• Posted by : Yuuki Sabtu, 07 Januari 2017




    Fase yang paling menyiksa saat istri hamil adalah saat fase ngidam dan Sasuke harus menghadapi dua istri yang sama-sama mengalami fase ngidam. Entah dia harus bersyukur atau tidak karena hal-hal yang diinginkan Naruto tidak aneh-aneh dan tidak harus Sasuke yang nmemenuhi permintaannya. Keinginan pemuda pirang penyandang nama Namikaze-Uchiha itu kebanyakan menimpa Madara Uchiha si Kakek -mantan kepala keluarga Uchiha- dan lelaki tua itu tampak sangat senang memanjakan Naruto dibantu oleh Hashirama, terkadang Uzumaki Arashi ayah dari Kushina jyga ikut memanjakan cucu mereka satu-satunya itu. 
    Sementara Naruto tampak lebih lengket dengan Madara. Sakura tampak memanfaatkan masa ngidamnya untuk memonopoli Sasuke ‘Ini keinginan bayi kita’ katanya setiap Sasuke hendak menolak dan pada akhirnya Sasuke memang tidak bisa menolak. Ia tidak mungkin mengacuhkan calon bayinya hanya karena tidak ingin begitu dekat dengan Sakura. Namun terkadang akan ada saat dimana Sasuke akan ditarik dengan kencang oleh istri-istrinya.  

    Empress of Uchiha Family 
    ††† 
    By : Ayuni Yukinojo 
    ††† 
    Naruto © Masashi Kishimoto 
    ††† 
    Pair : SasuNaruto 
    Warning : 
    Typo, OOC, EYD berantakan, Shonen-ai, 
    Judul tak sesuai dengan ceritamungkin- 
    .,. 
    Siang itu Nyonya Haruno datang berkunjung. Ibu Sakura (Haruno Mebuki) tampak sangat memanjakan putrinya. Ia membawakan banyak barang import seperti baju berkelas, make-up, dan keperluan ibu hamil. Kizashi, ayah Sakura hanya bisa meminta maaf kepada Nyonya keluarga Uchiha atas keributan yang diakibatkan sang istri. 
    “Sakura, dimana suamimu?” tanya Mebuki saat menyadari bahwa Sasuke tidak ada di rumah besar itu. Sakura terdiam, ia tidak tahu harus menjawab apa. Tak mungkin ia mengatakan dengan jujur kepada ibunya bahwa Sasuke tengah mengantar istri pertamanya ke dokter kandungan."Sasuke sedang ada rapat di kantor, ibu." 
    "benarkah? Wah dia rajin sekali. Walau harusnya dia lebih meluangkan waktunya untukmu. Kau kan sedang hamil. Lain kali ajaklah sasuke keru-" 
    "Fugaku." Suara berat dan dingin miliki mantan kepala keluarga uchiha menghentikan percakapanibu dan anak keluarga haruno itu. Uchiha madara datang dengan tangan dipenuhi dengan kantung belanjaan sementara dibelakangnya Obito –sang keponakan- membawa beberapa kotak yang tertumpuk hingga hampir menutupi wajahnya yang terluka. 
    "Madara-sama." Raut gembira terlukis dengan sangat jelas di wajah nyonya keluarga haruno itu. "Wah, Anda tak perlu repot-repot membawakan buah tangan sebanyak ini untuk Sakura." 
    Mata hitam Madara menatap Haruno Mebuki dengan lekat, sementara yang ditatap tampak heran. "Ah, ya. Obito, berikan tumpukan kotak yang berwarna Merah muda itu kepada Sakura. Itu perlengkapan serta keperluan bayi untuk calon cucuku." 
    "baik, paman." Satu persatu obito menurunkan barang bawaannya. Kotak berwarna merha muda itu kebanyakan berukuran besar. Sakura sudah sangat senang mendapat hadiah dari kakeknya ini. "Fugaku, dimana kau!?" Sementara Obito menurunkan dan menyerahkan beberapa kotaknya kepada Sakura, Madara tampak mendudukkan dirinya di kursi single disamping Mebuki. Ia tampak sangat tidak sabar. 
    "Ayah? Saya tidak tahu ayah akan datang kemari. Kenapa tidak memberi kabar?" Fugaku, sang kepala Keluarga Uchiha, putra sulung dari Uchiha Madara itu tampak muncul dengan tubuh dibalut yukata sederhana. Dibelakangnya Mikoto tampil tak jauh beda dengan suaminya. Tubuh yang memasuki usia 40 tahunan itu dibalut dengan yukata hitam sederhana dengan obi tipis serta lambang Uchiha dibagian punggung. 
    "Memangnya kenapa jika aku tidak memberi kabar? Kau ingin melarangku datang? Ini rumahku. Aku yang mendirikannya. Untuk apa aku harus mengabarimu untuk datang ke rumahku sendiri?" 
    "Maaf, ayah. Tapi bukan itu yang dimaksudkan suamiku. Jika ayah memberi kabar terelebih dahulu, maka ayah tidak perlu menunggu dan berteriak untuk memanggil kami." Ujar Mikoto setelah memerintahkan salah satu pelayannya untuk menyiapkan minum. 
    "Huh... Kalau tidak ada Mikoto, pasti setiap kunjunganku akan berakhir dengan adu ulut dengan anak berwajah kaku ini." Keluh Madara menyandarkan tubuhnya dengan lelah di kursi. 
    "Memangnya salah siapa aku punya wajah kaku seperti ini?" Gerutu Fugaku pelan. 
    "Kau bilang apa tadi?" 
    "Ayah, ada apa datang hari ini dengan membawa banyak barang bawaan?" Mikoto mengalihkan pembicaraan, ia duduk di kursi panjang dihadapan Nyonya Haruno dan menantunya, disampingnya duduk Obito yang tampak sedang melemaskan tangannya seusai membawa beban berat sementara Fugaku duduk di kursi single berhadapan dengan Fugaku."Ah, benar. Dimana Sasuke dan Naruto?" 
    "Sasuke sedang mengantar Naruto ke tempat Tsunade sejak pagi tadi." Sakura terdiam. Ibu mertuanya jelas-jelas mengatakan Sasuke sedang mengantar Naruto dihadapan Ibunya, sementara dirinya sebelumnya mengantakan bahwa Sasuke sedang ada rapat di kantor. 
    "Sajak pagi? Kenapa diabelum kembali juga? Pasti Hashirama-dobe itumenahan Naruto lebih lama disana. Atau bahkan memintanya untuk menginap." Mata Madara berkilat kesal sementara Uchiha junior lainnya hanya bisa menghela nafas lelah. Dua orang tua mantan kepala keluarga terkuat ini semakin tua sifatnya semakin kekanakan. Padahal dulu sewaktu muda sifat Madara bahkan bisa lebih dingin dari Fugaku. Entah apa penyebab perubahan drastis ini. Apa jangan-jangan karena terlalu sering bergaul dengan Hashirama? Cucunya saja-Naruto- bisa membuat putra sulung Fugaku yang terkenal dengan kedinginannya menyamai kutub selatan berubah menjadi pemuda yang sering melamun dan senyum-senyum sendiri saat masih dalam masa pertemanan dengan si pemuda pirang.  
    'Cucu dan Kakek tak ada bedanya. Sama-sama merusak keagungan sifat Uchiha.' Batin Fugaku melihat perubahan ayah serta putranya. Tidak sadar bahwa setiap berada didekat Minato, dia juga berubah menjadi lebih ekspresif dari biasanya. 
    "Mikoto! Cepat hubungi putra bungsumu itu dan suruh dia segera membawa Naruto pulang. Aku ingin segera memberikan hadiah-hadiah ini kepadanya. Jangan sampai Hashirama lebih sering memanjakan Naruto daripada aku." Obito menuruti  permintaan paman tuanya itu.bukan karena takut dihukum, tapi pamannya yang sudah berumur ini lebih senang menceramahinya panjang lebar kebanding menghukumnya. Sangat berlawanan dengan sifat kerasnya  dulu yang pantang di tolak. 
    "Kakek mungkin bisa memaksa Sasuke untuk pulang, tapi apa kakek bisa memaksa Mito-sama untuk mengijinkan Naru-chan pulang cepat?" Itachi muncul dari atas anak tangga mengenakan seragam lengkap kantor. 
    "Kau mau kemana Itachi?" Madara menatap heran karena tidak biasanya Itachi pergi ke kantor disiang hari. 
    "Aku ada janji rapat dengan Kyuubi, Nagato dan Mr. Yagura mengenai resort yang akan di bangun di wilayah Mizugakure dan Vila di wilayah Oto." 
    "Ohh. Jadi rencana itu akan benar-benar d lakukan? Bagaimana dengan Hotel di wilayah Kumo? Ide hotel yang menempel di dinding tebing itu sangat unik." Walaupun sudah tua bukan berarti Madara tidak tahu perkrmbangan perusahaan yang dulu ia bangun. Walau tidak terjun langsung menjalankan perusahaan, Madara tetap memberikan nasehat dan saran-saran untuk kelangsungan perusahaan yang sudah berumur 80tahun itu. 
    Meletakkan kopernya di dekatsang Kakek, Itachi mendekati sang ibu yang ingin memperbaiki penampilan putranya."Raikage A sudah setuju dengan rencana itu. Pembangunannya akan dimulai tahun depan." Mencium pipi ibunya sebagai ucapan terimakasih. 
    "Tidak biasanyaRraikage keras kepala itu menyetujui proposal kita dengan mudah." Fugaku sudah sering berhadapan dengan lelaki keras kepala pemimpin Kumo itu. Saking seringnya ia sampai hafal apa-apa saja yang akan dijadikan A sebagai alat untuk menyulitkan proyek yang dibuat perusahaannya. Oleh karena itu ia memerintahkan Itachi untuk menangani masalah Hotel di Kumo. Jika Itachi berhasil meyakinkan A maka Itachi sudah siap menjadi direktur Uchiha Corp. 
    "Oh, itu karena adik A, Killer B merupakan teman Naru-chan. Sepertinya B-san tertarik dengan cerita Naru-chan mengenai hotel yang menempel diatas tebing. Jadi dia membujuk kakaknya untu menyetujui proposal kita" itachi menatap ayahnya dengan tatapan merehkan. Ia tahu bahwa Fugaku sedang menguji kecakapannya. Tapi jangan salahkan dirinya jika Naru-chan membawa keberuntungan pada kasusnya kali ini. Ia sudah cukup lelah menghadapi setiap tantangan yang diberikan ayahnya ini. "Baiklah, aku berangkat dulu. Aku tidak mau diberi cacian dan gerutuan dari Kyuu-chan dan Mr. Yagura. Sampai jumka Kakek, paman Obito dan Ny. Haruno. Aku berangkat Ayah, ibu, Sakura." 
    Haruno Mebuki menatap para Uchiha senior yang memperbincangkan hal tak jauh dari masalah perusahaan. Ia menatap putrinya dengan penuh tanya. Siapa sebenarnya Naruto ini? Kenapa para Uchiha sangat memperdulikannya? "Uchiha-san. Kalau boleh saya tahu. Siapa sebenarnya Naruto ini?" 
    Sakura menatap ibunya dengan cemas. Ibunya tak pernah tahu masalah yang terjadi di hari pernikahannya kemain hari. Ibunya terlalu sibuk menyombongkan diri dihadapan para teman-teman sosialitanya hingga tidak sadar akan suasana tegang yang terjadi saat itu dan Ayahnya tentunya tidak menceritakan isi perjanjian antara keluarga Uchiha dengan kepala keluarga Haruno. Jika ibunya tahu maka sudah jelas ibunya akan menuntut agar Sasuke menceraikan Naruto terlebih dahulu sebelum menikahi dirinya, dan ia akan sangat yakin bahwa Sasuke dan Uchiha lainnya tidak akan setuju. Kemungkinan terbesar adalah Sakura tidak akan jadi menikah dengan Sasuke dan Sasuke kemungkinnan akan mencari calon lainnya. Tentunya itu membutuhkan waktu berbulan-bulan dan sebelum Sasuke mendapatkan calon yang tepat, Naruto sudah hamil terlebih dahulu. 
    "Ah, Naruto merupkan cucu kesayanganku." Madara menjawab dengan bangga. 
    Mebuki POV 
    "Wah, saya tidak pernah tahu Anda memiliki cucu lain selain Itachi-san dan Sasuke-kun." Mebuki menatap dengan penasaran. Pemuda yang dikatakan sebagai Naruto ini adalah cucu kesayangan Mada Uchiha, pasti kedudukannya lebih berperan penting dibandingkan dengan Sasuke Uchiha. Apakah jika ia menikahkan cherry blossom-nya dengan Naruto ini maka dia akan mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi? 
    "Dia memang bukan cucu kandungku. Tapi dia tetap cucu kesayanganku. Apalagi sebentar lagi aku akan memiliki cicit darinya. Hahaahah!" 
    Sial. Ternyata Naruto ini sudah menikh dan memiliki istri. Apalagi sebentarlagi akan memiliki anak. Pasti akan sangat sulit mendapatkannya. 
    "Wah dia sudah menikah? Dengan siapa?" Mebuki memasang topeng nya dengan sangat baik. Dia tersenyum dan menyembunyikan kekecewaannya dengan sangat baik. 
    "Dia menikah dengan Sasuke." 
    Mebuki POV END 
    Petir bagaikan menyambar disiang bolong. 
    Wanita dari keluarga Haruno itu menatap Fugaku dengan tajam menuntut penjelasan. 
    "I-Ibu-"Mebuki yang bangun dengan cepat menghentikan Sakura yang mendak memberi penjelasan. 
    "Apa maksudnya ini Fugaku-san? Bukankah Istri Sasuke-kun adalah Putriku." Mata mebuki menatap Fugau dengan garang. Ia tidak terima putrinya dimadu oleh orang yang tidak ia kenali setatusnya. 
    "Itu memang benar. Putri Anda adalah istri dari Putraku. Tapi dia adalah Istri kedu-" 
    "Kami Pulang!"seruan riang memecahkanketegangan. Sosok pemuda pirang masih dengan semangatnya diiringi Sasuke ke belakangnya membawa beberapa kantong berlanjaan. "Madara-Jii-chan!" Pemuda itu berlari memeluk sosok lelaki tua yang langsung berdiri ketika mendengar namanya diteriakkan dengan kencang. 
    "Naruto! Aku rindu sekali padamu." Tangan kokoh walau sudah berumur itu memeluk tubuh Naruto dengan erat.diabenar-benar merindukan cucunya ini. "Lihat, aku membawa banyak oleh-oleh untumu." 
    "Hehe, aku juga rindu kakek." Melepaskan pelukannya ia menatap tumpukan kotak berwarna biru dan oranye juga kantong-kantong tas yang ada di samping kursi tempat sang kakek duduk. "Wah, kebetulan sekali. Hashi-jiji juga memberikan aku banyak hadiah." Dia menunjukkan barang yang dibawa Sasuke. Putra bungsu keluaga Uchiha itu memmerintahkan salah satu pelayannya untuk membawa barang bawannya ke kamar si pirang. 
    "Jadi ini Naruto yang Anda katakan menikah dengan Putra Anda, Fugaku-san?" Seruan sarkatis Mabuki menarik perhatian semua intensitas orang di ruang tamu itu. Wanita itu berjalan mendekati Naruto yang berdiri didepan Madara. Tangan berkuku merah itu melayang dengan cepat mengukir tanda kemerahan dipipi berisi Naruto. Para pelayan memekik ngeri smentara para Uchia tertegun. Tamparan itu menghasikan suara memilikan dan membuat beberapa goresan luka di pipi bergaris tiga itu. "Naruto!" Mikoto dan Sasuke berseru kencang ketika melihat Naruto hampir limbung, untuk Madara dengan sigap menarik naruto dalam dekapannya. "PEMUDA JALANG! Berani-beraninya kau merebut suami putriku! Harusnya kau jual saja dirimu di pelacuran daripada merebut kebahagiaan putriku!" Wajah cantik Mebuki memerah karena marah. Wanita itu melupakan posisinya di kediaman Uchiha dan terus melemparkan kata-kata kotor penuh hinaan kepada pemuda pirang yang masih terdiam syok dalam dekapan Uchiha Madara. 
    "HARUNO!!" 
    Suruan kencang yang terdengar hingga keseluruh sudut kediaman itu menghentikan deretan hinaan Mebuki dan membuat seluruh penghuni lainnya menahan nafas tegang. Amarah dari Uchiha Madara, sang Dewa perang telah bangkit. 
    TBC 

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © 2013 - Hyperdimension Neptunia

    My Fanfiction - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan