- Home>
- KINGITSUNE 13 END
Posted by : Yuuki
Minggu, 10 Januari 2016
Kingitsune
(Rubah Emas)
†††
By : Ayuni Yuukinojo
†††
Naruto © Masashi Kishimoto
†††
Pair :
?/Naruto
Warning :
Typo, OOC, EYD berantakan, Shonen-ai, YAOI.
Naruto tengah berkumpul dengan empat edotensei yang dibangkitkan
Orochimaru. Hashirama Senju, Tobirama Senju, Hiruzen Sarutobi dan Uzumaki
Kushina. Mereka juga telah menemukan setengah bagian dari tubuh Madara. Naruto
sudah berkeliling mencari orag-orang yang mungkin saja selamat dari sinar
bulan. Namun sayang semua telah terjerat oleh pohon dewa. Hanya dirinya, Kurama
tunggangannya dan para edotensei yang masih sadar. Jangan lupakan tim 7 yang
masih menghilang.
Tubuh Madara tiba-tiba mengeluarkan aliran cakra yang perlahan
membentuk sebuah sosok. Seorang kakek tua dengan mata rinenggan di dahi dan
kedua matanya. “Namaku Hagoromo. Aku adalah penemu Ninshuu dan juga dikenal
sebagai petapa Rikudo.”
“Hagoromo-ani-ue.” Seru Naruto saat mengenali sosok yang
muncul dari tubuh Madara itu. Mata kedua putra Kaguya itu saling bertemu.
Tersirat jelas rasa rindu dalam mata yang berbeda itu.
“Kau tampak sangat sempurna Haruto.” Hagoromo menatap
penampilan adik bungsunya. Tak jauh berbeda dengan saat pertama kali sang adik
kembali dari Gunng Kurama. “Apakah itu Kurama!?” Hagoromo menatap rubah ekor
sembilan yang menjadi tunggangan Naruto. “Jadi setengah dari Kurama ada pada
dirimu dan setengahnya ada pada Menma.”
“Dimana Menma dan yag lainnya?” Hiruzen Sarutobi sebenarnya
tak ingin mengintrupsi reuni yang dilakukan oleh dua sosok yang memiliki aura
tingkat tinggi itu tapi ia dan yang lainnya juga harus mengetahui posisi Tim 7.
.
“Jadi Menma dan Tim nya tengah berada di dimensi yang
berbeda.” Kushina tampak sangat khawatir. Ia tak tahu kesulitan macam apa yang
di hadapi putranya di dimensi lain.
“Menma dan Sasuke adalah inti dari pertarungan ini.” Ujar
Naruto yang tengah duduk santai di atas Kurama yang melayang diudara. Sembilan
ekor dari dua sosok Kitsune itu bergerak lembut.
“Ah! Obito telah gugur.” Ujar Naruto saat tak merasakan
keberadaan Obito lagi.
“Obito? Kau bisa mengetahui keberadaan mereka?” Tobirama
menatap sosok Naruto dengan padangan aneh.
“Aku menggunakan cakra Kurama yang ada pada tubuh Menma
sebagai media sensor. Itu bisa ku lakukan karea dulu saat masih menjadi
Jinchuriki, cakra milikku terikat dengan erat dengan cakra Kyuubi. Walau aku
tak tahu apa penyebab kematiannya. Tapi ini jelas cakra milik Obito yang
meghilang. Jadi….”
“Haruto-sama! Bila yang anda katakana adalah benar bahwa
cakra hamba terikat dengan cakra anda. Bukankah anda bisa pergi ketempat Menma
berada dengan menggunakan cakra hamba!?” Mata biru Naruto memandang Kurama,
sepertinya pemuda pirang itu lupa akan hal yang penting itu. “Kau benar
Kurama!” seru Naruto girang.
Dengan segera ia turun dari punggung Kurama, melayang
diudara dengan indahnya. “Kurama. Aku pinjam cakramu.” Ujar Naruto sambil merapal
beberapa mantar.
“Apa dia bisa menuju dimensi lain? Bukankah dia tidak
memiliki mata Sharingan? Dia juga sepertinya tidak memiliki cakra.” Tobirama
memandang Naruto dengan penuh minat. Selama ini setaunya segala hal bisa di
lakukan asalkan ada cakra. Lalu apa yang bisa dilakukan oleh sosok yang di
tubuhnya bahkan tak ada cakra sedikitpun.
“Anda terlalu meremehkan adikku Nindaime Hokage. Dia adalah
Kingitsune sempurna yang mengendalikan unsur alam. Bukan hal yang sulit baginya
membuka pintu dimensi lain dengan kekuatannya sekarang asalkan ada penghubung
antar dua dimensi itu.”
“Jinsei no Youso :
Jigen Getto” tubuh Naruto dan Kurama bercahaya terang keemasan. Didepan dua
kitsune itu puncul sebuah gerbang Torii berbentuk Myoujin –gerbang kuil shinto-
merah yang didalamnya terdapat arus warna yang berputar-putar. Dari dalam arus
warna itu tiba-tiba terlihat setitik cahaya kemerahan. Cahaya di tubuh Kurama
bersinar lebih terang dan bergerak dengan cepat menggapai cahaya kemerahan
didalam Torii.
Ketika cahaya di tubuh Kurama telah memasuki gerbang, dengan
segera Naruto menduduki punggung Kurama. Dapat ia rasakan sebuah energy yang
menarik mereka berdua memasuki gerbang dimensi itu. “Kurama. Konsentrasilah.
Bayangkan wujud Menma sejelas mungkin. Bila tidak, kita akan tersesat di dalam
arus antar dimensi.”
Energy yang menarik Naruto dan Kurama semakin kuat seiring
dengan semakin jelasnya wujud Menma dalam pikiran Kurama. Semakin keras energy
yang menarik mereka, semakin terang juga cahaya yang menyelimuti Naruto dan
Kurama. Hingga pada duatu detik mereka tersedot sepenuhnya dalam Torii.
.
.
Ketika membuka mata. Yang naruto lihat adalah daratan
bebatuan yang kering. Didepannya ada sosok bertubuh besar dengan berbagai
kepala menyerupai kepala Bijuu. ‘Haha-ue’
“Kurama.” Hanya dengan mendengar Naruto memanggil namanya,
rubah berekor sembilan itu tahu apa yang harus dia lakukan. Membawa tubuh
tuannya ke tempat medan pertempuran.
Dalam perjalan menuju tempat Sasuke berada, Naruto dapat
melihat sosok besar itu mulai berubah, memunculkan wujud Kaguya dengan sebuah
bola hitam besar di tangan wanita itu. Itu adalah Gudoudama raksasa yang terbentuk
dari unsur alam angin, api, tanah, petir, kayu, Yin dan Yang. Magatama pada
tubuh Naruto bersinat terang dan bergetar. Merasa tertarik oleh energy Yin dan
Yang yang ada pada gudoudama itu.
Saat Kaguya hendak melemparkan gudoudama raksasa itu pada
empat ninja di depannya, magatama milik Naruto melesat dengan cepat mengikat
tubuh Kaguya dengan erat. Magatama itu masih mengenali energy yang sempat
menjadi musuhnya dulu dan dengan otomatis mengingat pemilik energy itu.
Sasuke, Menma, Kakashi dan Sakura yang hampir terkena bola
besar itu menghembuskan nafas lega. Mereka dapat melihat tubuh Kaguya tertahan
tak dapat bergerak sedikitpun terikat oleh puluhan magatama.
“Sasuke! Menma! Kakashi! Cepat hancurkan gudoudama itu dan
segel Juubi!” keempat ninja Konoha itu memandang kelangit. Disana tampak Naruto
tengah berdiri dengan Kurama didepannya siaga. Kedua tangan Naruto di katupkan
didada bersinar kebiruan menjaga agar gudoudama yang mengikat Kaguya tidak
melonggar.
Mengerti bahwa ini adalah kesempatan yang sudah di
tunggu-tunggu. Tiga ninja lelaki dari Konoha itu menerjang maju. Dengan
Susano’o miliknya Kakashi berusaha menghancurkan gudoudama Kaguya. Tapi
Gudoudama itu terlalu besar, kekuatan Kakashi tidak cukup. Naruto yang
menyadari hal itu segera membentuk sembilan api rubah keemasan di setiap ujung
ekornya. Setelah api itu cukup besar ia segera melempar api itu menuju
gudoudama.
Benda bulat hitam besar itu terbakar. Api rubah Naruto
tercipta dari unsur alam yang murni. Sama kuatnya dengan amaterasu, namuan
karena terbuat dari unsur alam, selain digunakan untuk menyerang, api rubah itu
juga bisa dugunakan untuk melindungi dan menyembuhkan. Melihat gudoudama besar
itu sudah mulai lenyap Sasuke dan Menma mengambil kesempana untuk menyegel
wanita itu.
Mata Kaguya tak bisa beralih dari sosok pemuda berambut
pirang yang kini ada jauh didepannya. Mata byakugan wanita itu meneteskan air
mata. Tangan wanita itu berusaha meraih sosok jauh didepannya dengan sekuat
tenaga. Ia merindukan putra bungsunya. “Haruto!” seru wanita itu
memanggil-manggil anaknya. “Haruto Anakku!”
Dengan dua symbol pemberian Petapa Rikudou Sasuke dan Menma
berhasil menyegel Kaguya. Mata merah di dahi wanita itu mulai memutih. Tubuhnya
mulai kehilangan kendali dan membesar membentuk wujud Juubi. Satu persatu para
Bijuu yang terserap mulai melepaskan diri menyisakan tubuh Godamazo. Permukaan
tanah di tarik oleh energy yang besar menuju patung godamazo yang menjadi tubuh
Juubi. Dalam raungan patung itu Naruto dapat merasakan tangisan dan teriakan
Kaguya, ibunya. Magatama Naruto masih mengikat tubuh godamazo sampai seluruh
tubuh patung itu tertutup bebatuan, membentuk bulan yang baru.
“Haha-ue. Perang sudah berakhir. Manusia sudah bisa
menentukan jalan hidupnya sendiri. Dengan berkah berupa cakra yang Haha-ue
sebarkan, anda telah menciptakan dunia yang indah. Tapi Haruto mohon, jangan pernah rusak dunia
yang sangat Haruto cintai ini. Haha-ue, kembalilah ke bulan dan lihatlah dari
atas sana bagaimana manusia menjalankan hidup mereka dengan kaki dan tangan
mereka sendiri.”
.
Empat ninja dan dua kitsune itu kini telah berkumpul. Mereka
melihat kesekitar, tampak tanah dan bebatuan mulai ditarik oleh tubuh Juubi.
Terlihat sekali para ninja itu mulai panic. Bagaimana cara mereka kembali
sekarang?
Sementara itu Naruto dan Kurama tampak tengah
berbincang-bicang dengan para Bijuu yang berhasil lolos dari tubuh Kaguya.
Kesembilan Bijuu itu tampak sangat senang bisa melihat sosok pencipta mereka
sekali lagi.
Mendengar kegaduhan yang diciptakan oleh manusia di sana
tentu membuat Naruto tertawa geli. Mereka tidak berubah sedikitpun. ”Tenanglah!
Hagoromo-ani-ue pasti akan melakukan sesuatu untuk membawa kita kembali.” Dan
benar saja. Belum sampai beberapa detik tubuh mereka semua telah berpindah
kedimensi pertama tempat dunia mereka berasal.
.
“Menma siapa dia?” Sakura adalah yang pertamakali membuka
suara.
“Dia petapa tua!! Ini adalah…”
“Ya, kalian telah kembali. Aku menggunakan Kuchiyose bersama
3 Kage terdahulu dan juga para Kage legenda dari tanah suci. Sasuke, Menma dan
semuanya. Terimakasih telah menyelamatkan dunia.”
Dari kejauhan Naruto memandang kebahagiaan yang terpancar
dari pera ninja di depannya. Akhirnya perah berakhir. Ia tak perlu mengorbankan
dirinya untuk menyegel Kaguya. Ia merasa lega karena kali ini bukan dia yang
melenyapkan sang ibu.
“Kau juga sudah berjasa Haruto. Kenapa kau berada jauh
disana!?” suara sang kakak tertua Ootsuki terdengar sangat jelas di telinga
Naruto. Dengan perlahan bersama Kurama tunggangannya ia berjalan mendekati sang
kakak.
“Hagoromo-ani-ue.” Sapa Naruto saat sudah ada didekat sang kakak.
Para Hokage terdahulu menatap Naruto dengan penasarah.
“Tuan Petapa, siapa pemuda itu?” Tanya seorang Kage dari
Tsuchigakure.
“Perkenalkan. Dia adalah adik bungsuku. Haruto Kingitsune.
Mungkin orang-orang di Konoha mengenalnya sebagai Naruto Namikaze.” Jelas
Petapa Rikudou sambil menepuk pela punggung sang adik. Tampaknya dia sangat
bangga.
“Jadi dia Naruto? Bagaimana bisa?” Kakashi masih ingat bahwa
Naruto telah tewas saat misi dulu. “Apa dia juga edotensei!?”
Menma berjalan mendekati Naruto. Dia memandang kembarannya
dari atas hingga bawah. Melirik penasaran pada sembilan ekor Naruto yang
bergerak gelisah. “Kau punya ekor! Jadi ini Mode Kyuubi mu!? Kenapa wajahmu
terlihat sagat muda? Kita kan seumuran dan kembar!”
“Bodoh.” Bukan Naruto yang menjawab, tapi Sasuke yang mulai
berjalan menuju mereka. “Pak tua! Apa kau tahu bagaimana cara agar aku bisa
terlepas dari tubuh manusia ini!?”
Perkataan Sasuke menarik perhatian bukan hanya para Ninja
tapi juga para Bijuu. Petapa Rikudou memandang Sasuke lama dengan mata
Rinenggannya. “Kenapa kau ingin terlepas dari tubuh manusia ini Sasuke?”
“Kau tahu sendiri aku adalah Shinjirou, penerus klan Tengu
di gunung Kurama. Aku ke dunia ini untuk mengikuti Haruto-hime. Baru pada
reinkarnasi kali ini aku bertemu dengannya. Haruto-hime telah kembali
ketubuhnya. Akupun harus kembali ke wujudku yang semula.” Jelas Sasuke panjang
lebar.
Yang di katakana Sasuke memang benar. Ia adalah reinkarnasi
dari Shinjirou sang penerus klan Tengu di gunung Kurama. Ia turun ke dunia untuk
mengikuti jiwa Haruto. Setelah ber-reinkarnasi beberapa kali, baru kali ini dia
berhasil bertemu dengan sang rubah emas. Awalnya Sasuke sempat ragu apakah
benar dia adalah Shinjirou, karena wajah mereka sangat berbeda. Dibandingkan
dengan dirinya, wajah Itachi lebih menyerupai wajah Shinjirou. Tapi itu wajar.
Sasuke dan Itachi adalah bersaudara wajar jika Itachi memiliki wajah menyerupai
Shinjirou. “Sasuke. Untuk melepas tubuh manusiamu ku rasa Haruto lebih mengerti
akan hal itu. Kau adalah Tengu dari Gunung Kurama. Haruto lebih mengerti
hal-hal di gunung Kurama dibandingkan diriku.”
“Menma, Naruto. Maaf Kaa-chan tidak bisa menemani kalian
selama ini. Naruto kaa-chan minta maaf atas segala kesalahan yang telah di
lakukan oleh ayahmu. Andai saja Kaa-chan masih adadi samping kalian. Pasti
kalian takka merasakan penderitaa seperti ini.” Kushina memeluk kedua putranya
dengan erat. Ia selama ini mengetahui pederitaan seperti apa yang di alami oleh
kedua putranya terutama Naruto. “Menma, naruto. Kaa-chan sangat mencintai
kalian.”
Satu persatu para edotensei mulai menghilang. Mereka kembali
ke tanah suci tempat mereka berada. Menma menangis melihat kepergian Kushina,
sedangkan Naruto hanya tersenyum lembut, ia tahu walau sang ibu telah pergi
tapi Naruto masih bisa bertemu dengan mereka.
Setelah para edotense menghilang, Sasuke dan Menma segera
melepaskan tehnik Genjutsu Mugen Tsukiyomi yang mengikat para ninja.
Satu-persetu mereka mulai membuka mata. Melihat dunia baru dengan matahari yang
bersinar dengan cerah. Sementara para Bijuu telah di kirim kealam Bijuu dengan
Menma sebagai perantar mereka.
Sementara Menma dan Sasuke melepaskan para ninja, Naruto
membuat beberapa kitsunebi atau api rubah berwarna keemasan dan melepaskannya
kepejuru wilayah peperangan. Ia berusaha menyelamatkan para hewan yang terluka
akibat terkena tehnik para ninja.
Naruto juga memperbaiki keadaan alam yang rusak akibat
tehnik ninja tingkat tiggi dan ledakan bijuudama. Memenuhi kawah ledakan dengan
air hingga tercipta danau baru, menumbuhkan pepohonan rindang pada wilayah yang
kekeringan dan terbakar. Tak lupa ia juga meminta bantuan Sasuke untuk membakar
batang dari pohon dewa yang masih tersisa hingga lenyap. Energy pohon dewa
terlalu besar dan berbahaya bagi seluruh dunia. Untuk mencegah penyalah
gunaannya pohon itu harus dilenyapkan hingga keakar-akarnya.
.
Seminggu telah berlalu. Para ninja aliansi telah kembali
kedesa mereka masing-masing. Pemakaman untuk mereka yang gugur juga telah
dilakukan. Minato juga telah kembali mengerjakan tugas-tugas Hokagenya.
Beberapa hari yang lalu Minato mengunjungi makam Kushina bersama dengan Menma
dan Naruto.
Keberadaan Naruto –lengkap dengan Kurama- di Konoha tentunya
membuat para warga terkejut dan ketakutan. Bagimana tidak, dihadapan mereka
berdiri dua sosok yang sangat mereka takuti. Kyuubi no Youko yang menghancurkan
Konoha dulu dan Naruto, bocah yang dulu selalu mereka tindas. Apalagi wujud
Naruto sedikit-sangat- berubah.
Dihari pertama Naruto menginjakkan kaki di gerbang Konoha,
hujan turun dengan sangat deras. Hal yang sangat jarang terjadi mengingat
Konoha sudah hampir setahun tidak turun hujan dan langit saat itu sangat cerah.
Para anak-anak menari di tengah derasnya hujan, sedangkan para orang dewasa
berteduh di tempat terdekat. Naruto dan Kurama sendiri malah berjalan dengan
santai di bawah derasnya hujan, seolah tak perduli jika nanti akan terkena
demam.
Sasuke juga ikut mengunjungi Konoha. Membuat para anbu
bersiaga, berjaga-jaga jika Uchiha terakhir itu akan melakukan hal gila
lainnya. Keberadaan Sasuke di Konoha membuat Sakura dan Ino senang, mereka
terus menempel di dekat Sasuke walau Karin sudah berusaha mengusir mereka.
Karin juga kini menetap di Konoha. Sebagai Uzumaki yang tersisa, Minato
memberikan Karin perlindungan.
Para warga dan ninja bersama-sama mulai membangun Konoha
kembali. Beberapa fasilitas yang rusak di perbaiki. Mau bagaimana lagi,
kerusakan yang diakibatkan oleh penyerangan Pain dulu belum sepenuhnya pulih.
Apalagi para ninja yang turun dalam perang banyak yang terluka, Rumah Sakit
sangat penuh hingga perlu di bangun Rumah Sakut yang baru. Sakura dan Karin
walau enggan, harus membantu para ninja medis merawat para Ninja. Sedangkan Tsunade
membantu para Kage memulihkan diri.
Selama di Konoha Naruto mengunjungi beberapa tempat yang
sangat ia rindukan. Akademi Konoha, partemennya, hutan kematian tempat ia
selalu berlatih, danau di komplekas Uchiha, makam sang Ibu dan Hokage-jiji. Ia
juga membantu Sasuke membuat makam khusus untuk Itachi di kompleks Uchiha.
Kedua pemuda itu sering terlihat berjalan-jalan di Konoha
bersama dengan Kurama yang tak mau dipisahkan dari Naruto dan Juugo yang masih
mengikuti Sasuke. Ngomong-ngomong Suigetsu menghilang tepat setelah terlepas
dari efek genjutsu. Sepertinya ia akan memulai kembali misi pengumpulan pedang
legendaris-nya.
Mereka menyusuri pemukiman warga, mengunjungi Iruka-sensei,
makan di kedai ramen Ichiraku dan Yakiniku-Q. tentu saja mereka diawasi oleh
para Anbu secara sembunyi-sembunyi. Para tetua Konoha yang tersisa terlalu
takut jika dua pemuda yang memiliki kekuatan setara Juubi itu akan melakukan
pemberontakan. Paranoid sekali memang, tapi itu wajar. Bagaimanapun dulu Konoha
telah melakukan banyak kesalah kepada dua pemuda itu.
Sasuke, Naruto, Kurama dan Juugo juga mengunjungi pemukiman
para lansia yang berada di belakang bukit Hokage. Wilayah disana masih sangat
asri dipenuhi dengan pepohonan dan sawah-sawah yang baru ditanami. Para orang
tua disana sangat terkejut ketika melihat sosok rubah Naruto. Mereka
berbondong-bondong datang memberi salam dan memintah berkah. Berharap dengan
kunjungan Naruto dapat memberkan kebahaiaan kepada Konoha. Naruto dapat
mendengar dengan jelas permohonan tulus mereka.
Mereka berempat diajak mengalilingi pemukiman disana.
Disuguhi makanan, minuman dan cemilan. Sangat ramah, berbeda dengan orang-orang
yang ada di pusat desa. Yang selalu menatap mereka dengan ketakutan.
Tepat seminggu empat hari setelah menginjakkan kaki di
Konoha, Naruto dan Sasuke meninggalkan desa. Kepergian mereka di antar oleh
Minato yang terlihat sangat sedih dan Menma yang menangis. Padahal ia sangat
merindukan kembarannya. Sakura sempat memohon-mohon kepada Sasuke untuk menetap
di Konoha serta menuntut pada Naruto karena telah mengingkari janjinya. Tapi
Naruto hanya tersenyum lembut. berkata bahwa ia telah menepati janjinya untuk
membawa Sasuke ke Konoha. Kepergian Sasuke kali ini bukan lagi tanggung jawab
Naruto.
“Naruto. Kau akan pergi kemana setelah ini?” Gaara yang ikut
mengantar kepergian Naruto bertanya.
“Kami akan kembali ke Gunung Kurama. Sasuke harus memulihkan
diri di sana jika ingin kembali ke wujud semula. Kurama dan aku juga tak bisa
terlalu lama berada disini.” Mata biru Naruto memandang orang-orang yang
mengantar kepergian mereka. Yang pergi ke Gunung Kurama hanya Naruto, Sasuke
dan Kurama. Karin dan Juugo tidak bisa ikut karena mereka tidak memiliki ikatan
sedikitpun dengan kampung halaman para rubah itu.
“Apa kau akan mengunjungi kami?” diselingi dengan isak
tangis Menma bertanya. Padahal ia ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan
kembarannya. “Ayah apakah mereka harus pergi?”
“Tak ada pilihan lain Menma.” Minato tak dapat menghentikan
putranya. Ia sadar kepergian putranya adalah untuk keseimbangan negara
elemental. Konoha terlalu menjadi desa yang overpower dengan keberadaan Menma
dan Sasuke di dalamnya apagi bila di tambah dengan Naruto. Untuk mencegah
rusaknya keseimbangan antar negara Naruto dan Sasuke harus melepas status
mereka sebagai ninja dan warga Konoha.
Negara yang terlalu overpower akan memberikan kecemasan dan
ketakutan kepada Negara tetangga serta keangkuhan dan kesombongan bagi Negara
itu sendiri. Perang bisa saja terjadi bila hal itu dibiarkan.
“Tenang saja. Bila keadaan Kurama dan Sasuke telah pulih,
maka kami akan mengunjungi kalian semua.”ucap Naruto tapi tidak berjanji. Ia
tak tahu kapan Sasuke akan kembali ke wujud Tengunya. Naruto saja memerlukan
waktu berpuluh tahun.
.
Mereka bertiga berjalan menuju arah desa Uzushio tempat asal
klan Uzumaki. Sebelum menuju dunung Kurama, Naruto ingin mengunjungi kuil
Inari. Sudah sangat lama ia tidak mengunjungi tempat itu.
Selain itu ia terkadang juga merasakan keberadaan Itachi di
sana. Tampaknya Uchiha sulung itu sering mampir dan berdoa.
Kuil Inari berada di tanah lapang di tengah hutan lebat
Uzushio. Jalan setapak yang menghubungkan wilayah kuil dengan desa sudah
dipenuhi dengan semak belukar. Sambil menyusuri jalan setapak Naruto
membersihkan semak belukar itu.
“Itachi-nii sering mampir kekuil.” Ujar Naruto saat sudah
melihat gerbang Torii dari kuil Inari. Sasuke membantu membersihkan semak
sambil mendengarkan Naruto bicara. “Ia selalu memohon agar kau dibarikan
kebahagiaan dan dosa-dosanya diampuni.”
“Bagaimana kau bisa tahu?”
“Saat aku kembali ke Gunung Kurama dan memulihkan tubuh
setelah misi pengejaranmu itu. Aku bisa merasakan seluruh kejadian yang terjadi
di dunia ini. Kematian Jiraiya, Orochimaru, kau yang membunuh Danzo dan juga
Itachi. Aku juga tahu bahwa Itachi sedang sakit saat bertarung denganmu. Aku memberikan
sedikit kekuatan agar ia bisa bertahan sampai kalian bertemu.”
Mereka berdua memasuki wilayah kuil Inari. Gerbang Torii
yang berwarna merah itu tampak sudah sangat tua dan lapuk. Naruto dengan mudah
memulihkannya. Saat tiba di kuil mereka melihat dua buah jeruk yang sudah
mengering. Tampaknya itu adalah persembahan terakhir dari Itachi.
Kuil Inari itu tidak begitu besar. Hanya seluar 3 x 3 meter
dengan atap dan tiang penyangga berwarna merah, sisanya semua berwarna putih.
Didepan kuil terdapat dua patung rubah yang saling berhadapan. Didekat Torii
terdapat chozuya yang terus menerus mengeluarkan air. Air di sana masih sangat
bersih, biasanya air di chozuya digunakan untuk membersihkan tangan dan mulut
sebelum berdoa.
Disebelah kanan halaman kuil terdapat banyak sekali ema yang
bergantung. Ema-ema tersebut berisi permohonan dan ucapatn terimakasih dari
para pengunjung kuil. Bahkan ada beberapa ema yang sudah lapuk dan jatuh
ketanah. Naruto berjalan mendekati kumpulan ema yang begantung disana. Ia tidak
membaca apa yang tertulis di ema itu, tapi hanya dengan menyentuhnya ia bisa
tahu ketulusan dari orang-orang yang menulisnya.
Di kiri kuil terlihat sebuah pohon sakura besar yang
batangnya terikat oleh untaian shimenawa atau jalinan tali jerami yang
digantungi dengan shide –lipatan kertas putih-. Pohon sakura itu sangat besar
hingga batangnya bahkan hampir sama luasnya dengan luas bangunan kuil.
Naruto mengajak Sasuke membersihkan tangan dan mulut di
chozuya, airnya sangat segar sementara itu Kurama tampak merebahkan diri di
bawah pohon sakura yang rindang. Setelah membersihkan diri mereka menuju bagian
depan kuil. Mempersembahkan tiga buah jeruk segar meggantikan jeruk kering
persembahan Itachi. Setelah membersihkan bagian dalam kuil, Naruto dan Sasuke
melanjutkan perjalanan bersama Kurama menuju Gunung Kurama.
.
.
Sepuluh tahun telah berlalu. Konoha berubah dengat sangat
cepat. Dibalik patung para Hokage tampak berbagai bangunan tinggi menjulang.
Wajah di patung itupun sudah bertambah. Lihat, ada wajah Kakashi di urutan
kelima dan Menma di urutan keenam. Pemukiman di sekitar desa Konoha juga sudah
bertambah. Bahkan di Uzushio sendiri.
Malam itu pada bulan ketiga di tahun itu dilaksanakan sebuah
festival di kuil Inari dekat bekas Uzushio. Penyelenggaranya tentu saja Konoha,
para Kage turut diundang dalam memeriahkan acara ini. Ini adalah festival ke
empat yang telah dilaksanakan. ide dari pelaksaan ini diberikan oleh Minato.
dulu ia mengalami kesulitan karena tidak menemukan gadis atau pemuda dari klan
Uzumaki yang dapat memimpin upacara. Tapi setelah Karin bergabung dengan Konoha
dan Naruto menyerahkan gulungan berisi rentetan dan aturan upacara akhirnya
festival kuil Inari bisa di selenggarakan.
Oh didekat kuil, dibawah pohon sakura juga telah dibangun
kuil kecil baru seluas 100 x 100cm. Kuil Massha –kuil sekunder- itu di berinama
Kingitsune no Jinja lengkap dengan gerbang Torii kecil dan dua patung mini
rubah didepannya.
Festival itu dilaksanakan selama dua malam. Di buka dengan
tarian yang di bawa oleh penari klan Uzumaki dan ditutup malam besonya dengan
peluncuran kembang api dan lampon.
Biasanya saat pembukaan festival banyak sekali rubah-rubah
yang berdatangan dan berjejer di dekat Kingitsune no Jinja. Membuat para
pengunjung memberikan sedikit makanan kepada mereka. Biasanya setelah diberikan
makanan satu persatu mereka akan pergi.
Kebetulan malam itu bulan sedang purnama. Karin baru saja
selesai menarikan tarian persembahan sekaligus tarian pembuka saat cahaya
keemasan dan kebiruan munsul di atas pohon sakura yang mulai berguguran. Cahaya
itu perlahan membentuk sebuah sosok.
Dua orang pemuda, satu pemuda berambut pirang panjang dengan
kinagashi putih dan haori keemasan tengah duduk di dahan terbesar milik pohon
sakura. Dibelakang pemuda pirang itu terdapat ekor-ekor yang bergerak dengan
sangat lembut. pemuda pirang itu tampak tengah memakan permen apel di
tangannya. Di sebelah pemuda pirang itu tampak cahaya kebiruan yang membentuk sosok
pemuda dengan sayap kecoklatan besar di punggungnya. Pemuda itu mengenakan
yukata biru tua dengan haori hitam berpola burung elang.
Keberadaan dua pemuda itu tidak hanya disadari oleh oleh
Karin tapi juga beberapa ninja di tempat itu. Juugo yang kebetulan ada didekat
pohon sakura langsung menghampiri dua pemuda yang baru muncul itu.
“Sudah lama sekali kami tidak berkunjung.” Ujar pemuda
bersurai pirang itu. Minato yang juga menyadari keberadaan dua pemuda itu
langsung berjalan mendekat.
“Naruto. Akhirnya aku bisa bertemu denganmu.” Ujar lelaki
tua itu, rambutnya sudah mulai memutih walau dapat disamarkan oleh rambut pirangnya.
“Menma pasti sangat senang bila tahu kau datang.”
“Maaf baru bisa datang sekarang. Sasuke membutuhkan waktu
cukup lama untuk pulih.” Ujar Naruto melompat turun dari pohon diikuti Sasuke
di sampingnya. Minato menatap Sasuke dengan tertarik. Pemuda Uchiha itu tak
banyak berubah selain adanya sepasang sayap di punggung dan matanya yang lebih
memancarkan kehangatan.
Beberapa ekor rubah yang masih menunggu sedekah dari para
pengunjung mulai mengerumuni Naruto dan Sasuke. “Mereka sangat manis.” Ujar
naruto mengelus kepala rubah-rubah itu.
“Apa kalian akan lama disini?” Gaara yang baru saja datang
bertanya pada Naruto.
“Tidak. Setelah ini kami akan berkeliling. Ada tugas yang
harus Naruto selesaikan.” Bukan Naruto yang menjawab tetapi Sasuke. Pemuda
pirang itu terlalu asik mengelus rubah-rubah yang mulai banyak berdatangan, mengerumuni
pemuda pirang itu.
“Kau sendiri bagaimana Sasuke-kun?” Karin yang baru datang
setelah mengganti pakaiannya menjadi yukata keunguan bertanya.
“Aku bertugas mengawal dia.” Ujar Sasuke dingin pada gadis
itu.
Satu persatu para ninja yang mengenal dua sosok pemuda itu
mulai berdatangan. Menma langsung menerjang kembarannya dengan pelukan yang
erat membuat Sasuke harus menarik penyandang gelar Rokudaime Hokage itu
menjauh. Sedangkan Kiba yang datang bersama Akamaru di hadiahi geraman oleh
para rubah. Yah, rubah-rubah itu sangat benci dengan anjing.
Sasuke harus berusaha ekstra keras saat harus menjauhkan
para Roky 9 dari Naruto. Kebanyakan dari mereka datang dengan berlari,
menerjang lalu memeluk membuat perempatan mundul di dahi sang tengu.
Sabar. Sasuke, sabar. Mereka hanya bertemu Naruto semalam
dan kau bisa bersama pemuda pirang itu bermalam-malam.
Menma memperkenalkan dua orang anaknya. Boruto dan Himawari,
pemuda Namikaze itu ternyata menikah dengan Hinata. Rambut Boruto pirang
seperti kakeknya lengkap dengan tiga
kumis seperti Menma, begitu pula dengan Himawari. Hanya saja gadis itu berambut
biru seperti ibunya. Oh, mata mereka berdua berwarna safir. Gen sang kakek
tampaknya mengalir dengan deras di nadi mereka berdua. Berharap saja Hyuuga Hiashi
tidak murka karena tak ada satupun cucuya yang mirip dengannya.
Ino datag bersama dengan Sai, putra mereka benar-benar
campuran dari ayah dan ibunya. Begitu pula dengan Shikamaru dan Temari.
Bersyukurlah wahai para penyandang klan Nara. Akhirnya ada satu orang di klan
kalian yang tidak bertampang pemalas.
Sakura tidak bisa hadir di festival kali ini. Katanya ia
tengah mengandung anak Lee 8 bulan. Naruto berharap anaknya lahir selamat. Konoha
pasti gempar nanti dengan kehadiran seorang anak bersemangat masa muda dengan
kekuatan sebesar monster. Choji juga tidak bisa datang karena harus menemani
istrinya yang tengah mengendung anak kedua.
Naruto merasa senang. Teman-teman dan keluarganya tampak
sangat bahagia setelah kepergiannya. Semalaman ia menemani teman-teman mereka
bercerita. Mencoba beberapa makanan dan juag minuman serta mendapat berbagai
pelukan dari para senseinya. Jangan lupakan jitakan di kepala dan ciuman di
dahi oleh Tsunade yang membuat Sasuke hampir mengeluarkan pedang kusanaginya.
Setelah lewat tengah malam, festival hari pertama usai.
Naruto dan Sasuke juga mulai melanjutkan perjalanan. Mereka menyusuri hutan
dengan penampilan layaknya manusia biasa, tanpa adanya ekor dan telinga rubah
serta sayap besar di punggung.
Mereka mengunjungi satu tempat ke tempat lainnya. Membantu
sebuah desa yang kesulitan. Berdoa di kuil-kuil yang sudah di tinggalkan.
Bergadengan tangan menebar kebahagiaan walau terkadang harus mengalami kesulitan
karena menghadapi bandit.
Mereka tidak pernah menetap di suatu desa lebih dari lima
hari kecuali ada perayaan dan sebagainya. Orang-orang di desa yang sempat
mereka singgahi menyebut mereka sebagai pengelana, atau petapa. Terkadang
mereka akan mendapa surat dari kawan-kawan mereka. Menanyakan kabar, sedang
dimana, atau kapan akan berkunjung.
Mereka akan terus berpetualang, dari satu desa ke desa
lainnya. Berdua mereka melihat perubahan dunia ninja. Perkembangan teknologi
serta peradaban. Mereka bukan lagi manusia. Mereka berdua adalah Kitsune dan
tengu. Waktu bukanlah hal yang membatasi kebersamaan mereka. Selamanya mereka
akan berpetualang bersama.
END
Ayuuni Yuukinojo
Denpasar Bali, 6/Jan/2016

kereenn,,,gue awalnya mo bca d ffn,,tpi susah bngt buka d hp...aplgi d laptop..gk bisa sama sekali.
BalasHapustpi momen sasunaru kurraanggg,,,,
Thanks sudah menyempatkan diri untuk baca..
Hapusdi awal pembuatan sebenarnya aku sempat bingung bakal di buat pair apa,. ItaNaru atau SasuNaru...
.
dan aku juga sempat berpikir untuk membuat Sakura meminta Naruto menyerahkan Kyuubi dalam tuvuhnya ubntuk menyelamatkan menma yang sekarat.,
.
tapi entah jkenapa aku malah lupa,.
.
moment sasunaru sedikit.,
emang sih,.
di canon juga sedikit,.
tapi mau bagaimana lagi,.
sasuke terjebak di tempat bakoro sementara anruto masih harus memulihkan diri di Gunung Kurama,.
bertemu pun cuman waktu perang,.
setidaknya perasaan mereka tidak terhapuskan :3
Sangat keren , ceritanya menarik dan memuaskan. Tapi ada yang kurang . Benar moment sasunaru kurang. Tapi itu tidak menutupi betapa bagusnya fanfic ini. Selalu berkarya author. Semangat.
BalasHapus