Archive for Mei 2016
Akashi Brother 2
0
Hari itu keluarga kecil
Akashi sedang berpiknik di taman. Si bungsu Tetsuya mendekap erat bahu sang
ayah yang menggendongnya. Mata baby blue itu berbinar-binar melihat pemandangan
taman yang luas dan ditumbuhi bunga-bunga. Di samping kirinya ada sang ibu yang
sedang membawa keranjang bekal di bantu oleh sang kakak. Senyum tak pernah
lenyap dari bibir anak mungil kesayangan Masaomi itu, tawanya terdengar
bagaikan dentingan lonceng yang lembut di telinga si kepala keluarga.
"Hati-hati Tetsuya, kau bisa jatuh." ujar Masaomi sambil mengeratkan
gendongannya pada sang anak. Maklum saja. Ini pertama kalinya Tetsuya diajak
pergi ke tempat luas penuh bunga, wajar dia menjadi sangat aktif dalam
gendongan ayahnya.
"Tet-chan terlihat
sangat senang ya, Masaomi-san." Tangan lembut Tetsuna-sang ibu membelai
surai si bungsu.
"Ini pertama
kalinya Tetsuya pergi ke taman Kaa-sama. Wajar kalau dia tampak sangat
senang."
"Sei-kun juga
terlihat senang." canda sang ibu sambil mengacak surai merah putra
sulungnya.
Akshi Brother
© Tadatoshi Fujimaki
By : Ayuni Yuukinojo
Pair : AkaKuro. Akashi!Brother
Warning : OOC, Typo,
Tetsuya : 4 tahun.
Daiki, Taiga, Shigehiru, Ryouta : 5 tahun
Seijurou, Midorima, Murasakibara: 13 tahun
Himuro Tatsuya : 18 Tahun
Alex : 25 Tahun
Kaki mungil itu
melangkah dengan berani. Menyusuri jalan berbaping yang dihiasi rerumputan dan
bunga. Mata baby bluenya menatap kesekeliling. Dunia tampak sangat besar di
matanya. Dulu ia mengira dunia hanya sebatas pekarangan rumah luas yang
dipenuhi bunga kesayangan ibunya, tapi ia sekarang telah melihat dunia yang
lebih luas dari hanya sebuah pekarangan rumah.
Walau ini yang pertama
kalinya, tapi mata baby blue itu tidak terlihat takut. Semangat seorang Akashi
terpancar di mata polosnya. Mata yang begitu bersih tanpa ada satupun keseihan
yang meracuninya.
Halaman depan SMP Teiko
yang tersambung dengan daycare Kiseki sangatlah luas, dipenuhi pepohonan
rindang yang menyejukkan. Ini sudah memasuki jam pulang sekolah. Kebanyakan
siswa yang tidak ikut kegiatan club akan langsung pulang jadi wajar jika
keberadaan pangeran bungsu Akashi yang tengah berpetualang itu menjadi pusat
perhatian seluruh siswa.
"Astaga! anak siapa
itu!?" -wajar
"Manik
sekali."-ini juga
"Pipinya embul.
Pengen ku cubit." -mulai menghawatirkan
"Boleh ku bawa
pulang gak ya?" -ini bahaya
Mata baby bule itu
melirik para siswa yang mulai mengerubunginya. Ia tidak suka keramaian, apalagi
tanpa sang kakak disisnya. Karena bila ia berada di tempat ramai tanpa ada sang
kakak maka pipi embulnya akan terancam. Tak mau pipi embul imut yang sering di
gigit sang kakak di jamah oleh orang lain, pangeran bungsu Akashi itu mengambil
langkah seribu meninggalkan halaman secepat yang ia bisa.
Sementara itu di daycare
Keributan besar tengah
terjadi. Si anak baru Akashi Tetsuya menghilang dari ruangan. Para balita
tengah berusaha membantu sang pengurus untuk mencarinya. Maklum saja, hawa
keberadaan si kecil Akashi itu sangat tipis, kadang kerasa kadang tidak.
Rasanya seperti hantu. Himuro Tatsuya yang sudah mencari di seluruh ruangan
hanya bisa menghela nafas karena tidak menemukan si anak. mata kelamnya menatap
para balita yang membantu mencari Tetsuya di tempat persembunyian yang
tergolong absrud. Sementara Kise menangis meraung-raung karena kehilangan
malaikarnya.
Kolong meja -itu normal
Di balik pintu -itu juga
normal
Tempat sampah -Tetsuya
tak sejorok itu Daiki -_-
Pot bunga -Taiga kau
bercandakan?
"Cencei, Tecuya gak
ada dimana-mana."Shigehiro berseru, ia tidak ikut mencari tapi hanya
menatap kegiatan encari kawan-kawannya yang absurd sambil menenangkan Ryouta.
"Hahh~ sepertinya
dia pergi keluar. kalian tunggu disini. sensei akan mencari Alex utuk menjaga
kalian."
.
Kabur dari kerumunan
para siswi, pangeran bungu Akashi itu tanpa sadar memasuki halaman belakang SMP
Teiko yang dipenuhi dengan lapangan olah raga. Matanya menatap setiap kegiatan
club yang dilakukan di lapanga itu. Sepak bola, base ball, lari. Tapi takada
satupun yang menggunakan bola orange besar seperti milik kakaknya.
"guk...guk..guk..."
gongongan kecil terdengar dari semak-semak. Penasaran, Tetsuya menuju arah
sumber suara menemukan seekor mahluk kecil berbulu imut dengan mata yang
menawan seperti milik ibunya -mirip matamu juga tet-chan-. "guguk."
seru Tetsuya senang, ia mengelus bulu halus anak anjing itu dengan pelan lalu
memberikan remah roti yang ia bawa dari daycare sebagai bekal. Senang saat
anjing itu memutuskan untuk mengikutinya.
Okay, Pangeran bungsu
Akashi telah menemukan pengikut pertamanya.
.
Dengan seekor anjing
manjadi pengikut setianya Tetsuya kembali menyelusuri area SMP. Tujuannya hanya
satu, menemukan sang kakak. mungkin setelah si anjing dia akan menemukan hal
lain yang bisa menjadi pengikutnya.
Area belakang SMP Teiko
di pisah menjadi dua bagian. Lapangan outdoor dan indoor. Tetsuya tadi sudah
menyelurusri lapangan outdoor dan tidak menemukan sang kakak. Ia kini mengambil
jalan di lorong beratap, ia cukup kepanasan berjalan dibawah terik matahari
itu. Suara decitan terdengar dari bangunan besar di depannya. Di dekat bangunan
itu ada mesin minuman dengan sosok ungu yang tengah terjongkok. Penasaran
Tetsuya mendekati sosok ungu itu. "Nii 'napa?"
"ng~? dare?"
suara malas keluar dari pemuda berambut ungu itu. Pemuda bertubuh besar yang
tengah berjongkok itu menatap sosok mungil di depannya dengan mata
berbinar-binar.
"Akachi Tecuya, 'pat
taun." well, Tetsuya sudah mengerti sekarang bagaimana caranya
memperkenalkan diri.
"kawaiiiii~"
langan besar sosok itu mendekap Tetsuya erat sementara anjing kecil Tetsuya
tampak menggeram. "are~ anjingnya juga imut~"
Mengetahui bahaya yang
datang, anjing yang tampaknya tipe siberian husky itu menghindar dan mengigit
tangan si pemuda ungu. "Itai~"
"guguk
'angan." Tetsuya melihat mata teman barunya yang besar tengah memerah,
lalu mengalihkan pandangannya pada bekas gigitan si anjing di tangan pemuda ungu
itu. "'Atit pegi." ujar Tetsuya sambil mengelus dan meniup-niup bekas
gigitan si anjing. "Nii candy~" tangan mungil itu menyodorkan dua
gulung permen kecil berasa vanila dan karamel. Menyerahkannya pada si taman
baru.
Mata ungu Murasakibara
menatap dua permen di tangan mungil bocah di depannya. Permen vanila dan
karamel yang menis di berikan oleh anak manis dengan pipi embul bagaikan
bakpau. Murasakibara seperti mau pingsan karena kadar manis yang di luar batas.
"Nee~ Arigatou. Namamu siapa tadi?"tangan besar Murasakibara meraih
tangan mungil gembul Tetsuya mengambil dua permen manis pemberian si anak
manis. "Akachi Tecuya, 'pat taun."
"Akashi? Kau
adiknya Akashi?" Murasakibara kini memangku tubuh gembul Tetsuya sementara
Tetsuya sendiri tengah memeluk si anjing. Kepala bersurai baby blue itu
bergerak pelan seiring dengan kepala bulat itu mengangguk. "Nii-sha."
"Kau ingin bertemu
dengan Akashi?"
"Ung." kepala
baby blue itu kembali mengangguk.
"Ayo ku antar. Oh
ya, Aku Murasakibara Atsushi. Yoroshiku nee~"
"Mula-nii
Yolochiku."
"Kawaiiii~"
.
.
"Akashi, dimana
Murasakibara?" Nijimura Shuzo kapten tim basket SMP TEIKO mendekati si
calon kaisar merah yang sedang beristirahat. Keringant terlihat mengalir di
tubuh si sulung Akashi. "Tadi dia izin kelar untuk ke kamar mandi."
"Itu sudah lama
sekali. coba kau cari di-" seluruh penghuni lapangan tampak terperangan
dengan kedatangan Murasakibara bersama dengan sorang bocah kecil yang
menggendong seekor anjing. Mata baby blue anak kecil itu berbinar-binar melihat
bola orange memantul di lapangan. Bola yang sama dengan miliki kakakknya. Sosok
merah di sebrang lapangan menarikperhatian Tetsuya. Kelapa merah, mata
heterocrome, kulit putih dan wajah mirip sangayah itu. Tak salah lagi, itu
kakanya. Dengan langkah kaki secepat yang dia bisa. Dia berlari menjatuhkan si
anjing dalam dekapan yang untungnya bisa mendarat dengan baik di lantai.
"Nii-sha!"
Kaki mungil bersepatu
bermotif kelinci itu melangkah cepat. Tak memperdulikan seisi lapangan yang
tampak memperhatikannya dengan heran, tidak juga pada si anjing yang kini
sedang asik bermain dengan bola orange besar yang terabaikan. Tujuan
pertualangannya hanya satu. Mencari sang kakak. "Nii-sha~" tangan
mungilnya terentang mengharapkan pelukan dari sosok idolanya. Bibirnya tersenyum
bahagia.
Seijurou AKashi si
Pangeran sulung keluarga Akashi terkejut, tidak menyangka akan di datangi oleh
sang adik. Seingatnya jarak daycare dan gym basket cukup jauh, dan adik
mungilnya mencarinya seorang diri diwilayah sekolah yang luas. Akashi tak bsia
membayangkan kesulitan apa yang dialami oleh sang adik.
Tangan kokoh yang
sebelumnya digunakan untuk mendreble, mempas dan menembakkan bola dengan keras
kini mengangkat sang adik ke dalam dekapan. Tidak memperdulikan tatapan heran
dan terkejut dari para budak-teman setimnya. Ia hanya ingin memberikan
perhatiannya pada sang adik. "Kenapa kau bisa ada disini Tetsuya?"
Suara dingin itu
membekukan seisi lapangan. Para buda-anggota tim mulai menunjukkan kecemasan,
khawatir jika si tangan dingin Akashi akan menyakiti bocah tak bersalah yang
tiba-tiba datanga."Nii-sha 'kaeri."
"Kita belum pulang
Tetsuya, kenapa kau bisa berada di sini hm~?" Seijurou mengajak adiknya
duduk di bangku pinggir lapangan. Mendudukkannya tepat di pangkuan, si anjing
kecil mengikuti dan bergelung di bawah kaki si sulung."guguk~" seru
Tetsuya saat melihat pengikut barunya bergelung di bawahnya."Anjing ini
milikmu Tetsuya?"
"Un. Guguk
'Cuya~"
"Dimana kau
menemukannya?" Seijurou mengelus bulu lembut si anjing, memberikan sebuah
bola basket untuk di mainkan si anjing.
"Taman."
"Kita tidak bisa
membawanya pulang Tetsuya. Kita harus mengembalikannya." Seijurou mengelus
kepala adiknya lembut. melihat tatapan sedih di wajah sang adik.
"Nda, guguk
'Cuya~" bocah kecil itu meronta dalam dekapan sang kakak. Turun dari
pangkuan dan memeluk anjing barunya dengan erat. Tidak mau kehilangan si teman
baru. "Hah~ baiklah. Kita akan membawanya pulang."
Setelah meminta izin
kepada pelatih dan ketua klub basket, Seijurou segera mengganti pakaiannya
meninggalkan sang adik di gym bersama si anjing dengan Murasakibara sebagai pengawasnya.
Pemuda raksasa bersurai ungu itu tampaknya sangat menyukai Tetsuya sejak si
pangeran mungil Akashi itu memberikan permen kepadanya.
Menggandeng tangan sang
adik, Seijurou bersama dengan Nigou -nama yang diberikan Nijimura kepada si
Anjing- menuntun Tetsuya kembali ke day care. Didepan pintu masuk mereka telah
di sambut dengan wajah garang Alex yang bercampur cemas. Untung saja Himuro
Tatsuya mengambil alih pembicaraan sebelum Alex sempat mengeluarkan kata-kata
bernada tinggi.
Setelah mengambil tas
Tetsuya yang tertinggal di kelas, kedua pengeran Akashi itu meninggalkan day
care. Tanaka telah menunggu di depan day care dengan setia. Kata Himuro buttler
keluaga Akashi itu sudah menunggu sejak tiga puluh menit yang lalu.
.
.
Piama hangat telah di
kenakan. Selimut menutupi setengah tubuhnya. Mata baby blue Tetsuya menatap
sang kakak yang masih sibuk di atas meja belajarnya. "Nii-sha. Papa?"
Akashi menatap sang adik
perihatin. Ia sadar akhir-akhir ini setelah kepergian sang ibu, ayahnya menjadi
sedikit menjauhi Tetsuya. Akashi Masaomi lebih sering menyibukkan diri di
kantor. bahkan sampai tidak pulang. Kepala keluarga Akashi itu juga jarang
menemui Tetsuya. padahal dulu Masaomi selalu menyempatkan diri untuk bertemu
istri dan anaknya di sela-sela kesibukan kantornya yang padat. Dan Seijurou
mengerti bahwa adiknya ini sedang merindukan sang ayah."Tou-sama
sepertinya masih di kantor Tatsuya. Hari ini Tetsuya bermain apa?"
mengalihkan perhatian, wajah lesu saat mendengar sang ayah masih di kantor tergantikan
wajah semangat untuk menceritakan pertualangannya di day care.
"'Cuya punya teman
balu. Taiga-kun, Daiki-kun dan Shige-kun." ujarnya semangat. ia bangkit
dari tidurnya dan duduk berseila sambil mendekap boneka kelinci putih
kesayangannya."Oh! Ada Kice belicik."
"Mereka tidak
mengganggumu kan?" Seijurou menutup buku tugasnya yang sudah ia
selesaikan. Menyusul sang adik yang duduk di atas tempat tidur.
"Tidak. Cuya di
kaci pelmen. Lalu kaci ke Mula-nii." Mata biru besar Tetsuya menatap sang
kakak yang kini ada di sampingnya.
"Ho. Karena itu
Murasakibara mau menemanimu tadi."
"Nii-sha, Nigou
mana?" kepala bersurai biru itu mencari keberadaan anjing kecil yang
sedari tadi tidak ia lihat.
"Dia ada di halaman
belakang. Dia tidak boleh masuk ke kamar, Tetsuya."
"Kenapa? Dilual
dingin."
"Kau tidak perlu
cemas. Tanaka-san sudah memberinya selimut. Sekarang sudah malam. Ayo
tidur."
Membantu adiknya
merebahkan diri. Tangan berkulit putih Seijurou memeluk adiknya erat didalam
selimut. "Oyashumi Tetsuya."
"Oyashumi Nii-sha~
Oyashumi Papa~."
TBC
By : Yuuki
