Archive for Agustus 2015

  • KinGitsune 6

    0



    “Sungguh rendahan! Berani-beraninya kalian mengorbankan adik kalian sendiri! Dosa kalian akan dibawa hingga ke keturunan terakhir kalian!”

    Kingitsune
    (Rubah Emas)
    †††
    By : Ayuni Yuukinojo
    †††
    Naruto © Masashi Kishimoto
    †††
    Pair : ?/Naruto
    Warning :
    Typo, OOC, EYD berantakan, menjurus Shonen-ai,

    Panas terik matahari mengiringi perjalanan misi Tim 7 ke luar desa. Ini pertama kalinya mereka mendapat misi ke tempat yang jauh dan tak mereka ketahui. Dengan di tuntun oleh Tazuna yang kini sudah melepaskan botol araknya mereka melewati hutan.
    Menma memimpin barisan terdepan dengan Sasuke dibelakangnya. Dibelakang Sasuke ada Tazuna yang disamping kiri dan kanan di jaga oleh Sakura dan Naruto, sementara Kakashi berada di barisan paling belakang berjalan sambil membaca buku keramatnya.
    Panas yang terik membuat keringat mengalir deras dari tubuh empat genanin dan satu penduduk sipil itu. “Panas~ panas~ panas~ panas~” gumam Naruto sambil melonggarkan resleting jaketnya.
    “Bisa tidak kau tutup mulutmu. Kalau kau merasa panas kau bisa minum air yang menggenang disana itu. Warna air itu sama dengan warna kulitmu.” Sindir Sakura yang tampaknya mendengar gumaman lirih Naruto.
    Mata sebiru sapphire itu menatap Sakura datar lalu mengalihkan pandangannya pada dua genangan air yang ada di bawah bayang pohon. Matanya memandang kosong dan tak berminat namun seulas seringai terpatri diwajahnya yang manis. Dia berjalan dengan santai melewati air menggenang itu hingga saat ia mendengar suara gemerincing rantai dan tubuh yang terjatuh semua pejalan kaki itu membatu.
    Dihadapan mereka tampak tubuh sang sensei telah tergeletak tak bernyawa dengan rantai berduri yang mengikatnya. Rantai berduri itu terbentang dari tubuh Kakashi hingga ke genangan air yang tadi mereka lewati. Perlahan genangan air yang datar itu mulai timbul dan membentuk wujud dua lelaki mengenakan pakaian ninja serba hitam dengan dua tangan yang terlilit rantai hitam. Diujung rantai terdapat sabit dan pisau tajam yang masih menancap ditubuh Kakashi. “SENSEI!” terika histeris Sakura, ini pertama kalinya ia melihat pembunuhan secara langsung dan ini cukup mengguncang jiwanya.
    “Selanjutnya kalian.” Ujar sosok hitam yang meiliki rambut lebih panjang, didahinya terdapat hitaiate asal Negara kiri dengan garis melintang di tangahnya tanda bahwa mereka merupakan missing-nin. Dua lelaki hitam itu mulai mengerang para genin, yang berambut panjang menyerang Menma sedangkan yang satunya menyerang Sasuke.  Sementara Naruto telah bersiaga dengan kunai di tangan kanan dan tangan kirinya memegang gagang pedang yang masih disarungkan.
    Katon : Goukakyuu no jutsu. Ninjutsu andalan klan Uchiha meluncur menuju arah lelaki hitam yang tak memiliki rambut alias botak. Dengan muda dia menghalau jutsu api tersebut dengan dinding air ciptaannya. Benturan antara air dan api tersebut menciptakan asap yang menghalangi seluruh pandangan sekitar. Mata sasuke menajam perlahan mulai memerah dengan satu buat temote yang ada didekat pupilnya. Dengan mata legendaris Sharingan itu dia dapat mengetahui diaman letak lawannya yang ternyata kini tengah melesat menuju arah Tazuna yang sedang dijaga oleh Naruto dan Sakura.
    “Naruto awas!” seruan kencang dari sasuke tidak membuat naruto begeming, dia terus berkonsentrasi merasakan perubahan udara hingga sebuah tekanan udara kencang datang menuju arahnya. Sebuah rantai melesat menuju kepalanya dan berhasil ditahan dengan kunai di tangan kanannya. Rantai itu menegang menariknya kearah si pelempar, tubuh Naruto tertarik diiringi dengan teriakan dari Sasuke dan Sakura. Saat Naruto membuka mata sebuah sabit menyambutnya, kunai itu melesat hendak memotong lehernya, dengan segera Naruto menghindar saat posisinya dudah cukup dekat dengan secepat kilat Naruto menarik pedanngnya menebas lelaki  botak itu tepat di leher.
    Futon : Kamaikaze” hembusan angin kencang meniup kumpulan kabut yang sebelumnya dihasilkan akibat benturan justsu Sasuke dan si lelaki botak. Udara mulai bersih dan pandangan tak lagi dihalangi. Sakura dan Sasuke dapat melihat Menma yang telah berhasil mengikat lelaki berambut panjang dengan rantai hitam milik lawan dan naruto yang tengah berdiri didepan tubuh tanpa kepala bersimbah darah dengan sebuah kepala yang teronggok tepat di bawah kaki Naruto.
    Pandangan mata sappire itu kosong manatap ekspresi kepala tanpan badan itu. Mengernyit sejenak sebelum menendang kepala itu pelan menuju tubuhnya. Jeritan Sakura mengalihkan pandangan Naruto, dapat ia lihat Sakura yang tengah memandangnya ngeri dan takut, Tazuna yang mengalihkan pandangan, Sasuke yang memandangnya dalam dan Menma yang mendengus meremehkan.
    “Kerja bagus anak-anak.” Suar poff kecil terdengar seiring dengan muncunya Kakashi lengkap dengan buku bacaannya. Lelaki bersurai abu-abu itu berjalan mendekati penyerang mereka yang masih terikat. “Jadi, katakana siapa yang memerintahkanmu?”
    “Heh! Sampai mati pun tak akan ku katakan. Lagi pula, kenapa tak kau Tanya saja pada lelaki tua tak berguna itu.” Ekspresi lelaki yang terikat itu tamak sangat ketakutan, pupilnnya mengecil dengan keringat dingin yang bercucuran.
    “jadi kau lebih memilih mati ya? Baiklah.” Tangan kanan kakashi yang sebelumnya masuk ke saku celana mulai mengambil kunai di kantong senjatanya. Saat ia hendak menikam shinobi didepannya sebuah pedang telah terlebih dahulu memotong telinga kiri lelaki yang terikat itu.
    “Jujur saja aku lebih suka kau disiksa terlebih dahulu sebelum di bunuh.” Suara datar itu berasal dari pemilik pedang, mata birunya menatap kosong. “Katakan atau siksaanmu akan lebih berat lagi.”
    “Cukup Naruto. Kau tak perlu ikut campur dalam masalah mencari informasi ini.” Mata kakashi memandang naruto datar. Mendecih pelan Naruto berjalan menjauhi Kakashi dan lebih mendukukkan diri dibawah pohon bersama Tazuna. Dengan tenang dia menghirup nafas dalam lalu memejamkan matanya.
    .
    Skip
    Misi di Nami no Kuni berjalan dengan lancar. Walau mengalami banyak masalah karena keberadaan Zabuza dan Haku misi itu dapat diselesaikan dengan baik oleh tim 7 tersebut. Walau harus mengalami cidera terutama Naruto dan Sasuke yang sempat terjebak di kubah es Haku tapi dengan tehnik pedangnya Naruto berhasil menahan serangan senbon dari Haku sehingga Menma datang menolong.
    Beberapa hari setelah kepulangan Tim 7, keadaan Konoha menjadi sangat ramai, itu di sebabkan karena sebentar lagi akan diadakan ujian Chunin yang menurut lima Negara besar akan diadakan di Konoha.para jounin terlihat berkeliaran disekeliling desa memastikan tak ada hal yang mencurigakan yang dapat mengganggu jalannya ujian.
    Saat ini Tim 7 tengah menunggu kedatangan guru mereka di Traning Ground 7. Mereka sudah menunggu selama satu jam lebih tapi guru dengan rambut keabuan itu tak kunjung datang. Hingga seekor anjing ninja kecil mendatangi mereka dan menyampaikan pesan dari sang sensei bahwa pelatihan hari ini di batalkan. Keempat ninja muda itu diminta menemui sang sensei didepan gedung Hokage. Setelah menyampaikan pesan itu anjing ninja yang diketahui namanya sebagai pakkun itu menghilang dengan kepulan asap.
    Dalam perjalanan menuju gedung Hokage tim 7 bertemu dengan Konohamaru, cucu satu-satunya dari sang Hokage ke-3. Bocah yang masih duduk di akademi itu dengan bangganya menantang Naruto tehnik ninjutsu yang dengan senanghati di tolak. “Haha! Bilang saja Kak Naruto lemah. Tidak bisa ninjutsu!” bucah berusia enam tahun itu menyombongkan dirinya tanpa sadar menabrak sosok yang berjalan dibelakangnya.
    “Apa-apaan kau bocah!” sebuah tangan mengangkat Konohamaru keudara. Kakinya yang tak mencapi tanah berusaha memberontak. “Bocah lemah! Berani-beraninya kau cari masalah denganku. Akan ku bunuh kau!” lelaki dengan wajah penuh coretan itu mengangkat Konhamaru keudara hanya dengan satu tangan, saat ia bersiap membanting cucu Hokage ke-3 itu ke tanah sebuah kunai melesat menyerempet pipinya dan menancap ke pohon besar di belakangnya.
    “Turunkan dia atau kau akan menimbulkan perang antar desa.” Pelaku pelemparan yang taklain adalah Naruto berjalan mendekati pemuda shinobi Suna itu.
    “Heh! Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh bocah sepertinya hingga menimbulkan perang? Dia bukan anak Hokage!” pemuda Suna itu memandang remeh Konohamaru dan Naruto bergantian, sesekali menoleh kearah teman wanitanya yang ada dibelakang.
    “Dia memang bukan Anak Hokage. Tapi dia cucu kesayangan dan satu-satunya dari Hokage ke-3. Tentu Konoha akan langsung mengumumkan perang jika kau berani mengusik keluarga Hokage.” Acam naruto pada dua ninja suna didepannya dan menarik Konohamaru, menyembunyikanya dibelakang punggungnya. “Dan minta juga teman setimu yang ada di atas pohon sana untuk memasukkan kunainya kembali.“
    Dua ninja suna dihadapannya menunjukkan ekspresi tak mengerti. Saat mereka menoleh kearah pohon dibelakangnya sudah tampak seorang pemuda bersurai merah dengan tato kanji ‘Ai’ didahinya tengah menatap Naruto dengan tajam. Mata sewarna jade itu memandang lurus pada mata sapphire Naruto selama beberapa saat hingga ia berdecak dan mengalihkan pandangannya pada dua anggota timnya yang ada di bawah sana.
    “Kankuro. Temari. Kita pergi dari sini.” Pemuda berambut merah itu menghilang dalam kepulan asap yang diikuti oleh dua anggota timnya.
    Naru menghela naas lega. Dia berhasil menghindari pertikaian dengan shinobi luar yang kelas lebih kuat dan lebih berpengalaman. Konohamaru yang masih berada di belakangnya hanya mampu bergetar menahan takut.
    POFF
    Kakashi muncul dengan tiba-tiba diantara mereka, masih dengan buku pornonya ditangan. “Yo anak-anak. Aku ada pengumuman untuk kalian. Dalam tiga hari dari sekarang akan diadakan ujian chunin di Konoha. Kalian aku harapkan untuk mengikutinya. Pendaftaran dilakukan pertim. Jadi bila kalian ingin ikut, tim ini harus daam keadaan lengkap. Pikirkan ini masak-masak karena yang mengikuti ujian bukan hanya dari ninja Konoha tapi juga dari luar Konoha. Nyawa kalian bisa saja terancam. Sekian. Kalian boleh pulang.”
    .
    SKIP
    Tiga hari berlalu kini anggota Tim 7 tengah berjalan menuju ruang ujian, dalam perjalan mereka bertemu dengan anggota Tim Guy yang terdiri dari Hyuga Neji pemilik mata Byakugan, Rock Lee dengan setelan serba hijau dan rambut mangkuk mirip guru Guy nya dan Tenten gadis tomboy bercepol dua.
    “Sakura-saaannn~” teriakan nyaring Lee menghentikan langkah Tim 7 yang hendak memasuki kelas. “Sakura-sann~ hari ini kau cantik sekali!!”
    “Diamlah Lee! Kau berisik! Sasuke-kuu~ ayo kita masuk ke kelas~” tangan sakura merangkul lengan Sasuke dan menyeretnya memasuki ruang kelas diikuti oleh Menma dibelakang. Sedangkan Naruto hanya memandang Lee yang sedang pundung dan seorang pemuda bersurai abu-abu dikuncir yang mengenakan sebuah kaca mata bulat. “Hoi idiot cepat masuk!” seruan dari Menma di pintu kelas mengalihkan pandangan Naruto. Dengan perlahan pemuda bersuari pirang itu memasuki kelas. Didalam sana beberapa meja telah diduduki dan Tim 7 juga duduk di tempat yang terpisah. Sasuke ada di deretan no tiga dari belakang, sakura ada di sampingnya, Menma duduk di samping gadis Hyuuga yang dulu satu kelas dengannya saat di akademi.
    Berpasang-pasang mata memandang Naruto yang berjalan menyusuri kelas menuju deretan bangku paling belakang tepat di pojok. Ia dapat mendengar bisikan-bisikan nada menghina dan mencemooh dari seluruh isi kelas. Ia juga dapat merasakan tatapan membunuh dari pemuda berambut merah yang duduk di tengah kelas, pasir-pasir halus pemuda itu tampang mengambang di udara disekitar sipemuda.
    Dari tempat duduknya Naruto dapat melihat seluruh penghuni kelas. Mulai dari Kiba dengan Akamaru yang duduk di samping Hinata, Shino tepat di bangku disamping Kiba, Shikamaru dan Chouji di deretan bangku no dua dari belakang lengkap dengan tampang malas dan snack di tangan. Ino di samping Sasuke membuat si pemuda emo diapit oleh dua fansgrilnya.
    Pintu ruangan terbuka dimasuki oleh seorang lelaki berpakaian hitam dengan luka yang memenuhi wajahnya. Lelaki itu berjalan menuju meja guru, memukul meja dengan keras mangalihkan perhatian seluruh penghuni kelas. “Aku Morino Ibiki pengawas ujian tahap pertama. Pada ujian ini kalian harus menjawab sepuluh soal yang diberikan panitia. Bila kalian sampai ketahuan mencontek maka kalian akan didiskualifikasi. Tim yang anggotanya terdiskualifikasi maka akan gugur. Kalian paham!”
    “Ya!”
    .
    Ujian telah berjalan selama satu jam. Sudah ada tiga orang yang terdiskualifikasi karena mencontek. Mereka melakukan tindakan yang ceroboh dengan terangterangan, alhasil mereka berserta timnya haru tersingkirkan. Naruto sendiri tau apa tujuan dari ujian ini. Di awal Ibiki telah mengatakan bahwa yang ketahuan mencontek akan di diskualifikasi. Garis bawahi ‘yang ketahuan’ artinya jika tak ketahuan maka takkan ada masalah. Ibiki juga tak mengatakan bahwa siswa ‘dilarang mencontek’. Itu sebabnya Naruto tidak menjawab soal. Dia hanya mengamati para peserta yang berusaha mencari jawaban. Dari tempat duduknya ini dia dapat melihat Sakura yang sedang tegang, Sasuke yang mengerjakan dengan santai –ia pasti menggunakan sharingannya-, hinata yang tampak sesekali memberitahu Menma jawaban dari soal-soal. Lalu perhatian Naruto terarah pada langit-langit, disana ada sebuah mata terbuat dari pasir melayang-layang mengelilingi kelas, lalu serangga-serangga Shino sempat ia lihat tengah merayap dibeberapa baju peserta lain. Akamaru juga tampak sangat berisik di atas kepala Kiba tapi si pemilik tampak tak mengalami kendala dalam menjawab soal.
    Ibiki dan pengawas ujian lain mulai mengelilingi kelas memeriksa para peserta. Beberapa peserta tampak tegang saat lelaki dengal luka memenuhi wajah itu lewat disamping mereka. “Kenapa kau tak menjawab satupun?” suara Ibiki yang berat mengintrupsi kegiatan Naruto. Lelaki itu memandang naruto dengan tajam. “Apa kau meremehkan ujian ini? Atau kau tak sanggup menjawab? Bukankah lebih baik kau mengundurkan diri saja daripada didiskualifikasi secara tak terhormat.”
    “Aku tidak meremehkan unjian ini. Dan bila aku mengundurkan diri maka Timku pun akan didiskualifikasi. Walau aku tak perduli pada mereka dan ujian aku masih memikirkan nama baik keluarga mereka. Lagipula aku sudah mengerti maksud dari ujian ini jadi tak ada gunanya aku menjawab soal.” Ujar Naruto santai, kedua tangannya ia gunakan untuk menopang dagunya.
    “Sudah mengerti?”
    “Ya, tujuan dari ujian ini adalah untuk mencari info atau jawaban tanpa diketahui pengawas. Pencari info atau mengamati adalah tindakan dan kemampuan yang sangat diperlukan seorang ninja dalam menjalankan misi. Bila kemampuan pengamatannya lemah maka dia akan ketahuan, dalam misi itu bisa berujung pada kematian. Peserta yang tadi dikeluarkan pun melakukan tindakan yang ceroboh dalam mencari info. Benar bukan?”
    Ibiki merasakannya, walau samar mata sebiru langit itu menujukkan wibawa dan pengalaman seseorang yang telah lama terjun kedunia ninja. Mata tu juga tak memiliki ambisi tapi terlihat kuat. “hem. Kau benar. Selamat kau lulus.” Ujar Ibiki pelan lalu kembali berjalan menuju depan kelas.
    “Waktu habis. Kumpulkan semua jawaban kalian.” Para penjaga mulai mengumpulkan jawaban, sesekali mereka tersenyum melihat jawaban-jawaban yang melenceng dari inti pertanyaan. “Baiklah. Semua yang ada dikelas ini kunyatakan lulus.” Ujar Ibiki kemudian.
    “Apa maksudmu sensei?” seorang ninja dari konoha mengacungkan tangan.
    “Inti dari ujian ini adalah mengumpulkan informasi dengan baik dan tepat. Peserta yang sebelumnya gagal adalah peserta yang melakukan kecerobohan dalam mengambil informasi. Dalam menjalankan misi seringkalian kalian akan ditugaskan untuk mencari informasi dari seseorang, kelompok, desa bahkan Negara. Ujian ini adalah untuk melihat apakah kalian pantas dalam tugas itu. Jadi kalian-”
    PRANK
    Belum Ibiki menyelsaikan penjelasannya, kaca yang ada di kelas itu tiba-tiba pecah diterobos oleh seorang wanita berambut pendek keunguan. Ia mengenakan sebuah baju jaring yang menunjukkan kulit mulusnya, sebuah rok ninja pendek dan sebuah jaket keabuan berlengan panjang. Dia dengan santai duduk diatas meja guru sambil memakan dango yang ia bawa. “Ibiki bodoh. Kenapa banyak sekali yang lolos? Hm? Uchiha, Nara, Akimichi, Yamanaka, dua Hyuuga, Inuzuka, Aburame, Sabaku bersaudara. He~ dua Namikaze eh?”
    “Ralat, satu Namikaze dan satu anak buangan~ hahahaha~” tawa menma menggema di kelas, peserta lain yang tak mengerti hanya mengernyit heran dan yang mengerti hanya tersenyum dan terdiam.
    “DIAM!” bentakan Anko, nama ninja wanita eksentrik itu.”Kalian segera berkumpul di depan gerbang tiga belas hutan kematian. Ku beri waktu satu jam, telat sedetik saja kalian ku diskualifikasi beserta tim kalian mengerti.”
    .
    Siang itu pintu masuk hitan kematian tampak ramai dengan para ninja muda dan ninja-ninja senior. Mereka memasang ekspresi tegang tak jarang juga terdapat raut takut. Siapa yang tak kenal Hutan kematian? Hutan tertutup yang dilarang untuk di masuki, didalam hutan itu terdapat banyak hewan-hewan mengerikan yang bahkan sulit dihadapi oleh ninja senior sekalipun. Walaupun begitu, hutan ini memiliki sebuah wilayah yang kaya akan hewan buruan dan buah-buahan yang dapat dikonsumsi, hanya saja tak banyak ninja yang mengetahuinya.
    “Semua Berkumpul! Aku akan menjelaskan aturan dalam Ujian ini.” Ninja wanita dengan pakaian terbuka itu berdiri di atas sebuah podium, disampingnya terdapat beberapa ninja dan anbu yang berdiri dalam posisi siaga. “Saat akan memasuki Hutan kalian akan diberikan sebuah gulungan entah itu gulungan Langit atau Bumi, tugas kalian adalah mengumpulkan gulungan Langit dan Bumi lalu membawanya kesebuah bangunana di pusat hutan. Kalian bisa merebut gulungan-gulungan itu dari tim lawan. Jangka waktu yang diberikan adalah lima hari. Jika dalam lima hari kalian belum sampa di bangunan pusat maka kalian akan dinyatakan gugur. Dan satu lagi. Kalian aku minta untuk menulis surat wasiat sebelum memasuki hutan dan meyerahkannya pada ninja penjaga.”
    “U-untuk apa kami menulis surat wasiat?” seorang kunoichi muda dengan pelindung kepala kumogakure tampak bergetar ketakutan. “Bukankah ini hanya ujian?”
    “Ya ini hanya ujian. Tapi didalam sana kami ninja dan anbu tidak bisa ikut campur banyak apalagi bila tim kalian berhadapan dengan tim lain. Bisa saja dalam pertarungan perebutan gulungan kalian malah terbunuh.”
    .
    .
    .
    Tim tujuh dengan anggota yang tidak biasa itu baru saja memaski gerbang hutan. Mereka masuk melalui gerbang tiga belas. Setiap tim memasuki gerbang yang berbeda untuk mengurangi terjadinya bentrokan anatar tim. Dengan gulungan Langit di tangan Sakura mereka mulai berjalan kedalam hutan.
    “Kita harus segera membuat rencana.” Ucap Sasuke yang berada di barisan paling depan, Menma yang ada di belakangnya hanya mengangguk sedangkan Sakura yang ada dibarisan nomer tiga hanya tergugup. Sementara Naruto yang ada dibarisan paling belakang tak begitu memperdulikan, dia tengah mengamati setiap sisi hutan dengan waspada.
    “Aku, Sasuke dan Sakura akan mencari tim yang memiliki gulungan Bumi, sementara kau! Anak tak berguna, kau pergi cari sumber makanan saja. Jangan kembali sebelum kau mendapatkan makanan untuk kami.” Tunjuk Menma pada Naruto yang sedari tadi tak mengeluarkan suara.
    Mengernyitkan alis, samar-samar Naruto tadi merasakan keberadaan cakra yang mencurigakan beberapa ratus meter dari mereka.“Tak masalah.” Ucapnya namun dengan pandangan mata yang masih siaga.
    “Kalau begitu ayo kita bergerak. Kita kembali lagi kemari dalma waktu dua jam.” Pemuda Uchiha itu mulai memisahkan diri dari barisan diikuti oleh Sakura dan Menma.
    “Sebaiknya kau tak menyusahkan kamu, lemah.” Desis menma yang hanya bisa didengar oleh Naruto.
    Naruto hanya memandang kepergian mereka bertiga dengan wajah tanpa ekspresi. Matanya memandang awas pada arah yang dituju timnya. Arah yang membawa mereka bertiga menuju sebuah cakra yang dirasa naruto sangat mencurigakan beberapa saat lalu. Mengangkat bahu tak perduli Naruto mulai berjalan kearah yang berlawanan dari Timnya, mulai mencari makanan untuk konsumsi timnya tanpa memperdulikan sosok berambut hitam panjang dengan kulit putih bak mayat yang menyeringai gila. “Sssttt~ Namikaze dan Uchiha~”

    TBC 

    A/N :
    Maaf update telat.
    Jujur saja saya kesulitan dalam menulis, baik itu menulis fanfik ataupun Skripsi saya.
    jadi mohon permaklumannya bila telalu lama menunggu.
    .
    Salam Ayuni Yuukinojo.
    .
    Denpasar, 23/8/25 (2.893)


  • Copyright © 2013 - Hyperdimension Neptunia

    My Fanfiction - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan