celana kakaknya erat. Ini pertamakalinya anak itu berhadapan dengan dunia luar. Bertemu dengan anak-anak yang sebaya dengan dirinya. Dia menatap kakaknya dengan ekspresi bingung. Apa yang harus dia lakukan? Dia tidak mengeri. "Sebutkan nama dan umurmu Tetsuya." Ujar Seijurou menenangkan. Sulung Akashi itu memberikan senyum lembut.
    Sambil tetap menggenggam celana kakaknya dengan erat, Tetsuya memperkenalkan diri."Ung… Akachi Tecuya. Ung… Pat tahun" ucap Tetsuya pelan. wajahnya memerah dan jari kanannya terangkat kecuali bagian ibu jari.
    "Nah Tatsuya-kun bisa duduk bersama Daiki-kun, Taiga-kun dan Shigehiro-kun." tiga bocah yang di sebut mengangkat tangannya mereka tinggi-tinggi. Tampak sangat bersemangat dengan kedatangan si kawan baru.
    .
    SMP Teiko tempat Seijurou menuntut ilmu ada tepat disebelah daycare Kiseki, dipisahkan oleh sebuah tembok setinggi dua meter dan dihubungkan dengan satu pintu gerbang kecil. Kenapa di isi pintu? itu untuk memudahkan para penjaga daycare mengajak anak-anak berjalan-jalan di wilayah SMP. selain itu juga memudahkan para orang tua untk menjenguk anak mereka karena ada beberapa guru di SMP Teiko menitipkan anak mereka di daycare.
    setelah memastikan adiknya aman dan nyaman berada di daycare, Seijurou menuju sekolah dengan mengakses pintu disebelah daycare. beruntung dia datang lebih pagi jadi tidak begitu terlambat. Kelas 1 - A adalah kelas yang dituju Seijurou. sudah cukup ramai diisi oleh para siswa. Teman sebangkunya Midorima Shintaro bahkan sudah bersiap dengan buku dan lucky item diatas mejanya.
    "Kau datang terlambat Akashi. Bukan berarti aku perduli padamu-nanodayo." sapa Midorima saat Seijurou telah duduk di kursinya.
    "Aku tidak terlambat Midorima. Bel bahkan belum berbunyi." Seijurou mulai mengeluarkan buku-buku pelajarannya. Ekonomi dasar.
    "Kau benar. Tapi rasanya aneh saja melihat kau datang lebih siang dari biasanya."
    "Hn. aku harus mengantar adikku ke day care tadi."
    .
    Tetsuya duduk diantara Kagami Taiga dan Aomine Daiki, disamping Kagami ada Ogiwara Shigehiro dan si samping Aomine ada Kise Ryota. Tetsuya menatap isi ruangan, dimana para anak-anak sedang sibuk menggambar. Tetsuya dapat melihat gambar kapal terbang buatanKise yang berwarna biru tua, gambar dua stikman milik Kagami dengan membawabola oranye. Tetsuya tahu bola apa itu. Ia pernah melihatnya dikamar sang kakak,ia juga melihat kakanya sangat senang memainkannya. Aomine memenuhi kertas gambarnya dengan banyak bulatan oranye yang sepertinya merupakan kumpulan bola basket. terakhir gambar Ogiwara yang berbentuk roket kecil.
    Tetsuya menatap gambarnya empat stiknman dengan dua stikman berambut merah dandua lagi berambut biru muda. empat stikman itu saling berpegangan tangan, dibelakang empat stikman itu ada gambar rumah beratap merah sederhana dan awan pituh yang menghiasi langit biru. Tetsuya menatap gambarnya dengan sendu.
    "Hei Cuya, 'napa?" Ogiwara Shigehiro menatap Tetsuya dengan mata coklatnya. Menyadari kesedihan diwajah teman barunya. "Cuya gambal apa?" lagi diabertanya menatap gambar sederhana buatan Tetsuya.
    "Tou-cha, Kaa-sha, Nii-sha, Cuya." ujar Tetsuya menunjuk gambarnya satu-persatu.
    "Ini mama Cuya?" Ogiwara menujuk stikman berambut biru muda panjang yang menggandeng stikman kecil berambut sama. "Milip Cuya."
    "Ung." senyum lepas terlukis diwajahnya membuat Shigehiro gemas ingin memeluknya."Kaa-sha" dua tangan mungil Tetsuya meraih gambarnya dan mendekapnya erat di dada. "Kaa-sha..."
    .
    Setelah makan bersama -untungnya Tanaka sudah mempersiapkan segala keperluan Tetsuya di dalam tas ransel biru mudanya- seluruh anak-anak diajak untuk tidur siang. mereka dikumpulkan didalam kelas dengan meja dan kursi yang sudah dipinggirkan. selimut dan futon hangat telah disiapkan. Himuro Tatsuya pengawas sekaligus adik angkat Alex memacakan cerita penghantar tidur untuk anak-anak. Tetsuya tidur di tengah-tengan kawannya. Kagami, Aomine, Kise dan Ogiwara sebelumnya telah saling berebut untuk menentukan siapa yang akan tidur di samping si bungsu Akshi.
    Belum sejam terpejam, mata biru Tetsuya telah terbuka kembali. Dia menatap kesekeliling, ruangan yang asing, tidak ada yang dia kenal. Anak-anak masih tertidur dan Himuro-sensei tidak ada di ruangan. Tetsuya gelisah, tidak ada yang dia kenal di tempat itu, tidak ada sang ibu yang selalu menyambutnya ketika membuka mata, tak ada Tanaka-san yang akan selalu menemuinya beberapa menit setelah dia membuka mata. Tak ada sang kakak yang selalu tertidur di sampingnya. Kakaknya tidak ada!?
    "Nii-sha?" panggil Tetsuya pelan. matanya mengelilingi ruangan memastikan bahwa kakaknya sedang tidak bersembunyi di suatu sudut. "Nii-sha~" panggilan itu mulai diiringi isakan kecil. Dengan sedikit kesusahan kerana baru saja bangun tidur, Tetsuya melangkap keluar ruangan. membuka pintu geser dengan mudah dan berjalan menyusuri lorong. tingginya yang tidak seberapa dan hawa keberadaannya yang tipis membuat Alex yang berjaga di pintu masuk tidak melihatnya, terlebih lagi pintu daycare yang sengaja di biarkan terbuka membuat Tetsuya dengan mudah keluar dari day care.
    Menatap halaman day care yang luas Tetsuya menjadi dia harus mencari sang kakak? jauh didepannya ada pintu gerbang besar dan tinggi yang tertutup. selain itu kakaknya juga selalu mengingatkannya agar jangan sembarangan keluar menuju jalanan.
    Samar-samar Tetsuya dapat mendengar keributan dari bangunan tinggi disebelah daycare. penasaran dia berjalan menuju kesana, ia melihat tembok tinggi dengan pintu gerbang kecil yang terbuka. Didelam pintu itu ia melihat beberapa orang murid dengan seragam yang sama dengan kakaknya. "Nii-sha"
    Kaki mungil itu mulai melangkah memuki dunia luar yang benar-benar tidak pernah dia kunjungi sebelumnya. Petualangan Akashi Tetsuya Season 1 baru saja dimulai.
    TBC

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © 2013 - Hyperdimension Neptunia

    My Fanfiction - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan